Mongabay.co.id

Banjir Longsor Lumajang dan Malang Telan Korban Jiwa

 

 

 

 

Hujan deras mengguyur Jawa Timur, menyebabkan banjir dan tanah longsor di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, 7 Juli lalu. Satu rumah tertimbun hingga menyebabkan satu keluarga tewas di Desa Sumberurip, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang. Mereka adalah Galih Adi Perkasa (23),  Candra Agustina (20) dan Galang Naendra Putra usia empat bulan.

Ketiganya terlelap tidur saat tebing di belakang rumah mereka longsor hingga menimbun rumah. Patria Dwi Hastiadi,  Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang dalam siaran pers yang diterima Mongabay mengatakan, ketiga korban meninggal dunia karena longsor menimbun dapur dan kamar tidur.

Selain longsor, banjir juga merata di sejumlah titik tersebar di enam desa di Kecamatan Pronojiwo. Petugas BPBD Lumajang dan relawan turun membantu korban banjir dan tanah longsor.

“Banjir dan longsor disebabkan hujan deras selama beberapa hari,” kata Camat Pronojiwo melalui aplikasi perpesanan.

 

Longsor menimbun beberapa jalan dan jembatan hingga akses terputus di Lumajang-Kabupaten Malang. Foto: BNPB

 

Longsor juga terjadi pada kilometer 59 jalur piket nol Lumajang-Malang. Longsoran mencapai 20 meter dengan ketinggian 10 meter. Sejumlah eksavator membersihkan tanah longsor ini namun hujan deras hingga proses pembersihan  setop. Jalur Lumajang-Malang tutup total.

Banjir juga menyebabkan tiga jembatan di Lumajang putus di Desa Pronojiwo dan Sidomulyo, Pronojiwo yang menghubungkan Lumajang-Malang. Jembatan Kali Regoyo, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, juga terputus hingga ratusan penduduk terisolir. Jembatan Gantung Kali Regoyo, di Dusun Kebondeli Selatan, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, juga putus.

Tak hanya di Lumajang, hujan deras juga mengguyur Kabupaten Malang menyebabkan Sungai Penguluran Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan meluap. Kondisi ini menyebabkan ratusan rumah di Desa Sitiarjo terendam banjir. Ketinggian air mencapai 70 centimeter sampai 1,5 meter.

“Genangan mulai surut, masih terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang,” kata Sadono Irawan,  Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malan.

BPBD dan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Malang mendirikan dapur umum (DU) di Balai Desa Sitiarjo untuk korban banjir. Ada juga tenda pengungsian di lokasi aman banjir.

Banjir juga memutus akses jalan Malang menuju pantai Sendangbiru, genangan air mencapai 30 centimeter. Juga menyebabkan warga Dusun Krajan RT 15 RW 03 Desa Bantur, Kecamatan Bantur hanyut terseret arus sungai Bantur. Korban Supandri, berusia 50 tahun.

“Kronologis awal korban membersihkan kayu tersangkut di jembatan bersama beberapa warga lain kemudian terpeleset dan terbawa arus sungai deras,” katanya.

Warga dan petugas BPBD Kabupaten Malang menyisir dan mencari korban hanyut. Data BPBD Kabupaten Malang, banjir  juga melanda Desa Pujiharjo, Kecamatan Tirtoyudho dan tanah longsor di Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading.

 

Ratusan rumah di Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang terendam banjir. Foto: PMI Kabupaten Malang.

 

Cuaca ekstrem

Taufiq Hermawan,  Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda, menyebut, kalau sejumlah wilayah di Jawa Timur berpotensi cuaca ekstrem. Ia bisa menyebabkan bencana hidrometeoroligi seperti hujan lebat, tanah longsor, puting beliung, dan hujan es.

“Cuaca ekstrem potensi terjadi di Blitar, Malang, Lumajang, Banyuwangi, Jember, Kediri, Trenggalek, Jombang, Nganjuk dan Ponorogo,” tulis Taufiq dalam siaran pers.

Dia meminta,  masyarakat di sejumlah wilayah itu waspada potensi bencana hidrometeorologi. “Silakan memantau informasi terkini citra radar cuaca WOFI melalui laman BMKG. Serta informasi peringatan dini tiga harian dan peringatan dini,” kata Taufiq.

 

 

BPBD Lumajang mengerahkan sejumlah eksavator untuk membersihkan tanah longsor yang menutup jalan raya menghubungkan Lumajang-Malang. Foto: Facebook Thoriqul Haq

*****

Exit mobile version