Mongabay.co.id

Joni Mesakh dan Hutan Mangrove Tanah Merah

 

 

Bicara mangrove di Kabupaten Kupang, NTT, Tanah Merah bisa dijadikan referensi. Puluhan tahun kawasan mangrove ini bertahan berkat ketekunan keluarga almarhum Juliman Messakh.

Hutan mangrove seluas 107,75 hektare ini, sekarang dirawat sang anak Joni Messakh bersama keluarga, dibantu Kelompok Masyarakat Pengawas [Pokmaswas] Dalek Esa yang dalam Bahasa Rote artinya Satu Hati.

Terdapat sekitar 15 jenis bakau yang ditanam yakni Rhizopora spp, Avicennia spp, Aegeceras spp, Xylocarpus, Ceriops spp, dan Bruguiera spp.

Rhizopora terlihat mendominasi hutan mangrove dengan tiga jenisnya yakni Rhizopora apiculata, Rhizopora mucronate, dan Rhizopora stylosa.

“Tahun 2008, saya membawa jenis Bruguiera dan Aegeceras dari Denpasar untuk ditanam di sini dan sekarang sudah berkembang,” ucap Joni kepada Mongabay Indonesia awal November 2023 lalu.

Joni mengakui, tahun 2004 pihaknya dibantu Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan [DLHK],   NTT, menanam 50 ribu anakan bakau. Luas areal tanam mencapai 5 ha. Sebanyak 60 orang di kampungnya dilibatkan kegiatan tersebut.

Penanaman kedua tahun 2008, masih dari dukungan DLHK sebanyak 100 ribu anakan bakau dengan jatak tanam 1×1 meter. Luas lahan yang ditanam 10 ha.

“Bibit yang mati kami sulam lagi. Penanaman juga dilakukan melibatkan sejumlah pihak yang peduli lingkungan di Kupang,” ujarnya.

Baca: Merusak Hutan Mangrove Tanah Merah, Denda Adat Menanti

 

Hutan mangrove Desa Tanah Merah, Kabupaten Kupang, NTT. Foto: Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia

 

Gelombang pasang

Pesisir pantai Desa Tanah Merah, khususnya RT 19 dan 20 di RW 10, sebelumnya selalu terkena banjir rob dan gelombang pasang. Permukiman warga hanya berjarak belasan meter dari bibir pantai, sebelum adanya hutan mangrove.

“Wilayah ini dulunya areal penambangan pasir yang berhenti operasi pada 2004,” ujar Joni.

Kini warga bisa merasa aman. Bahkan, saat Badai Seroja menghantam NTT awal April 2021 lalu tidak ada rumah warga yang hancur.

“Sementara di Oebelo, desa tetangga, lebih 100 rumah warga rusak dan dua orang meninggal. Warga kami sadar, manfaat mangrove sangat besar dalam menyelamatkan mereka dari bencana badai,” terangnya.

Baca: Muhamad Hamsah, Pelopor Penanaman Mangrove di Golo Sepang

 

Pengunjung di hutan mangrove Desa Tanah Merah, Kabupaten Kupang, NTT. Foto Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia

 

Tempat penelitian

Desa Tanah Merah dulunya terkenal sebagai penghasil batu bata. Ini yang menjadi cikal bakal nama desa berpenduduk 1.250 jiwa di pesisir pantai utara Pulau Timor.

Kepala Desa Tanah Merah Lazarus Dilak, mengakui jasa besar almarhum Juliman Messakh dan Joni Messakh dalam menanam dan merawat hutan mangrove Tanah Merah.

“Berkat mangrove, sejumlah mahasiswa dari Universitas Nusa Cendana [Undana] dan Universitas Kristen Artha Wacana [UKAW] Kupang datang melakukan penelitian,” jelasnya.

Pemerintah desa, sebut Lazarus, berupaya menjadikan kawasan mangrove sebagai tempat wisata mengingat banyak masyarakat yang mulai mengunjungi area ini.

“Saya berharap, masyarakat bisa merawat hutan mangrove. Mangrove tidak hanya bermanfaat bagi nelayan, tetapi juga melindungi permukiman di pesisir dari gelombang pasang dan tsunami,” paparnya.

Baca juga: Hutan Mangrove Mageloo, Perjuangan Peraih Kalpataru Menghutankan Pesisir Pantai

 

Joni Messakh, pelestari hutan mangrove Desa Tanah Merah, Kabupaten Kupang, NTT. Foto: Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia

 

Jeriels Matatula, Erny Poedjirahajoe, Satyawan Pudyatmoko, dan Ronggo Sadono dalam penelitian berjudul “Keragaman Kondisi Salinitas Pada Lingkungan Tempat Tumbuh Mangrove di Teluk Kupang, NTT” menjelaskan bahwa hutan mangrove Tanah Merah memiliki nilai salinitas 23,66‰–38,33‰.

“Keragaman nilai salinitas ditunjukan dengan variasi sebanyak 39 nilai salinitas.

Salinitas hutan mangrove Tanah Merah menunjukan nilai lebih tinggi dibandingkan daerah pantai Mata Air, Kupang, tetapi mangrove di Tanah Merah masih bertahan hidup.

Hal ini sejalan dengan pendapat [Purnobasuki et al. 2016] yang mengatakan mangrove mampu hidup pada salinitas tinggi dan tahan terhadap gelombang besar.

 

Exit mobile version