Mongabay.co.id

Begini, Kondisi Terumbu Karang di Kepulauan Seribu

 

 

Tim peneliti Coral Bleaching Departemen Ilmu Teknologi Kelautan-Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor [ITK-FPIK IPB] menemukan adanya pemutihan karang di Area Perlindungan Laut [APL] Gosong Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta. Pemantauan dilakukan pada 29-30 Desember 2023.

Metode yang dilakukan dengan transek kuadrat pada kedalaman 1-15 meter. Jenis yang mengalami pemutihan dari kelompok karang keras genus Acropora, Montipora, dan Pachyseris yang mendominasi perairan ini.

“Selain menyelam, pengamatan dilakukan menggunakan drone. Dari luasan tujuh hektare, sekitar 50 persen karang ditemukan tim telah mengalami pemutihan,” jelas Beginer Subhan, Coral Reef Expert dan Ketua Tim Peneliti Coral Bleaching ITK-FPIK, IPB, pertengahan Januari 2024.

Baca: Kerusakan Terumbu Karang di Indonesia Dipicu Dampak Perubahan Iklim?

 

Kondisi terumbu karang di Pulau Gosong Pramuka, Kepulauan Seribu. Foto: Dok. Farel/ITK-FPIK IPB

 

Menurut Beginer, pemutihan karang ditemukan juga di beberapa lokasi di Kepulauan Seribu yaitu di Pulau Pari, Pulau Air, Pulau Pramuka, Pulau Panggang, Pulau Jukung, Pulau Kotok, dan Pulau Macan.

“Terumbu karang ini membentengi sekitar 105 pulau kecil, membentuk gugusan Kepulauan Seribu.”

Terumbu karang dapat digunakan sebagai indikator kesehatan laut. Ini dikarenakan perannya sebagai tempat penyedia kehidupan biota laut seperti jenis parimanta, penyu, karang hias, hiu berjalan, dan hewan endemik lainnya. Bila sudah tidak ada jenis-jenis tersebut, artinya terumbu karang mengalami gangguan.

“Bagi manusia, terumbu karang berguna sebagai penyedia protein hewani, jasa kelautan seperti wisata, sumber bahan baku obat-obatan, hingga perlindungan pantai dari ombak,” jelasnya.

Baca: Cerita Amir, Pengebom Ikan yang Jadi Pelestari Terumbu Karang

 

Peneliti IPB melakukan penghitungan dampak pemanasan suhu permukaan laut yang menyebabkan pemutihan karang di Pulau Gosong Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta. Foto: Beginer Subhan/ITK-FPIK IPB

 

Dondy Arafat, anggota tim peneliti Coral Bleaching ITK-FPIK, IPB, menjelaskan bahwa hasil survei akan dipantau berkala.

“Kami telah melakukan penandaan/tagging pada beberapa koloni karang yang mengalami pemutihan. Tujuannya, melihat pengaruh pemutihan terhadap karang dan berapa lama terjadi. Bersama pakar oseanografi fisika, kami akan memantau suhu perairan, karena ini faktor penting penyebab pemutihan karang,” jelasnya.

Menurut Burke dkk [2012] dan Magoma [2023], Indonesia menjadi wilayah terumbu karang terbesar di Asia Tenggara dengan perkiraan luas 39.500 km2 yang mencakup 16 persen habitat karang dunia, dengan semua tipe terumbu karang dapat ditemukan di Indonesia. Sebut saja, terumbu karang tepi, terumbu karang penghalang, terumbu karang cincin, dan terumbu karang datar atau gosong terumbu. Dperkirakan, terdapat lebih dari 574 spesies karang.

Baca juga: Terumbu Karang Kolang Kaling, Bagaimana Bentuknya?

 

Penandaan karang dilakukan untuk memudahkan pemantauan. Foto: Beginer Subhan/ITK-FPIK IPB

 

Fenomena El Nino

Muhammad Abrar, peneliti senior Pusat Riset Oseanografi, BRIN, menuturkan fenomena pemutihan ini terjadi skala global, terkadang berlanjut kematian karang.

Kejadian dipicu akibat kenaikan suhu air laut melebihi kondisi normal tahunan [hot spot], yang direspons microalgae zooxhantella karang dengan menghasilkan bahan kimia tertentu berlebihan dan tidak baik bagi polyp karang. Perlahan, zooxhantella didorong untuk keluar dari jaringan karang.

“Akibatnya, jaringan karang kehilangan pigmen warna menjadi bening dan transparan, sehingga kelihatan rangka kapurnya yang berwarna putih,” jelasnya, Kamis [1/2/2024].

Naiknya suhu air laut akibat kombinasi perubahan iklim dan fenomena cuaca ekstrim seperti El Niño di Samudera Pasifik dan Indian Ocean Dipole [IOD] di Samudera Hindia.

Hal ini sesuai data National Oceanic and Atmospheric Administration [NOAA] melalui “NOAA Coral Reef Watch Daily, Bleaching Alert Area” pada 28 Desember 2023. Diprediksi bahwa  adanya kenaikan suhu air laut dengan kategori alert level 1, yang menandakan bahwa pemutihan karang kemungkinan besar akan terjadi.

 

Pengukuran tingkat pemutihan karang dilakukan menggunakan Coral Watch. Foto: Denny Khaerudi/ITK-FPIK IPB

 

Abrar menambahkan, fenomena pemutihan karang secara global yang terjadi skala luas, tergantung pada wilayah terumbu yang dilalui suhu hangat air laut dan berapa lama waktunya.

“Pada kejadian akhir 2023, potensi dan laporan pemutihan karang, selain di Kepulauan Seribu tercatatat juga di sepanjang utara Jawa antara lain Karimun Jawa, Bali, utara Nusa Tenggara, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan. Namun, daerah timur yang juga berpotensi dilaporkan tidak ada kejadian.”

Pemantauan pascapemutihan sangat penting dilakukan, untuk melihat kemampuan resiliensi dan pemulihan karang secara alami. Pengurangan dampak saat kejadian, juga  dapat dilakukan dengan pembatasan aktivitas pada lokasi kejadian, dengan menyusun strategi bersama untuk memantau dan menjaga peroses pemulihannya.

“Karang tropis seperti di Indonesia, memiliki kemampuan pemulihan lebih baik, sehingga mitigasi yang tepat adalah menjaga proses pemulihan itu sendiri. Jika proses pemulihan tidak berjalan baik, dapat dilakukan intervensi dengan melakukan rehabilitasi dan restorasi,” terangnya.

 

Referensi:

Burke, L., K. Reytar, M. Spalding, dan A. Perry. 2012. Menengok Kembali Terumbu Karang yang Terancam di Segitiga Terumbu Karang. World Resources Institute.

Estradivari, E. Setyawan & S. Yusri. (eds). 2009. Terumbu karang Jakarta: Pengamatan jangka panjang terumbu karang Kepulauan Seribu (2003-2007). Yayasan TERANGI. Jakarta. viii +102 hlm.

http://ctatlas.coraltriangleinitiative.org/Country/Index/IDN

Magoma, R.I. 2023. More than half of Indonesia’s protected coral areas look set to suffer severe bleaching every year by 2044, researchers warn. https://theconversation.com/more-than-half-of-indonesias-protected-coral-areas-look-set-to-suffer-severe-bleaching-every-year-by-2044-researchers-warn-215726

https://coralreefwatch.noaa.gov/

 

Gelasa, Pulau Perawan Bertabur Terumbu Karang Purba

 

Exit mobile version