Mongabay.co.id

Daftar Spesies Punah IUCN Sepanjang 2023

 

Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN), hingga kini lebih dari 44 ribu spesies di bumi terancam punah. Jumlah itu baru 28 persen dari 157.100 spesies yang masuk daftar merah milik lembaga ini. Padahal jumlah spesies yang ada di bumi jauh lebih banyak.

Pada Desember lalu, IUCN memperbarui daftar spesies yang punah (EX: Extinc). Dari data yang dipublikasikan sejak 1996, ada lebih dari 900 spesies yang punah. Sebanyak 74 spesies di antaranya dinyatakan punah pada 2023. Sayang sekali, salah satunya adalah ikan pari Jawa (Urolophus javanicus).

Daftar spesies yang punah sejak 1996 hingga 2023 dari lembaga itu bisa diunduh di sini.

Keberadaan terakhir pari Jawa diketahui pada 1862, dari holotype satwa ini di sebuah pasar ikan di Jakarta. Penyebab kepunahan diduga karena penangkapan berlebih yang tidak berkelanjutan. Juga rusaknya habitat dan degradasi lingkungan akibat perubahan fungsi lahan.

“Teluk Jakarta mengalami industrialisasi besar-besaran dan ekosistem pesisir terdegradasi secara signifikan akibat hilangnya habitat, meningkatnya eutrofikasi dan sedimentasi, serta kontaminasi logam berat,” kutip keterangan IUCN dalam tabel ringkasan statistik yang diperbarui Desember lalu itu.

baca : Pari Jawa, Biota Laut Pertama yang Dinyatakan Punah

 

Spesimen ikan pari Jawa (Urolophus javanicus), yang dinyatakan punah oleh IUCN pada 2023. Foto : Edda Aßel, Museum für Naturkunde Berlin

 

Secara berkala IUCN membagikan daftar spesies yang punah di situs mereka. Dari puluhan spesies yang dinyatakan punah yang dimuat dalam laporan itu di antaranya adalah pohon Hopea shingkeng, yang tumbuh di kaki pegunungan Himalaya, India. Diusulkan punah pada 1998 lalu, dan upaya pencarian terbaru tidak berhasil menemukan tanaman ini. Faktor utama yang menyebabkan hilangnya spesies ini adalah pemanfaatan kayu yang berlebihan sebagai bahan bangunan.

Dari kelompok burung ada Moho bishopi, yang awalnya ditemukan di kepulauan Hawaii. Pada 1981 terdapat laporan penampakan seekor burung ini di lereng gunung Haleakala di pulau Maui, Hawaii. Namun itu terakhir manusia menjumpainya dalam keadaan hidup. Setelahnya tidak ada bukti baik spesimen maupun foto dari burung cantik pemakan madu ini. Faktor yang menyebabkan kepunahan burung ini karena hancurnya habitat alami dan penyakit yang disebarkan oleh sejenis nyamuk.

baca juga :  Hilang Sudah, Burung Woody Woodpecker Resmi Dinyatakan Punah

 

Sampel daun pohon Hopea shingkeng. Spesies ini dinyatakan punah oleh IUCN pada 2023. Sumber : Plants of the World Online

 

Dari Korea Selatan, kumbang tanah Coreoblemus parvicollis dinyatakan punah pada 2023. Kumbang unik ini diketahui hanya ada di Gua Cheongpung. Namun pada 1985 pembangunan bendungan Chungju menenggelamkan habitat satwa ini. Survei terakhir pada 2008 gagal menemukan spesies ini di gua-gua terdekat.

Sebelumnya, pada Oktober 2023, Dinas Perikanan dan Satwa Liar Amerika Serikat juga  mengumumkan spesies yang dinyatakan punah di seluruh Amerika. Jumlahnya ada 21 spesies. Kejadian tersebut dinilai buah keterlambatan pemerintah federal menghentikan jalan kepunahan satwa-satwa itu, menurut keterangan yang dibagikan ke media.

“Saya sedih atas hilangnya 21 spesies ini,” kata Noah Greenwald, Direktur Center for Biological Diversity, Amerika, dalam sebuah pernyataan mengomentari pengumuman itu. “Tanaman dan hewan ini tidak akan pernah bisa dibawa kembali. Kita benar-benar harus melakukan segala sesuatu yang bisa dikerjakan untuk mencegah lebih banyak lagi spesies yang hilang yang bisa mengancam jaring kehidupan kita.”

Mengutip lembaga nirlaba itu, hingga saat ini terdapat 650 spesies yang punah di Amerika. Satwa-satwa punah terbaru yang diumumkan pada 2023 antara lain beberapa burung di Hawaii, ikan lele di Ohio, kelelawar buah di Pasifik, dan kerang air tawar di tenggara Amerika.

baca juga : Bila Hiu Punah, Bagaimana Kehidupan Laut Setelahnya?

 

Burung Moho bishopi dari Kepulauan Hawaii. IUCN menyatakan burung ini punah pada 2023. Foto : Museum Honolulu via wikipedia

 

Spesies Baru

Seperti diketahui, aneka spesies di alam merupakan bagian dari ekosistem yang saling menopang. Setiap kehilangan satu spesies saja, berarti ancaman bagi kehancuran ekosistem. Meski terdapat laporan ditemukannya spesies baru, namun sesungguhnya tidak benar-benar baru karena sebelum bisa dideskripsikan oleh ilmu pengetahuan, spesies itu sudah ada.

Banyak lembaga yang punya perhatian terhadap konservasi keanekaragaman hayati, yang mendeskripsikan beberapa spesies baru itu. Dengan kerja ini, kalangan sains dan publik bisa mengetahui lebih lengkap mengenai karakteristik, habitat, maupun perilaku spesies yang dimaksud.

Salah satunya California Academy of Sciences, di San Fransisco. Sepanjang 2023 terdapat 153 spesies baru yang berhasil didesripsikan para ilmuwan di lembaga yang mengklaim memiliki 46 juta spesimen ini. Natural History Museum, di London, pada 2023 lalu bahkan mencetak rekor dengan keberhasilan mendeskripsikan 815 spesies baru. Sebagian besar telah dilaporkan ke dalam jurnal.

baca juga : Foto: 13 Spesies Baru yang Ditemukan Sepanjang 2023

 

Spesies katak baru dari wilayah Andes, Ekuador. Foto: Juan Carlos Sánchez-Nivicela.

 

Salah satu obsesi di kalangan ilmuwan adalah mengetahui seberapa banyak spesies yang ada di bumi. Taksirannya dari jutaan hingga triliunan spesies. Namun tidak ada yang tahu berapa jumlah pastinya. Perkiraan berdasarkan data yang ada angkanya sekitar 8,75 juta. Jumlah itu diajukan oleh Camilo Mora dan koleganya pada 2011 lalu dan disepakati oleh banyak kalangan sains.

Dari jumlah itu, sekitar 7,8 juta merupakan spesies binatang, 298 ribu spesies tanaman, 611 ribu spesies jamur, 63.900 protista (bukan hewan, tanaman, maupun jamur), 10 ribu bakteri, dan 500 arkea (mikroorganisme bersel satu). Dari angka itu baru sekitar 1,2 juta yang telah dideskripsikan. Sebagian diperkirakan punah bahkan sebelum manusia mengenalnya. (***)

 

Exit mobile version