Mongabay.co.id

MPA Mana yang Lebih Efektif: Larangan Tangkap Penuh atau Sebagian?

 

Dalam salah satu kerangka Keanekaragaman Hayati Global Kunming-Montreal target global yaitu melindungi 30% daratan dan lautan pada tahun 2030. Namun hingga saat ini target tersebut masih belum mencapai tujuan. Baru sekitar 8% dari lautan global yang saat ini dilindungi dalam bentuk MPA (Marine Protected Areas).

MPA atau kawasan konservasi laut sendiri adalah instrumen untuk menjaga keanekaragaman hayati lautan. Dalam implementasinya bisa mencakup berbagai ukuran dan bentuk. Beberapa membentang kawasan lautan yang luas, sementara yang lain berskala lebih kecil. Area konservasi yang ditetapkan secara hukum ini, dikelola untuk melindungi keanekaragaman hayati, habitat, ekosistem, serta ekologi laut secara keseluruhan.

Beberapa desain MPA melarang total penangkapan ikan lewat zona larang tangkap, sedang sebagian masih memperbolehkannya. Lalu mana yang lebih efektif dalam mencapai tujuannya untuk meningkatkan populasi ikan?

Apakah MPA larang tangkap keseluruhan jauh lebih efektif dibandingkan MPA sebagian (multi guna), dimana masih memungkinkan penangkapan ikan?

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa keduanya dapat meningkatkan populasi ikan, tergantung di mana dan bagaimana mereka berada.

“Ada banyak penekanan pada penetapan MPA larangan tangkap, yang merupakan wilayah dimana penangkapan ikan tidak diperbolehkan. Namun ada beberapa konteks [lokal] di mana hal tersebut tidak mungkin atau tidak sesuai budaya setempat,” sebut penulis utama studi David Gill, ilmuwan kelautan di Nicholas Universitas Duke kepada Mongabay.

Penelitian yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences pada tanggal 26 Februari 2024 ini menggunakan data dari 14.000 survei ikan di 216 MPA untuk memastikan kinerja masing-masing MPA larang tangkap dan MPA multi guna.

Para penulis menemukan bahwa dibandingkan dengan zona tanpa perlindungan apa pun, MPA larang tangkap meningkatkan biomassa ikan sebesar 58,2%, dan MPA multi guna meningkatkan biomassa ikan sebesar 12,6%. Secara keseluruhan, para penulis mencatat jika kedua jenis MPA tersebut memiliki kemungkinan lebih dari 97% untuk meningkatkan populasi ikan.

Namun, mereka menemukan bahwa efektivitas MPA sangat bergantung pada lokasi, pengelolaan, dan pengaturannya. Di wilayah pesisir yang berpenduduk padat, MPA larang tangkap berperan lebih besar dalam meningkatkan populasi ikan. Namun di lokasi terpencil, baik MPA larang tangkap maupun MPA multi guna menghasilkan perolehan biomassa yang serupa.

Selain itu, penulis menemukan bahwa MPA multi-guna di dekat kawasan berpenduduk memiliki kinerja serupa dengan MPA larang tangkap jika “dikelola dengan baik dan diatur dengan baik.”

Gill mengatakan bahwa hasil studi tersebut menunjukkan bahwa MPA multi-guna dapat menjadi alternatif yang layak dibandingkan MPA larang tangkap, terutama dalam situasi di mana penetapan MPA larang tangkap tidak mungkin dilakukan atau dianggap tidak adil bagi nelayan lokal.

 

 

Kawasan Laut yang Dilindungi di Dunia

Menurut Atlas Perlindungan Laut dari Institut Konservasi Laut yang berbasis di Washington DC, hingga saat ini, kawasan laut yang dilindungi baru sekitar 3% dari lautan global.

Melanie McField, pendiri dan Direktur Healthy Reefs for Healthy People Initiative (HRI), mengatakan bahwa penelitian ini turut memberikan contoh dari kemampuan MPA untuk meningkatkan biomassa ikan.

Dalam menyikapi hasil temuan ini, McField yang tidak terlibat dalam penelitian, menyebut bahwa MPA larang tangkap akan lebih memberikan banyak manfaat bagi keanekaragaman hayati laut dibandingkan MPA multiguna yang berada di dekat kawasan berpenduduk.

“Biomassa ikan yang jauh lebih tinggi di kawasan yang sepenuhnya dilindungi tidak hanya menguntungkan konservasi keanekaragaman hayati, tetapi juga bagi komunitas nelayan lokal dari pemijahan ikan besar yang berasal dari zona larangan tangkap,” kata McField kepada Mongabay melalui email.

Secara khusus, dia menyebut bahwa pendekatan perlindungan penuh akan lebih tepat untuk kawasan yang mendapat tekanan berat, seperti terumbu karang, agar ekosistem bisa sepenuhnya pulih.

“Kita berpacu dengan waktu [untuk memulihkan ekosistem], saya menganggap di antara dua perbedaan, antara peningkatan 13% dan peningkatan 58%, maka saya memilih untuk memperkuat perlindungan penuh,” katanya.

Tulisan asli: Should all marine reserves ban fishing not necessarily: new study shows. Artikel ini diterjemahkan oleh Ridzki R Sigit

Referensi:

Gill, D. A., Lester, S. E., Free, C. M., Pfaff, A., Iversen, E., Reich, B. J., … Warmuth, L. M. (2024). A diverse portfolio of marine protected areas can better advance global conservation and equity. Proceedings of the National Academy of Sciences, 121(10). doi:10.1073/pnas.2313205121

 

***

Foto utama: Schools of fish di Cayman Islands, Foto: Jason Washington / Ocean Image Bank.

 

Babak Baru Pengelolaan Kawasan Konservasi di Lepas Pantai

Exit mobile version