Mongabay.co.id

Penelitian: Kera Besar Memiliki Selera Humor Seperti Manusia

Paula saat menikmati makanan di pohon pada Februari 2023. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

 

 

Pernahkah Anda melakukan hal iseng atau usil? Mencolek punggung teman hanya untuk melihatnya berputar ke arah yang salah, lalu mengulangi lagi beberapa saat, atau menggoda orang lain dengan menawarkan benda? Kita mengira, hal lucu ini adalah karakteristik alamiah manusia, namun semua itu tidak sepenuhnya benar.

Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Proceedings of the Royal Society B, menemukan bukti bahwa perilaku menggoda yang dapat dilakukan manusia tersebut, mirip dengan yang dikerjakan oleh empat spesies kera besar, yakni orangutan, simpanse, bonobo, dan gorilla.

Sejumlah peneliti [Laumer et al., 2024] menyatakan bahwa, bentuk dasar humor ini kemungkinan besar telah berevolusi dalam garis keturunan hominoid, setidaknya 13 juta tahun yang lalu.

“Dari sudut pandang evolusi, kehadiran olok-olok pada keempat kera besar dan kesamaannya dengan lelucon pada bayi manusia menunjukkan bahwa kondisi tersebut dan prasyarat kognitifnya mungkin telah ada pada nenek moyang kita terakhir, setidaknya 13 juta tahun silam,” kata Isabelle Laumer, mahasiswa pasca-doktoral, peneliti dan penulis utama penelitian, dari University of California Los Angeles [UCLA], Max Planck Institute of Animal Behavior [MPI-AB], dikutip dari sciencedaily.com, Selasa [13/1/2024].

Baca: Terjawab Sudah, Mengapa Gorilla Suka Memukul-mukul Dada

 

Orangutan bernama Paula ini terpantau di hutan Stasiun Penelitian Soraya, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Provinsi Aceh.  Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

 

Untuk mengungkap perilaku itu, para peneliti menganalisis kumpulan video simpanse, bonobo, gorilla, dan orangutan. Video-video tersebut dikumpulkan oleh FR dan rekannya dari 2016 hingga 2019, terdiri empat remaja, berusia tiga hingga lima tahun, satu dari setiap kelompok spesies.

“Kami menganalisis video berdurasi 75 jam [dibagi merata antarspesies; rata-rata 18,8 ± 1,7 jam] dan mengekstraksi klip yang berisi interaksi sosial spontan yang tampak lucu atau provokatif,” dikutip dari Laumer et al., [2024].

Selama interaksi tersebut, peneliti mengamati semuanya, mulai dari tindakan, gerakan tubuh, ekspresi wajah, dan bagaimana target yang digoda merespon bergantian. Selain itu, mereka juga berusaha untuk menguji maksud di balik sebuah tindakan menggoda.

Apakah tindakan ini memiliki target [individu] khusus, jika diabaikan target, penggoda akan terus melanjutkan tindakannya, atau justru meningkat seiiring berjalannya waktu, atau sebaliknya penggoda menunggu reaksi dari targetnya.

Hasilnya, orangutan, simpanse, bonobo, dan gorilla melakukan perilaku provokatif yang disengaja, sering disertai dengan ciri-ciri permainan. Ada 18 perilaku menggoda berbeda. Banyak dari perilaku ini yang tampaknya digunakan untuk memancing respon, atau setidaknya untuk menarik perhatian target.

Di seluruh spesies, perilaku menggoda yang paling umum adalah menyodok [21%], memukul [15%], menghalangi gerakan sejenis [11%], membanting badan [9%; baik memukul lembut atau kuat dengan seluruh tubuh] dan menarik bagian tubuh sejenis [8%]. Kelima perilaku menggoda ini menyumbang 64 persen dari seluruh perilaku menggoda.

“Sudah biasa bagi para penggoda untuk berulang kali melambaikan atau mengayunkan bagian tubuh atau objek di tengah bidang pandang target, memukul atau menyodoknya, menatap wajahnya dengan cermat, mengganggu gerakannya, menarik rambutnya atau melakukan perilaku lain yang sangat sulit untuk diabaikan oleh target,” kata profesor UCLA dan Indiana University [IU],  Erica Cartmill, sekaligus penulis senior penelitian tersebut.

Meskipun perilaku usil ini memiliki banyak bentuk, Cartmil menyatakan hal itu berbeda dari permainan biasa dalam beberapa hal. Ini dibuktikan dengan tidak adanya respon balasan terhadap penggoda.

