Mongabay.co.id

Namanya Rambusa, Sering Disebut Markisa Mini

 

 

Sungai Nangagete berair jernih. Beberapa anak kampung Wairbou, Desa Nebe, Kota Maumere, berjalan menyusuri sungai itu sembari menggenggam buah “anggur” hutan.

“Rasanya manis. Banyak tumbuh liar di pinggir sungai,” terang Yuliano Fransiskus [11], saat bersua Mongabay Indonesia, Minggu [3/3/2024].

Rambusa [Passiflora foetida], buah yang dimaksud itu tumbuh liar di semak belukar, hutan, pesisir pantai, bahkan pinggir jalan raya.

Bukan hanya di desa, tanaman merambat ini dijumpai juga di pepohonan bidara di Kota Maumere, Ibu Kota Kabupaten Sikka, NTT.

“Buahnya lengket. Biasanya berwarna kuning kalau sudah matang,” jelas Maria Wiloborda, warga Kelurahan Wairotang, Maumere.

Baca: Kayu Manis yang Menjadi Andalan Masyarakat Ende

 

Buah rambusa yang masih muda. Foto: Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia

 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa [BPPB] Kemendikbud, dijelaskan bahwa rambusa merupakan tumbuhan merambat, bunga dan buahnya berwarna mencolok. Buahnya bulat-bulat kecil berwarna kuning terang dan sering dimakan anak-anak karena bentuknya menarik.

“Saat musim hujan banyak tumbuh, sementara saat kemarau hampir jarang terlihat,” ucap Maria.

Baca: Sorgum Sebagai Sumber Bahan Pangan, Kenapa Tidak?

 

Buah rambusa dibungkus serabut yang berambut banyak. Foto: Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia

 

Markisa mini

Rambusa merupakan tanaman merambat dengan panjang 1,5-5 m. Memiliki alat pembelit yang menjulur seperti spiral. Ini yang menyebabkannya mudah merambat di pepohonan.

Dikutip dari Wetlands Indonesia, daunnya berwarna hijau kekuningan hingga hijau muda mengkilat seperti memiliki lapisan lilin yang lengket.

“Bunganya ungu di bagian tengah dan pinggirnya putih cerah.”

Baca: Maja, Tanaman Kaya Manfaat yang Banyak Tumbuh di Flores

 

Buah rambusa yang telah matang berwarna kuning. Foto: Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia

 

Buahnya bulat seperti kelereng, kadang agak lonjong. Ukuran diameter buah 1,5-3 cm. Kulit buah hijau jika mentah dan menjadi kuning ketika matang. Buah dibungkus serabut yang berambut banyak.

Di dalam buah, terdapat banyak biji berwarna hitam yang ditutupi cairan pembungkus berwarna bening.

“Tumbuhan ini berasal dari wilayah Amerika dan menyebar di wilayah tropis. Di Indonesia, tumbuh secara liar.”

Baca: Jewawut, Pangan Lokal Bernilai Tinggi yang Jarang Ditanam

 

Biji yang terdapat dalam buah rambusa seperti markisa. Foto: Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia

 

Di Indonesia, rambusa yang dijuluki markisa mini memiliki sejumlah nama. Buah ceplukan, blungsun [Jawa], rajutan, permot, kaceprek, ki leuleu’eur [Sidoarjo], bibbi [Luwu Utara], dan timun padang atau timun dendang [Malang].

“Rambusa berasal dari keluarga Passiflora, sehingga masih berkerabat dengan buah markisa [Passiflora edulis] dan buah erbis [Passiflora guadrangularis],” sebagaimana dikutip dari Bobo.id

 

Buah rambusa yang memiliki banyak manfaat. Foto: Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia

 

Kaya manfaat

Hal yang mesti diwaspadai adalah buah rambusa mengandung racun saat muda, namun memiliki banyak manfaat ketika sudah matang.

Dalam jurnal Media Eksakta berjudul “Analisis Vitamin C pada Buah Rambusa [Passiflora foetida L.]” karya Karmila dan Nuryanti.S, Pendidikan Kimia FKIP Universitas Tadulako, Palu [2021] dijelaskan bahwa rambusa bermanfaat mengobati penyakit tulang, anemia, kanker, tekanan darah, gusi dan gigi, gangguan ginjal, juga stres.

“Buahnya banyak dimanfaatkan karena terdapat kandungan kalsium, zat besi, antioksidan, mineral, dan Vitamin C.”

Berdarkan hasil penelitian dan analisis data, disimpulkan bahwa kadar Vitamin C pada buah rambusa mentah adalah 1,31 mg/g. Sementara kadar Vitamin C pada rambusa matang sebesar 2,21 mg/g.

“Perlu penelitian lebih lanjut terkait kandungan buah ini, agar bermanfaat bagi masyarakat dan menjadi alternatif bahan pangan,” jelas laporan tersebut.

 

Daun Lontar dan Anyaman Kreatif Masyarakat Flores

 

Exit mobile version