Mongabay.co.id

Temuan Baru, Gajah Afrika Saling Menyapa dengan Nama Panggilan

 

Setelah ini barangkali kita tak akan lagi memandang gajah Afrika (Loxodonta africana) seperti dulu. Sebelumnya, gajah dikenal memiliki ingatan luar biasa. Mereka hapal jalan menuju sumber air, dan tahu perubahan musim. Gajah hingga kini merupakan mamalia terbesar yang berjalan di darat, dan mampu bergerak hingga 80 km dalam sehari.

Gajah adalah hewan sosial yang sensitif. Meski telah berpisah beberapa tahun, gajah masih mampu mengenali saudaranya. Kawanan gajah akan berjalan dengan kecepatan sesuai kecepatan anggotanya yang paling lambat. Saat ada anggota kawanannya yang mati, mereka akan menunjukan empatinya. Sementara bayi gajah seperti bayi manusia, sering butuh sentuhan untuk membuatnya tetap tenang.

Gajah berkomunikasi dengan cara yang lebih kompleks dari yang selama ini diketahui. Selain berkomunikasi memakai gesture dan sentuhan, gajah juga berkomunikasi lewat vokalisasi dengan rentang frekuensi yang bahkan manusia tidak mampu mendengarnya.

Belum lama ini ada temuan baru terkait komunikasi gajah yang kompleks. Sekelompok peneliti berhasil membuktikan bahwa gajah liar Afrika saling menyapa satu sama lain dengan panggilan yang spesifik. Ini seperti orang tua yang memanggil anak-anaknya dengan nama-nama tertentu.

Hasil penelitian mereka belum resmi dimuat dalam jurnal ilmiah, namun sudah dipublikasikan di bioRxiv, Agustus lalu. Kanal yang dikelola oleh Cold Spring Harbor Laboratory ini mendokumentasikan dan mendistribusikan hasil penelitian sebelum diterbitkan dalam jurnal, sambil menunggu tanggapan dari komunitas sains. Hasil penelitian ini mungkin mengandung kesalahan, dan boleh jadi masih akan diperbaiki oleh penelitinya sendiri.

baca : Gajah Afrika Bisa Kenali Kerabat Meski Lama Berpisah

Populasi gajah afrika mendapat tekanan dari perburuan dan fragmentasi habitat. Populasi di Tanzania telah menurun 60% antara 2009 dan 2014.
Foto: Martin Harvey / WWF / PA

 

Bahasa Gajah

Sejauh ini hanya ada beberapa satwa yang dikenal menyapa sesamanya dengan panggilan yang khas. Dua satwa yang sudah diketahui punya kemampuan itu adalah lumba-lumba dan burung beo. Namun keduanya memanggil sesamanya dengan cara meniru suara yang dikeluarkan oleh mereka.

“Di sini kami menunjukkan bahwa gajah liar Afrika menyapa satu sama lain dengan panggilan spesifik tanpa ada bukti meniru vokalisasi penerima,” tulis Michael A Pardo, penulis pertama laporan itu. Dia berasal dari jurusan Perikanan, Satwa Liar, dan Biologi Konservasi, Colorado State University.

Menurut peneliti, nama personal adalah salah satu ciri universal dari bahasa manusia. Nama manusia diciptakan bukan karena tiruan suara yang berasal dari individu yang memiliki nama, sebagaimana yang ditunjukkan oleh lumba-lumba dan beo. Pada manusia pemberian nama menjadi bagian dari kekuatan ekspresi bahasa.

“Temuan kami menawarkan bukti pertama adanya spesies non manusia yang menyapa sesamanya secara individual tanpa meniru suara penerimanya.”

Pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) dan beberapa burung beo (Psittacidae), mereka menyapa individu sejenis dengan pangilan suara yang paling sering dihasilkan oleh individu tersebut. Sapaan dihasilkan karena meniru suara dari individu yang dirujuk.

Sementara seperti yang dilakukan manusia, saat mereka menciptakan kata, ada kebebasan dan kreativitas untuk melahirkannya, yang bukan sekadar menirukan suara. Akibatnya, bahasa menjadi sangat kaya, bahkan untuk hal-hal yang bersifat abstrak dan tak terwakilkan dalam wujud nyata.

“Dengan demikian, jika ada spesies bukan manusia yang merujuk individu menggunakan penyebutan yang tidak meniru suara penerima panggilan, ini menunjukkan bentuk komunikasi baru yang unik dan kompleks dengan implikasi penting bagi kita dalam memahami evolusi bahasa dan kognisi.”

baca juga : Gajah Afrika Ternyata hanya Tidur Dua Jam Sehari

 

Induk betina gajah Afrika (Loxodonta africana) di TN Kafue, Zambia. Foto : wikimedia commons

 

Ikatan Sosial

Gajah memiliki kebiasaan yang disebut fisi dan fusi atau berpencar dan berkumpul kembali. Saat berpencar kawanan gajah akan saling memanggil. Dalam penelitiannya, para peneliti menganalisa total 625 panggilan gajah Afrika di ekosistem Samburu (Kenya Utara) dan Taman Nasional Amboseli (Kenya Selatan).

Dalam laporannya, peneliti menyatakan hanya menggunakan suara gajah yang teridentifikasi baik pemanggil maupun gajah yang merespon panggilan. Panggilan yang direspon oleh gajah yang tidak teridentifikasi atau tidak direspon oleh beberapa individu gajah datanya akan dikecualikan atau tidak terpakai.

Dari seluruh panggilan yang berupa suara gemuruh (rumbles) dengan frekuensi rendah itu akhirnya didapat 114 suara pemanggil dan 119 suara penerima unik. Data-data yang ada kemudian mereka analisa dan dihitung menggunakan statistik. Mereka juga merekam suara panggilan dan memutar ulang untuk mendapatkan respon individu gajah penerima panggilan. Selain itu mereka dibantu machine learning untuk mengidentifikasi bioakustik gajah Afrika ini.

Suara rumbles gajah diketahui memiliki banyak informasi. Mulai dari identitas gajah, usia, jenis kelamin, suasana emosional, hingga konteks perilaku. Menurut peneliti, sayangnya kode nama individu gajah tidak bisa dilihat melalui spektrogram. Sehingga mereka menggunakan machine learning ini untuk menganalisisnya.

Masih menurut peneliti, panggilan khusus kepada individu tertentu itu pada gajah Afrika bermanfaat untuk koordinasi. Saat fisi, anggota kelompok yang berpencar kerap tidak terlihat. Panggilan menggunakan suara tertentu akan menarik perhatian individu gajah secara spesifik dan memperkuat ikatan sosial dengan individu tertentu.

baca juga : Penelitian tentang Kecerdasan Gajah dapat Membantu Mitigasi Konflik Manusia dan Satwa

 

Seekor gajah afrika. Foto : Mongabay.com

 

Data dari situs Sheldrick Wildlife Trust menyebut bahwa pada awal abad 20 populasi gajah Afrika diperkirakan sekitar tiga hingga lima juta. Namun kini jumlahnya tinggal 400 ribu ekor. Word Wildlife menyebut, dalam beberapa tahun terakhir ini setidaknya 20 ribu gajah dibunuh setiap tahun untuk diambil gadingnya.

Kebiadaban manusia menghabisi induk gajah Afrika, membuat anak gajah akan selalu memanggil nama ibunya. (***)

 

Exit mobile version