Mongabay.co.id

Waspada! Masuki Kemarau, Daerah Pesisir Riau Mulai Karhutla

 

 

 

 

 

Sebagian daerah di Indonesia mulai memasuki kemarau seperti di Riau kebakaran hutan dan lahan mulai terjadi di beberapa daerah. Sepanjang 2024, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau mengawali tugas penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dengan terjun ke Kota Dumai.  Luas karhutla sampai 24 Februari sudah mencapai 11 hektar.

Jim Gafur, Kepala Bidang Kedaruratan, mengatakan, karhutla di Dumai terjadi di dua titik. Kelurahan Tanjung Palas, Kecamatan Dumai Timur dan Kelurahan Gurun Panjang, Kecamatan Bukit Kapur.

Belakangan, kebakaran lahan meluas ke Kelurahan Guntung, Kecamatan Medang Kampai. Pemerintah Dumai mengambil keputusan cepat dengan menetapkan status siaga darurat karhutla berlaku sejak awal Februari.

Kebijakan status siaga darurat keluar sebagai tanda penanganan bencana harus melibatkan unsur pemerintahan lebih tinggi. Dengan kata lain, katanya, seluruh prasarana dan sumber daya manusia dikerahkan lebih banyak dan memadai.

Titik karhutla di Dumai makin bertambah, terbaru di Kelurahan Bukit Nenas, Kecamatan Bukit Kapur sedang titik sebelumnya belum padam. Personil di lapangan kesulitan sumber air, khusus titik kebakaran di Gurun Panjang. Sedangkan pada lokasi lain, masih ada air dari embung dan parit pinggir jalan.

“Di Gurun Panjang, sumber air cukup jauh dan di sekitar lokasi sangat kering. Kita butuh bantuan pemadaman dengan water boombing. Kita juga imbau masyarakat jangan buka lahan dengan cara bakar,” kata Joko Susilo, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Dumai.

Dia bilang, kebakaran di Gurun Panjang, berawal di kebun sawit perusahaan. Namun, dia belum dapat memastikan nama atau pemilik perusahaan itu. Sejak itu, kebakaran meluas ke kebun masyarakat. Polisi, katanya,  sudah memasang garis pada areal terbakar.

Selain Dumai, beberapa kabupaten di pesisir Riau telah memasuki musim kemarau dan kering karena tidak turun hujan lagi, seperti Rokan Hilir terpantau titik api.

 

Kebakaran hutan dan lahan mulai terjadi di Dumai, Riau. Foto: BPBD Dumai

 

Beda dengan Dumai, Pemerintah Rokan Hilir belum menetapkan status siaga darurat. Devita Trimaily, penata penanggulangan bencana bidang rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana BPBD kabupaten itu mengatakan, mereka belum terima laporan resmi dari pemerintah kecamatan dengan wilayah kebakaran. Alasan lain, kebakaran lahan juga kecil dan bisa ditangani petugas pemadam sekitar.

Laporan karhutla masuk ke BPBD Rokan Hilir, 26 Februari 2024 di Kecamatan Kubu, Sinaboi dan Bangko, tetapi  belum ada informasi luas kebakaran. “Biasa kalau karhutla terus meluas dari tiga kecamatan itu, baru akan diambil langkah penetapan status siaga darurat,” kata Devita, 29 Februari lalu.

Berdasarkan siklus musim, antara Februari-Maret, sebagian wilayah Riau, utara dan timur, memasuki musim kemarau pertama. Hanya bagian selatan dan barat masih terjadi sedikit hujan. Kemarau  berlangsung sekitar satu sampai satu setengah bulan, April hingga Mei masuk musim penghujan serta kembali kemarau pada Juni.

Gafur mengimbau,  semua kabupaten dan kota, terkhusus BPBD masing-masing wilayah, siap siaga dengan menyiapkan peralatan dan personil. Selain itu, harus sering patroli dan pantau titik hotspot berdasarkan laporan BMKG dan langsung cek lapangan. “Semua sudah terlatif dan terbiasa menangani karhutla. Jadi sudah paham.”

Dumai langganan karhutla tiap tahun. Merujuk situs Sipongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), karhutla di kota ini selalu lebih dari 1.000 hektar, antara 2015-2019. Karhutla terparah pada 2016 dan 2018 hampir 3.000 hektar. Hanya 2017,  seluas 45 hektar. Pada 2021-2023 kurang dari 1.000 hektar.

