Mongabay.co.id

Anjing Bisa Menangis Saat Bahagia

 

Momen pertemuan kembali antara anjing dan pemiliknya, kerap kali menghadirkan pemandangan yang mengharukan. Anjing melonjak-lonjak kegirangan dan ekornya mengibas ke sana ke mari. Mata anjing terlihat basah tanda binatang ini bisa mengeluarkan air mata. Ternyata keluarnya air mata anjing merupakan respon emosional yang nyata.

Setidaknya menurut sekelompok peneliti dari Jepang ini. Mereka terdiri dari delapan peneliti yang berasal dari fakultas kedokteran hewan, pusat ilmu simbiosis manusia dan hewan, pakar bidang otak dan neurofisiologi, serta oftalmologi. Ini adalah spesialisasi kedokteran yang berkaitan dengan penyakit mata.

Mereka mengklaim telah berhasil membuktikan bahwa anjing melepaskan air mata saat bahagia. Hasil penelitian mereka dimuat dalam jurnal Current Biology, beberapa waktu lalu, di bawah judul Increase of Tear Volume in Dogs After Reunion with Owners is Mediated by Oxytocin.

“Sepengetahuan kami, belum ada penelitian sebelumnya yang menyelidiki hubungan antara perilaku emosional dan volume air mata pada hewan. Kami melakukan Schirmer Tear Test dan mengukur volume air mata pada anjing sebelum dan sesudah berjumpa lagi dengan pemilik, dan orang lain yang dikenal,” tulis Kaori Murata mewakili timnya.

Schirmer Tear Test adalah sebuah tes untuk memeriksa apakah mata memproduksi air mata yang cukup untuk membasahi mata. Tes dilakukan dengan cara meletakkan kertas khusus pada kelopak mata selama beberapa menit. Selanjutnya volume air mata yang membasahi kertas diukur.

Hasilnya, volume air mata anjing ternyata meningkat secara signifikan saat bertemu pemiliknya. Meski anjing juga bertemu dengan manusia lain yang dikenalnya namun fenomena yang sama tidak ditunjukkan oleh sang anjing saat bertemu dengan pemilik.

“Ketika larutan oksitosin diteteskan ke mata anjing, volume air mata juga meningkat, yang menunjukkan bahwa oksitosin mungkin memediasi sekresi air mata selama reuni pemilik dan anjing,” tulis laporan itu.

baca : Suara Anjing Liar Pegunungan Papua Ini Tidak Melolong, tapi Bernyanyi

 

Anak Agung Dewi Laina Pertiwi (12 thn) memeluk salah satu anjing yang dia selamatkan dan dirawat di rumahnya di Desa Mas, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Bali. Foto : Anton Muhajir

 

Untuk sampai pada kesimpulannya, para peneliti mengukur volume air mata yang dihasilkan oleh 18 ekor anjing saat berada di rumah bersama pemiliknya. Peneliti kemudian membandingkan dengan hasil tes setelah anjing-anjing tersebut dipertemukan kembali dengan pemiliknya setelah berpisah selama lebih dari lima jam. Hasilnya anjing mengeluarkan lebih banyak air mata saat bertemu kembali dengan pemiliknya dibanding saat sendirian di rumah.

Eksperimen tambahan yang melibatkan 22 anjing menunjukkan, saat mereka diberi oksitosin ke mata mereka, volume air mata yang dihasilkan juga meningkat. Sementara saat diberi larutan lain tidak menunjukkan gejala yang sama. Oksitosin terbukti merangsang aktifnya kelenjar air mata pada anjing.

Takefui Kikusui, anggota lain dalam tim peneliti itu kepada Guardian mengatakan meskipun telah menemukan bahwa anjing menunjukkan peningkatan jumlah air mata saat bertemu dengan pemiliknya, namun masih ada pertanyaan yang tersisa yang perlu dijawab.

“Kami belum tahu apakah anjing menunjukkan peningkatan air mata saat anjing bertemu dengan anjing. Kami juga tidak tahu bagaimana anjing menggunakan air mata untuk berkomunikasi satu sama lain,” ujar Kikusui.

Yang jelas, telah terjadi hubungan saling menguntungkan dari dorongan keluarnya air mata itu. Para ilmuwan menemukan pemilik merasa lebih ingin merawat anjing saat mereka melihat peliharaannya itu matanya berkaca-kaca.

“Air mata mereka mungkin berperan dalam memperdalam hubungan timbal balik dan selanjutnya mengarah pada ikatan antarspesies,” tulis para peneliti.

baca : Kisah Sedih Laika, Anjing Pertama yang Meluncur ke Orbit Bumi

 

Hasil penelitian menunjukkan anjing bisa menangis bahagia. Foto : Ellevet Sciences

 

Namun tidak semua orang di komunitas sains yakin akan hal ini. Mengutip NPR, seorang profesor oftalmologi hewan dari Kansas State University bernama Jessica Meekins sedikit meragukan hasil temuan itu.

Dalam oftalmologi kedokteran hewan dikenal suatu batas yang dengannya seekor hewan bisa disebut menangis dengan mengeluarkan air mata yang cukup. Ada pertanyaan, apakah angka itu benar-benar telah tercapai. Selain itu menganalisis komposisi air mata untuk mengetahui pemicu emosional akan menjadi tambahan informasi berguna.

“Akan menarik untuk mengetahui, bukan hanya komponen volumenya, apakah air mata tersebut mengandung molekul sama dengan apa yang telah diidentifikasi pada manusia dalam beberapa penelitian dan dalam upaya menyelidiki mengapa kita menangis,” kata Meekins.

Namun bagaimana saat sedih? Para ahli masih bersepakat bahwa anjing tidak mengeluarkan air mata saat sedih seperti halnya manusia. Anjing mengekspresikan kesedihannya lewat cara lain. Misalnya, dengan suara atau gerakan tertentu untuk menarik perhatian pemiliknya.

Mengutip Ellevet Sciences, anjing selama ini mengeluarkan air mata untuk menjaga bagian matanya tetap bersih, terlindungi, dan terlumasi. Saluran air mata anjing memiliki struktur yang berbeda dengan manusia. Pada anjing air mata yang dihasilkan lebih banyak mengalir kembali ke rongga hidung.

Kesamaan emosi anjing dengan manusia saat mengeluarkan air mata, barangkali sudah terjawab dengan hasil penelitian dari para peneliti Jepang itu. Saat bahagia, anjing dan manusia sama-sama bisa mengeluarkan air mata bahagia.(***)

 

Exit mobile version