“Ejekan lucu pada kera besar bersifat sepihak, sering kali datang dari penggoda sepanjang interaksi dan jarang dibalas. Hewan-hewan ini juga jarang menggunakan isyarat bermain seperti ‘wajah bermain’ primata, yang mirip dengan apa yang kita sebut senyuman, atau isyarat ‘menahan’ yang menandakan niat mereka untuk bermain,” lanjutnya.

Baca: 10 Satwa Paling Terancam Punah di Dunia Saat Ini

 

Melihat langsung induk orangutan bersama anaknya di Stasiun Soraya, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Aceh, merupakan pengalaman mengagumkan. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

 

Santai

Mayoritas perilaku menggoda atau caper [cari perhatian] ini, terlihat pada setidaknya tiga spesies: simpanse [17 dari 18 perilaku menggoda], orangutan [14 dari 18] dan bonobo [11 dari 18]. Sementara gorila hanya menggunakan 8 dari 18 perilaku menggoda.

Acara saling usil, atau menggoda satu sama lain ini biasanya melibatkan individu dewasa dan remaja. Tentang siapa yang memulai, para peneliti menyatakan, baik orang dewasa maupun remaja bisa saja memulai tindakan menggoda. Uniknya, meskipun sosok ibu merupakan pasangan sosial bagi remaja kera, ibu bukanlah sasaran umum dari ejekan.

“Remaja orangutan ‘Aisha’ dan remaja bonobo ‘Belle’ tidak pernah menggoda induknya. Remaja simpanse ‘Azibo’ hanya menggoda ibunya sebanyak 14% dan remaja ‘Ohini’ hanya menggoda ibunya sebanyak 8%. Pengecualian adalah remaja gorila ‘Denny’, yang sering mengarahkan perilaku menggodanya kepada ibu atau ayahnya [masing-masing 71% dan 14%]; namun ini adalah kelompok terkecil, dengan hanya empat orang,” dikutip dari penelitian Laumer et al. [2024].

Selain itu, kesimpulan para peneliti menyatakan bahwa perilau usil, atau ejekan ini sebagian besar terjadi dalam konteks santai dan memiliki kesamaan dengan perilaku manusia.

“Mirip dengan ejekan pada anak-anak, ejekan kera yang lucu melibatkan provokasi sepihak, penantian respons saat penggoda melihat ke arah wajah target langsung setelah tindakan menggoda, mengulang, dan elemen kejutan,” kata Laumer, dikutip dari sciencedaily.com.

Baca juga: Riset: Orangutan Sembuhkan Luka dengan Ekstrak Daun Ini

 

Gorilla yang memiliki kebiasaan unik memukul dada. Foto: Rhett Butler/Mongabay

 

Para peneliti mencatat bahwa Jane Goodall dan ahli primata lapangan lainnya telah menyebutkan perilaku serupa yang terjadi pada simpanse beberapa tahun yang lalu, namun studi baru ini adalah pertama, yang secara sistematis mempelajari perilaku menggoda lucu.

“Kami berharap penelitian kami akan menginspirasi peneliti lain untuk mempelajari perilaku menggoda pada lebih banyak spesies agar lebih memahami evolusi perilaku multi-segi ini. Kami juga berharap penelitian ini meningkatkan kesadaran akan kesamaan yang kita miliki dengan kerabat terdekat kita dan pentingnya melindungi hewan-hewan yang terancam punah ini,” kata Laumer.

Sebagai informasi, orangutan merupakan jenis kera besar di Asia yang terancam punah. Sementara kerabatnya; gorilla, simpanse, dan bonobo hidup di Afrika.

Indonesia memiliki tiga jenis orangutan yaitu orangutan sumatera [Pongo abelii], orangutan tapanuli [Pongo tapanuliensis], dan orangutan kalimantan [Pongo pygmaeus].

Mengutip International Union for Conservation of Nature [IUCN], ketiga spesies ini berstatus Kritis [Critically Endangered/CR], atau satu langkah lagi menuju kepunahan di alam liar [Extinct In The Wild/EW].

 

Referensi jurnal:

Laumer, I. B., Winkler, S. L., Rossano, F., & Cartmill, E. A. (2024). Spontaneous playful teasing in four great ape species. Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences, 291(2016), 20232345. https://doi.org/10.1098/rspb.2023.2345

 

Mencermati Masa Depan Orangutan Sumatera

 

Exit mobile version