Mongabay.co.id

Sayur Karang, Tumbuhan Kaya Manfaat dari Pesisir Pantai di Ambon

 

 

 

 

Sayur karang, begitu tumbuhan bak jamur di atas bebatuan karang ini biasa disebut. Pernahkah mendengar atau melihat langsung sayur laut ini? Sayur karang atau nama latinnya Porphyra sp ini adalah jenis rumput laut atau makroalga laut,  merupakan sumber terbarukan yang potensial dalam lingkungan laut.

Bagi masyarakat pesisir Ambon, Maluku, tumbuhan ini sudah dimanfaatkan turun-temurun, sebagai sayur maupun obat-obatan.

Sayur karang adalah jenis tumbuhan di atas batu karang dengan waktu pengambilan di Ambon saat musim timur.  Musim timur ini merujuk angin bertiup dari timur, biasa musim penghujan antara Mei hingga September awal. Masa ini, identik juga dengan kemunculan tumbuhan karang ini.

Masa itu, gelombang laut sangat tinggi hingga nelayan tidak bisa melaut. Untuk memenuhi pangan, sayur karang bisa jadi pengganti lauk di Ambon.

Ferdi Waas, warga Negeri Hatalai, Kecamatan Leitmur Selatan (Letisel) Kota Ambon, Maluku, berjibaku mendapatkan sayur laut di bebatuan karang.

Dia bilang, tempat pengambilan bunga karang selama ini di pesisir pantai, Negeri Hukurila, Leitisel, Kota Ambon. Di sana, katanya, jenis rumput laut ini tumbuh subur saat musim timur.

Uniknya, untuk mendapat hasil berkualitas saat bunga karang diterpa ombak. Mereka harus ambil hati-hati melewati satu demi satu tebing batu karang. Belum lagi ombak besar bergerak menghantam batu karang.

 

Sayur Laut, yang tumbuh diatas bebatuan karang laut Foto: Edison Waas

 

Setiap musim timur, katanya, warga pesisir selalu menyempatkan diri mengambil bunga karang ini untuk jadi lauk pauk, bahkan dijual.

“Rasanya enak, jika waktunya kami sering mengambil. Tanpa ikan pun kami makan, apalagi jika dimakan dengan singkong, pisang dan ketela pohon rebus,” kata Ferdi.

Bagi warga pesisir Leitimur Selatan, pesisir Desa Hukurila merupakan pusat sayur laut ini. Laut dan pesisir pantai di sana berkarang. Saat ini, Pantai Hukurila merupakan satu destinasi wisata di Kota Ambon, yang memiliki keindahan pantai dan taman bawah laut.

Tumbuhan ini layaknya parasit yang menumpang subur di bebatuan karang. Sayur tumbuh lebat,  tampak terlihat bebatuan karang berwarna coklat atau kekuning-kuningan.

Setelah berburu sayur laut ini, kata Ferdi, biasa langsung olah  dengan dimasak maupun dikeringkan. Keluarga Ferdi, biasa jadikan sayur ini urap.

Olahan mirip urap berbahan dasar bunga karang diminati masyarakat Pesisir Ambon.

 

Sayur karang sudah diolah dan siap santap. Foto: Edison Waas

 

Apa itu sayur karang?

Berdasarkan jurnal penelitian Radja B D Sormin, dari Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Pattimura, sayur karang, termasuk jenis alga dari devisi Rhodophyta yang tumbuh atau melekat pada bebatuan di daerah pasang surut. Ia muncul ketika musim timur tiba antara Juni sampai September.

Penelitian berjudul “Komposisi Kimia dan Potensi Bioaktif Sayur Laut” ini bertujuan mempelajari komposisi kimia sayur laut atau rumput laut jenis Porphyra sp. Juga potensi bioaktifnya ekstrak sebagai antibakteri terhadap tiga jenis bakteri yaitu Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan Salmonella typhi.

Dalam jurnal penelitian itu, Radja menulis banyak jenis rumput laut di Maluku yang masyarakat manfaatkan turun temurun sebagai sayur maupun obat-obatan. Satu jenis rumput laut sebagai sayur adalah sayur laut ini.

Jenis ini,  katanya, banyak ditemukan di Desa Hukurila, Ambon.

Di Indonesia, sebut penelitian itu terdapat beberapa jenis rumput laut yang bernilai ekonomis seperti Eucheuma, Gracilaria, Gellidium, Sargassum dan Hypnea, dan beberapa jenis yang sudah budidaya seperti Eucheuma cottoni.

Kebiasaan mengonsumsi sayur laut oleh masyarakat sudah sejak lama bahkan diperkirakan sebelum bangsa asing menemukan daerah ini.

Bukti tertulis yang ditinggalkan Rumphius, ahli biologi Belanda kelahiran Jerman, tahun 1750 menerangkan, pada abad ke-16 ketika Belanda menduduki Ambon, warga sudah biasa memasak berbagai makroalga dengan berbagai macam bumbu dan bahan lain hingga hasilkan masakan lezat.

 

Sayur laut, tumbuh diatas bebatuan karang laut. Foto: Foto: Edison Waas

 

Dalam bidang medis, menurut Romimohtarto dan Juwana 2009, secara tradisional sayur laut diyakini mampu melancarkan pencernaan, menurunkan kolesterol dan sebagai penurun panas.

Tak hanya diolah jadi sayur lalapan maupun urap, dari penelitian sayur karang ini juga dapat diolah sebagai bahan pangan maupun obat-obatan bernilai tinggi.

Balai Riset dan Standarisasi Industri Ambon juga penelitian dengan judul “Analisis gizi nori dari rumput laut Porphyra marcossi ang di Perairan Maluku,” guna menganalisis kualitas gizi nori dari rumput laut Porphyra marcossi. Hasilnya, jenis ini mampu menggantikan penggunaan nori impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Voulda D. Loupatty, peneliti mengatakan, hasil penelitian menunjukkan rumput laut jenis ini mempunyai nilai gizi cukup tinggi.

Ada 10 jenis asam amino yaitu treonin, arginin, tirosin, meteonin, lisin, valin, asam glutamate, glisin, fenilalanin dan alanin. Teknologi pengolahan nori cukup sederhana dan mudah dikembangkan dalam industri rumah tangga.

Dalam jurnal penelitian ini juga, Loupatty menulis di Maluku terutama sekitar Pulau Ambon ada jenis rumput laut merah biasa dikonsumsi masyarakat pesisir pantai yang dikenal dengan nama daerah Huang isi atau sayur isi atau disebut juga lumu-lumu licin, sedangkan nama ilmiahnya yaitu Porphyra marcossi.

 

*******

 

Exit mobile version