Mongabay.co.id

Misteri Heksagonal Sarang Lebah Madu: Mitos atau Fakta?

 

Bentuk segi enam atau heksagon identik dengan lebah madu. Ini adalah bentuk sel atau ruang dalam sarang koloni lebah madu. Sel-sel itu saling menopang membentuk struktur bangunan yang kuat dan efisien.

Sarang lebah madu kemudian menginspirasi manusia dalam membuat aneka piranti. Mulai yang dipakai dalam bidang transportasi, bahan bangunan, hingga kesehatan. Diwujudkan dalam desain arsitektur bangunan besar hingga rancangan nanomaterial.

Lebah madu terkenal untuk dikembangbiakkan adalah spesies Apis mellifera. Bentuk selnya segi enam yang saling berimpit, menggantung pada bilah-bilah yang diletakkan berjajar di dalam kotak pemeliharaan. Sebenarnya tidak semua lebah madu membangun sarangnya dengan sel berbentuk segi enam. Lebah Melipona scutellaris misalnya, bentuk selnya silinder.

Mengapa lebah madu membangun selnya bersegi enam?

Charles Darwin memiliki penjelasannya. Menurutnya itu bagian dari seleksi alam. Kawanan lebah yang bisa membangun sarang kuat dengan tenaga lebih sedikit, limbah madu paling sedikit, dan penggunaan lilin paling iritlah yang akan bertahan.

baca : Hebatnya Lebah Madu, Bisa Pecahkan Soal Matematika

 

Lebah madu dalam sarang di peternakan lebah madu di Bandung Bee Sanctuary (BBS) di Dago Atas, Kota Bandung, Jawa Barat. Foto : Donny Iqbal/Mongabay Indonesia

 

Soal keistimewaan ini, bukan hanya Darwin yang memandang dengan kekaguman. Banyak ahli yang beranggapan lebah adalah arsitek alam yang mumpuni. Kawanan ini dianggap bisa menerapkan perhitungan fisika dan matematika yang tidak dimiliki oleh spesies lain. Lebih jauh, lebah madu dianggap memiliki kemampuan ajaib. Namun, benarkah demikian?

Ada tiga ilmuwan yang mencoba mendudukkan kemampuan lebah madu dalam membangun sarangnya itu secara proporsional. Mereka adalah BL Karihaloo dari Universitas Cardiff, Inggris; K Zhang dari Institut Teknologi Beijing, China dan J Wang dari Universitas Peking, China.

Menurut mereka, sel-sel yang dibangun lebah madu sebenarnya awalnya berbentuk silinder. Namun kemudian berubah menjadi heksagonal seperti yang biasa kita kenal. Perubahan bentuk itu karena mekanisme transformasi yang disebabkan aliran lilin di dekat persimpangan tiga sel yang berdekatan. Lilin meleleh karena panas yang berasal dari lebah pekerja. Lilin-lilin itu meleleh pada suhu sekitar 45 derajat celsius.

Mekanisme tersebut sama dengan ikatan sedotan plastik yang berubah menjadi heksagonal saat mendapat pemanasan hingga titik lelehnya. Bidang pertemuan tiga buah sedotan yang semula berbentuk lingkaran pada akhirnya saling menempel dan membentuk sudut tajam.

Dalam hitungan peneliti, perubahan bentuk dari lingkaran menjadi heksagonal itu membutuhkan waktu enam detik jika lilin dihangatkan seluruhnya, dan tiga puluh enam detik jika dihangatkan sebagian.

baca juga : Studi: Ada Kesamaan Interaksi Lebah Madu dengan Kehidupan Sosial Manusia

 

Sekelompok lebah madu dalam sarangnya dengan bentuk sel sarang berbentuk heksagonal. Foto : vecteezy AI generated

 

Hasil penelitian itu disebut-sebut telah memecahkan misteri mengapa lebah madu membangun selnya berbentuk heksagonal melalui penjelasan mekanika sederhana. Namun ada penelitian lain menyimpulkan bahwa lebah madu memang punya kemampuan arsitektural. Penelitian itu dikerjakan oleh Michael L Smith dari Universitas Auburn, Jerman; Nils Napp dan Kirstin H Petersen dari Universitas Cornell, Amerika.

Mereka membuktikan, saat lebah madu dihadapkan pada konstruksi sarang yang tidak sempurna, ternyata struktur sarang diubah untuk memberi ruang bagi sel heksagonal lainnya. Lebah mengubah kemiringan, ukuran, dan jumlah dinding agar sesuai dengan kebutuhan yang ada.

Seandainya ukuran semua sel dalam sarang koloni lebah berukuran sama, maka bisa saja lebah bekerja laksana robot. Kenyataannya lebah harus menyediakan sel dengan ukuran yang berbeda-beda. Sel yang lebih besar untuk lebah pejantan, sementara sel bagi pekerja sendiri berukuran lebih kecil. Padahal kedua sel ini berada dalam sisi yang sama sehingga harus dilakukan beberapa penyesuaian bentuk.

Untuk itu, lebah tidak selalu membuat sel sarang berbentuk heksagonal. Ada sel yang berbentuk kubus, pentagonal, heptagonal, bahkan oktagonal. Begitupun sambungan antarsel, tidak selalu sel heksagonal dengan sel yang sama, namun bisa dengan bentuk yang lain. Untuk itu peneliti yakin ada proses kognitif pada lebah lebih dari sekadar naluri bawaan saat membangun sarang.

baca juga : Sinyal Ponsel Ganggu Kehidupan Lebah Madu

 

Sekelompok lebah madu dalam sarangnya dengan bentuk sel sarang berbentuk heksagonal. Foto : vecteezy AI generated

 

Agaknya, misteri mengapa lebah madu membangun sel berbentuk heksagonal akan terus berlanjut. Namun yang jelas, lebah adalah serangga penting yang menyangga kehidupan di planet bumi.

Ada lebih dari 20 ribu spesies lebah di seluruh dunia. Sebagian besar bertanggung jawab atas penyerbukan aneka tanaman termasuk tanaman pangan. Lebah juga menyediakan makanan bermutu tinggi bagi manusia berupa madu, royal jelly, dan polen.

Saat ini populasi lebah secara global menurun karena hilangnya habitat, penggunaan pestisida, perubahan pola cuaca, juga polusi. Kehilangan sebagian besar lebah berarti juga ancaman terhadap ketahanan pangan. (***)

 

 

Homalictus, Lebah dengan Tubuh Warna-warni

 

Exit mobile version