Mongabay.co.id

Resak Brebes, Pohon Endemik Jawa yang Terancam Punah

Pohon tidak hanya bermanfaat bagi kehidupan manusia tetapi juga untuk kehidupan satwa, lingkungan kita, dan alam semesta. Foto: Rhett Butler/Mongabay

 

 

Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman tumbuhan tinggi. Salah satunya adalah keberadaan pohon-pohon langka dan endemik yang tersebar di banyak daerah. Namun, sejauh ini perhatian terhadap berbagai jenis pohon langka dan endemik masih sedikit.

“Salah satu yang terancam punah adalah pohon resak brebes [Vatica javanica ssp. javanica],” kata Muhammad Yusuf dari komunitas Biologi Satu, kepada Mongabay Indonesia, pertengahan September 2023.

Pada Oktober 2021 lalu, komunitas Biologi Satu melakukan ekspedisi resak brebes yang berlokasi di Desa Capar, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Ekspedisi itu bertujuan mendata populasi, menginventarisasi ancaman, serta mengampanyekan kepada masyarakat terkait pelestarian pohon langka dan endemik tersebut.

Eskpedisi yang dilakukan selama tiga bulan tersebut berhasil mendata 260 individu per hektar pohon resak brebes, yang ditemukan di 8 plot berukuran 20×20 meter. Mereka juga mencatat jumlah seedling [anakan pohon] yang tingginya kurang dari 150 cm, sejumlah 200 individu.

Sedangkan jumlah sapling [pohon muda] dengan ukuran pohon tinggi lebih dari 150 cm, dengan diameter 5-10 cm sejumlah 19 individu. Untuk jumlah tiang dengan diameter pohon 10-20 cm adalah 15 individu.

“Meski ekspedisi telah selesai, kami tetap melakukan kampanye penyelamatan pohon endemik ini ke sekolah-sekolah, pemerintah desa, dan juga memanfaatkan media sosial,” kata Yusuf.

Baca: Bagaimana Nasib Pohon-pohon di Indonesia?

 

Pohon tidak hanya bermanfaat bagi kehidupan manusia tetapi juga untuk kehidupan satwa, lingkungan, dan Bumi tempat kita hidup. Foto: Rhett Butler/Mongabay

 

Dalam ekspedisi itu, menurut dia, ancaman kelestarian resak brebes adalah adanya penebangan kayu gelondongan dan pembukaan lahan. Sementara, habitatnya cukup kecil. Pembukaan lahan dilakukan warga untuk dijadikan kebun kopi, yang dianggap lebih produktif dan menguntungkan secara ekonomi.

Komunitas ini juga melakukan adopsi pohon di Desa Capar, serta melakukan penggalangan dana publik melalui aplikasi di internet, untuk mendukung kegiatan aksi konservasi mereka demi menyelamatkan pohon resak brebes dari ancaman kepunahan.

Baca juga: Pelahlar, Pohon Endemik Nusakambangan yang Kini Terancam

 

Vatica javanica ssp. javanica. Foto: Titi Kalima/P3H KLHK

 

Ciri-ciri pohon resak brebes

Dalam buku berjudul “Daftar Merah 50 Jenis Pohon Kayu Komersial, Desember 2020” yang dipublikasikan oleh Pusat Penelitian Biologi LIPI [kini BRIN], dijelaskan nama lain resak brebes adalah kruing laki dan pelahlar laki. Populasi jenis ini diperkirakan menurun 50 persen dalam kurun waktu 100 tahun, dengan kualitas habitat menurun juga.

Ciri-ciri utama resak brebes adalah berukuran kecil dan sedang dengan tinggi mencapai 27 meter dan diameter setinggi dada 25 cm. Permukaan batang berwarna putih keabuan atau cokelat keabuan. Batang lurus memiliki garis mendatar yang melingkari batang. Ranting diselimuti bulu-bulu halus yang rapat dan persisten. Kayunya tergolong keras dan kuat sehingga berpotensi digunakan untuk konstruksi bangunan, seperti rumah, jembatan, dan bahkan ukiran.

Dalam buku itu disebutkan juga bahwa alih fungsi lahan hutan menjadi pertanian, perkebunan, serta pemukiman yang sangat masif di Pulau Jawa menjadi ancaman utama jenis ini. Kondisi tersebut menyebabkan penurunan populasi resak brebes yang cukup drastis.

Baca juga: Pohon-pohon Langka Indonesia, Bagaimana Nasibnya?

 

Pohon resak brebes. Foto: Dok. Pohon Langka Indonesia

 

Seperti telah ditulis Mongabay sebelumnya, peneliti botani di Indonesia, Tukirin Partomihardjo, memaparkan empat aspek yang harus serius diperhatikan terkait ancaman pohon langka dan endemik di Indonesia.

Pertama, adanya pemanfaatan berlebihan. Kedua, habitat tumbuh pohon semakin terdesak akibat perkembangan penduduk untuk dijadikan bangunan dan perumahan.

Ketiga, kerusakan habitat membuat variasi genetik dan kesehatan jenis pohon mengalami penurunan kualitas. Keempat, penyebaran biji dan penyerbukan bunga memerlukan satwa, semakin rusaknya lingkungan beserta habitat jenis-jenis satwa penyebar, semakin sulit juga regenerasi pohon dilakukan.

 

Exit mobile version