Mongabay.co.id

Masih Terjadi, Penyu Ditangkap untuk Dijual di Flores Timur

 

 

Dua warga Desa Homa, Kecamatan Adonara Barat, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur [NTT], diamankan aparat Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara [Polairud] Kepolisian Daerah [Polda] NTT, karena menangkap tiga ekor penyu untuk diperjualbelikan, Selasa [13/2/2024].

Direktur Polairud Polda NTT Kombes Pol Irwan Deffi Nasution menjelaskan, pihaknya langsung ke lokasi begitu mendapat informasi dari nelayan.

“NB [28] dan S [22] kami tangkap dengan barang bukti peyu yang mereka ambil dari perairan Metindoeng, Kota Larantuka,” tuturnya, Jumat (16/2/2024)

Kedua pelaku telah melakukan hal serupa pada 2019.

“Mereka ditetapkan sebagai tersangka dan dan dijerat Pasal 40 Ayat 2 junto Pasal 21 Ayat 2 huruf a Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya junto Pasal 55 Ayat 1 ke- 1 KUHP,” jelasnya.

Baca: Penyu Hijau, Si Hewan Purba Penjelajah

 

Penyu hijau yang keberadaannya terpantau juga di perairan Nusa Tenggara Timur. Foto: Wikimedia Commons/Seasidesaltlife/CC BY-SA 4.0

 

Dilepas ke laut

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam [BBKSDA] NTT diminta mengidentifikasi penyu tersebut melalui surat Direktur Polairud Polda NTT No.B/61/II/ 2024/Ditpolairud, tanggal 14 Februari 2024.

Kamis [15/2/2024], personal BBKSDA NTT melalui Seksi Konservasi Wilayah IV Maumere melakukan identifikasi. Hasilnya, ketiganya jenis penyu hijau [Chelonia mydas]. Kondisinya, dua individu hidup dan satu individu mati, yang tertuang dalam Berita Acara Identifikasi satwa.

Irwan mengatakan, dua penyu hidup itu dilepaskan di perairan Pantai Palo Kelurahan Sarotari, Kota Larantuka, setelah diidentifikasi. Sementara yang mati dikuburkan di pantai, disaksikan sejumlah pihak terkait.

“Kedua pelaku ditahan sesuai hukum yang berlaku,” ungkapnya.

Baca: Amir Ibrahim, Penyelamat Penyu dari Laigoma

 

Pengukuran penyu hijau betina dewasa yang ditemukan warga Desa Lewotobi, Kabupaten Flores Timur, NTT. Foto: Dok. Pokmaswas Lewotobi

 

Menangkap penyu hijau

Desember 2023, warga Desa Lewotobi, Kecamatan Ilebura, Kabupaten Flores Timur, menemukan seekor penyu hijau yang lehernya terikat tali nilon. Bagian atas tubuhnya ditutupi ranting dan dahan kering.

“Kemungkinan baru bertelur dan telurnya diambil oknum. Penyu tersebut kemungkinan besar hendak dijual. Usai dilakukan pengukuran, panjang 134 cm dan lebar 66 cm, penyu betina ini dikembalikan ke laut,” ujar Wilibrodus Suban Aran, Kepala Dusun A, Desa Lewotobi.

“Kami selalu mengimbau warga untuk tidak menangkap penyu dan mengambil telurnya,” tambah Tarsisius Muda, Kepala Desa Lewotobi.

Pegiat konservasi laut di Flores Timur, Monika Bataona mengatakan, megafauna laut banyak ditemukan di perairan Flores Timur yang berupa selat sempit. Kesadaran masyarakat, terutama kelompok masyarakat pengawas [Pokmaswas] menjaga kelestarian penyu sangat penting.

“Di Desa Lewotobi juga sedang dilakukan penetasan tukik. Masyarakat juga sering melepas  penyu yang terlilit jaring maupun yang ditangkap,” ungkapnya.

Baca juga: Meningkat, Gerakan Konservasi Penyu di Flores Timur

 

Seekor penyu sisik betina ditemukan mati terdampar di perairan Larantuka, Flores Timur, NTT. Foto: Dok. Pokmaswas Sandominggo

 

Habitat penyu

Hasil riset “Megafauna Laut di Perairan Solor, Flores Timur 2016 – 2017” yang dilakukan Mochammad Iqbal Herwata Putra, Edy Topan, dan Sarah Lewis menerangkan, dari 6 jenis penyu yang ada di Indonesia, 5 spesies berada di Perairan Solor.

Kelimanya adalah penyu sisik [Eretmochelys imbricata], penyu tempayan [Caretta carretta], penyu lekang [Lepidochelys olivacea], penyu belimbing [Dermochelys coriacea], dan penyu hijau [Chelonia mydas]. Semua jenis ini dilindungi Peraturan Menteri LHK No. P 106 Tahun 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Dilindungi.

Kemunculan penyu hijau secara signifikan mendominasi komposisi penyu di Perairan Solor,  dengan prosentase 36% dari 112 kali total perjumpaan kelompok penyu selama penelitian.

“Dalam 40 kali perjumpaan penyu hijau, terdata 46 individu dengan rata-rata setiap survei  ditemukan satu hingga tiga individu. Tingginya kemunculan penyu hijau di Perairan Solor mengindikasikan bahwa ekosistem ini sangat baik sebagai habitatnya,” jelas laporan tersebut.

Spesies yang sangat jarang ditemukan adalah penyu belimbing, hanya terlihat dua kali kemunculan berdasarkan laporan masyarakat dan hasil pelepasan. Ini mengindikasikan, spesies ini tidak menetap di Perairan Solor.

Sejauh ini, distribusi penyu belimbing diketahui berada di perairan Samudera Hindia [Barat Sumatera, Selatan Jawa], Laut China Selatan [Paloh], Perairan Samudera Pasifik, dan perairan Maluku.

 

Sampah yang Mengusik Penyu dan Keindahan Pulau Begadung

 

Exit mobile version