Begitu juga Rokan Hilir. Karhutla di utara Riau ini lebih parah. Pada 2015, lebih 20.000 hektar. Tahun-tahun berikutnya, tak kurang 2.000 hektar hutan dan lahan terbakar. Meski, tahun lalu, tak sampai 1.000 hektar karhutla.

Biasanya, setelah Dumai dan Rokan Hilir, karhutla meluas ke kabupaten sekitar, seperti Bengkalis dan Kepulauan Meranti. Dua wilayah ini juga selalu menyumbang tak sedikit luas karhutla yang berdampak ke negara tetangga, Malaysia dan Singapura.

Eko Setiawan,  Sekretaris BPBD Kepulauan Meranti, membenarkan info ini. Di daerahnya,  sudah terpantau dua titik api, beberapa hari belakangan antara lain di Kecamatan Rangsang dan Tebing Tinggi. Pemadaman masih dapat ditangani personil setempat, seperti Babinsa, Bhabinkamtibmas dan masyarakat peduli api.

BPBD Kepulauan Meranti tengah koordinasi dengan sejumlah pihak untuk penetapan status siaga darurat karhutla. “Kita tetap memantau. Kalau kebakaran makin meluas akan kerahkan personil untuk turun menangani karhutla,” kata Eko, melalui panggilan WhatsApp, penghujung Februari.

Petugas berupaya memadamkan api kebakaran di lahan gambut di Dumai, Riau. Foto: BPBD Riau

 

Prediksi 2024

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan dalam 2024 dinamika atmosfer di Indonesia pada fase el-nino kering lemah hingga netral. Bahkan,  ada peluang kecil berkembang menjadi la-nina basah.

Bibin Sulianto, Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, mengatakan,  di Riau, elnino masih dalam tingkat moderat berarti ketika musim kemarau jadi lebih kering. Situasi itu, katanya,  akan beralih jadi netral pada April hingga Juni.

“Trennya nanti kita lihat dan update lagi di Maret. Apakah jadi lanina atau kembali naik ke elnino,” kata Bibin, 29 Februari lalu.

Masih dalam pandangan iklim 2024 BMKG, hujan tahunan dan bulanan bersifat normal. Hanya sebagian Indonesia, termasuk sebagian kecil Riau, mengalami hujan tahunan di atas normal.

Meski begitu, BMKG imbau wilayah Sumatera dan Kalimantan tetap waspada terhadap ancaman karhutla karena diprediksi potensi lebih besar dibanding 2020-2022.

Luas karhutla di Riau rentang tiga tahun itu terbanyak pada 2020 total 15.442 hektar. Dua tahun berikutnya cenderung menurun jadi 8.970 hektar dan 4.915 hektar tetapi meningkat lagi jadi 7.267,03 hektar tahun lalu.

Selain itu, suhu permukaan 2024 juga diprediksi lebih hangat dibanding periode 1991-2020. Meskipun Indonesia sebagai wilayah kepulauan, dinilai kecil kemungkinan terjadi gelombang panas karena dikelilingi laut hingga memiliki kelembapan udara tinggi.

“Kondisi iklim 2024 diprediksi cenderung normal. Anomali iklim elnino dan lanina diperkirakan tidak terjadi. Namun sebaran curah hujan sepanjang tahun tidak selalu normal. Sebab itu tetap waspada,” mengutip laporan BMKG.

Sementara itu, risiko karhutla 2024 diprediksi pada level rendah hingga menengah. Meski begitu, berdasarkan lampiran peta BMKG Pekanbaru, akhir Februari, daerah pesisir Riau ditandai dengan warna merah berarti tingkat kemudahan terbakar cukup tinggi.

BMKG Pekanbaru juga mencatat peningkatan titik panas di Riau dalam dua bulan terakhir. Januari masih terpantau 42 titik, pada Februari bertambah 60 titik. Hanya saja, rata-rata tingkat kepercayaan masih pada level sedang, tak ada yang tinggi.

“Karhutla akan lebih tinggi kalau elnino masih kuat. Apalagi Juni yang akan kembali kemarau. Kalau elnino masih moderat dampak kekeringan akan lebih parah,” kata Bibin.

Titik api mulai muncul di Dumai, Riau, dan petugas mulai melakukan pemadaman. Foto: BPBD Riau

 

****

Bencana Terus Meningkat, Bagaimana Upaya Mitigasi dan Adaptasi?

Exit mobile version