Mongabay.co.id

Saat Binatang Patah Hati dan Berduka

Ekspresi sedih seekor koala jantan yang ditinggal mati seekor koala betina. Foto : facebook Koala Rescue

 

Seekor koala jantan terlihat memegang kaki koala betina yang terbujur tak bergerak di bawah sebuah pohon. Kepalanya mendongak sebentar, lalu segera mendekap pasangannya itu dengan penuh kesedihan.

Video pendek berdurasi 20 detik itu mengiris hati ribuan warga Australia akhir pekan lalu. Namun kisah memilukan itu berlanjut. Orang-orang mempostingnya di media sosial dan kini videonya menyebar dan bisa disaksikan warganet di seluruh dunia.

Awalnya, sebuah kelompok penyelamat koala di Australia bagian Selatan menerima telepon dari warga yang menemukan seekor koala jantan sedang bersimpuh dan memeluk koala betina yang mati. Saat petugas diperlihatkan video itu, dia mengatakan belum pernah melihat peristiwa semacam itu.

“Setiap orang yang pernah kami temui juga belum pernah melihat hal seperti ini terjadi pada sepasang koala jantan dan betina—(umumnya) antara induk dan anak,” kata Hartley, petugas penyelamat itu, dikutip dari Yahoo News Australia.

baca : Penelitian tentang Kecerdasan Gajah dapat Membantu Mitigasi Konflik Manusia dan Satwa

 

Ekspresi sedih seekor koala jantan yang ditinggal mati seekor koala betina. Foto : facebook Koala Rescue

 

Dalam pola asuh anak ada istilah koala parenting. Maksudnya adalah pola asuh yang mengembangkan hubungan erat antara orang tua dan anak sejak lahir. Misalnya, begitu lahir maka bayi langsung diletakkan di dada ibu untuk mendapatkan kehangatan dan menyusu. Begitupun dalam perkembangan awal, bayi harus lebih sering digendong orang tuanya.

Koala mengasuh anaknya dengan cara yang unik. Saat anak koala lahir, ukurannya hanya sekitar 2 cm dengan berat sekitar 1 gram. Dengan nalurinya, anak koala yang lemah itu akan merangkak ke kantong ibunya yang terletak di perut. Dia akan aman tinggal di sana selama 6 bulan.

Ibu koala paling tidak bisa mendengar suara bayi koala menangis, bahkan meskipun itu bukan anaknya sendiri. Tangisan bayi koala manapun akan membuat para ibu koala gundah gulana.

“Mereka memiliki respon bawaan yang kuat terhadap tangisan bayi, bahkan mereka akan menggendong bayi itu meski bukan anaknya saat meminta pertolongan,” kata Kath Handasyde, pakar dari Universitas Melbourne, dikutip dari sebuah tulisan yang membahas ibu-ibu hebat di dunia binatang.

Jane Goodall, kini berusia 89 tahun, adalah seorang ahli primata dan antropolog paling disegani. Dia telah meneliti simpanse selama 60 tahun. Pada 1972, Jane menyaksikan seekor simpanse jantan muda bernama Flint yang mati satu bulan setelah induknya Flo mati. Karena sedih ditinggal ibunya, Flint menjadi depresi. Dia mogok makan dan tidak mau berbaur dengan kawanannya.

Ibu simpanse adalah ibu penyayang yang luar biasa. Jane Goodall mengamati Fifi, ibu simpanse yang memiliki tujuh anak pada 1960. Saat Fifi punya anak kedua bernama Ferdin, Fifi membiarkan anak pertamanya bernama Faustino menggelayut di punggungnya.

Kemiripan antara manusia dan simpanse dijelaskan seperti berikut. Manusia dan simpanse memiliki kesamaan DNA sekitar 98,6 persen. Pola pemrosesan emosi pada simpanse sama dengan manusia. Bukan hanya karena sosialitas yang kompleks, namun juga karena struktur otak yang sama.

Perilaku lain yang tercatat pada simpanse saat berkabung adalah menyeret, atau mencoba membangunkan mayat. Namun pada 2017, untuk pertama kali ilmuwan mengamati perilaku unik lainya. Seekor simpanse membersihkan gigi temannya yang terbujur kaku dengan rumput. Sementara kerabatnya berada di samping sambil memperhatikan.

Ritual pascakematian seperti itu menjadi bukti manusia bukan satu-satunya makhluk yang merawat kerabat yang sudah mati.

baca juga : Dapatkah Satwa Memprediksi Terjadinya Gempa?

 

 

Seekor simpanse membersihkan gigi temannya yang terbujur kaku dengan rumput disaksikan simpanse yang lain. Foto : Edwin van Leeuwen via nature.com/creative commons by 4.0

 

Sebuah buku yang terbit pada 2013 ditulis oleh Barbara J King merangkum beberapa perilaku binatang yang berkabung. Gajah kerap menjadi contoh binatang yang memiliki emosi dan berduka saat kehilangan kerabatnya. Gajah bisa menangis, mengubur anggota kawanannya yang mati, dan membelai serta mengendus tulang belulang kerabat dengan belalainya.

Namun bukan hanya gajah atau simpanse yang bisa merasakan kesedihan. Anjing, kucing, jerapah, burung gagak, lumba-lumba, bahkan bebek juga punya perilaku yang sama.

Seperti dikutip dari BBC Earth, pakar antropologi dari College of William and Mary, Virginia, Amerika itu berujar, “Kita manusia bukan satu-satunya yang memiliki cinta atau kesedihan-emosi ini tersebar di banyak binatang.”

Temuan para ilmuwan itu membuka cara pandang baru tentang bagaimana manusia seharusnya  memperlakukan satwa. Mungkin pula bisa menjadi jembatan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang lebih subtil. Apakah binatang merasakan perih tatkala cintanya bertepuk sebelah tangan? (***)

 

 

Foto: Ekspresi Sedih Satwa yang Kehilangan Kerabatnya

 

 

Exit mobile version