Mongabay.co.id

Beruang Kutub Kelaparan: Es Laut Mencair, Ancaman Baru Muncul

 

Nasib beruang kutub kini makin mendekati ujung tubir kepunahan. Ditengah fenomena menghilangnya es atau periode bebas es akibat Bumi yang makin memanas, banyak Ursus maritimus menghabiskan lebih banyak waktu di darat mulai dari mencari bangkai hingga mengkonsumsi rumput.

Menurut sebuah penelitian terbaru, beruang kutub melakukan itu demi menyesuaikan pola makan mereka selama hidup di darat. Namun karena bukan kondisi ideal bagi mereka sehingga cepat kehilangan berat badan dan meningkatkan resiko kematian karena menghadapi kelaparan.

Padahal hidup beruang kutub sangat bergantung pada es laut. Dia butuh itu untuk berbagai aktivitas seperti bepergian, beristirahat, kawin, dan tentu saja berburu.

Secara alami, mangsa utama mereka adalah anjing laut. Beruang kutub membutuhkan banyak lemak untuk bertahan hidup di iklim dingin. Setidaknya mamalia besar ini butuh makanan berupa 50 anjing laut dalam setahun, sebelum melakukan hibernasi.

Karena pola pencairan es laut berubah, mereka sekarang mereka hanya bisa berburu dari bulan November hingga Juli. Sisanya beruang kutub naik ke daratan, di mana mereka akan mencari sumber makanan lain.

“Beruang kutub itu kreatif. Mereka cerdik. Mereka akan mencari cara untuk bertahan hidup dan menemukan sumber makanan untuk mengimbangi kebutuhan energi mereka,” kata Anthony Pagano, ahli biologi margasatwa dari US Geological Survey dan penulis utama studi tersebut, kepada AFP.

Baca : Miris.. Video Beruang Kutub Kurus Kering Kelaparan Ini Viral

 

Induk beruang kutub (Ursus maritimus) dan dua anaknya berdiri di atas pecahan es yang terapung di Svalbard, Norwegia. Foto : WWF

 

Namun, kemampuan beruang untuk beradaptasi dengan kondisi baru ini bukanlah jaminan untuk bertahan hidup. Sekalipun beruang kutub di darat menunjukkan plastisitas perilaku yang luar biasa, tapi temuan peneliti memperkuat risiko kelaparan ada pada usia pra remaja.

Ketika beruang menghabiskan waktu lebih lama tanpa makanan, kesehatan mereka menurun. Di Teluk Hudson, Kanada, misalnya, beruang-beruang yang muncul ke daratan memiliki bobot sekitar 22 pound atau setara 10 kilogram lebih kurus dari biasanya. Bobot ideal mereka berkisar antara 150-250 kilogram.

Karena gusar dengan fenomena berkurangnya bobot beruang kutub tiap tahun, para peneliti menuliskan laporannya selama tiga tahun di dalam jurnal ilmiah Nature Communications.

Mereka menggunakan kalung GPS untuk melacak pergerakan 20 beruang kutub di darat selama 130 hari.

Selama periode penelitian, mereka menemukan dua beruang mengurangi total pengeluaran energi mereka ke tingkat yang mirip dengan hibernasi. Tetapi 18 beruang lainnya tetap aktif beraktifitas.

Studi tersebut menyimpulkan bahwa beruang-beruang yang aktif ini terus bergerak karena rasa lapar. Masing-masing beruang didokumentasikan memakan apa saja termasuk rumput, buah beri, camar, hewan pengerat, dan bangkai anjing laut.

Tiga beruang diketahui berkelana dengan berenang jauh, bahkan ada juga yang menempuh jarak total 175 kilometer. Sementara beruang lainnya menghabiskan waktu bermain bersama atau menggerogoti tanduk rusa kutub mirip dengan cara anjing mengunyah tulang.

Baca juga : Foto Beruang Kutub ini Membongkar Dampak Nyata Perubahan Iklim

 

Beruang kutub betina yang kurus karena kelaparan. Foto: Kerstin Langenberger/ Wikipedia CC-BY-SA

 

Namun pada akhirnya, para peneliti menemukan bahwa upaya beruang untuk mencari makan di darat tidak memberi mereka cukup kalori bagi tubuhnya.

Malah 19 dari 20 beruang kutub mengalami penurunan berat badan. Itu berarti semakin lama beruang kutub berada di darat, semakin tinggi risiko kelaparan.

Bahkan mereka yang selamat dari kelaparan akan menderita gizi buruk yang parah, terutama beruang betina yang memiliki anak. Beruang yang tidak sehat dapat menyebabkan tingkat reproduksi yang lebih rendah dan kepunahan.

Para ilmuwan telah menemukan penyebab utama kematian anak beruang adalah karena kekurangan makanan atau kekurangan lemak pada induk yang sedang menyusui. Padahal, beruang kutub menggunakan sekitar 97% lemak dari mangsa yang mereka konsumsi.

 

Es menghilang

Sebagai informasi, Arktik memanas dua kali lebih cepat dibandingkan tempat lain di planet ini, dengan penyusutan lapisan es laut sebesar 14% per dekade atau per 10 tahun. Dibandingkan dengan rata-rata tutupan es laut yang tercatat antara tahun 1981-2010, wilayah ini telah kehilangan sekitar 770.000 mil persegi hanya dalam tahun 2011 hingga 2021.

Kondisi krisis iklim ini pun mengancam kelangsungan hidup 25.000 beruang kutub yang tersisa di alam. Mereka diproyeksi punah dalam waktu cenderung lebih singkat.

Menarik dibaca : Ilmuwan Mengungkap Rahasia Bulu Beruang Kutub

 

Induk beruang kutub (Ursus maritimus) dan dua anaknya berdiri di atas pecahan es yang terapung di Svalbard, Norwegia. Foto : WWF

 

Oleh karena itu dibutuhkan peranan manusia agar kenaikan suhu bisa dikendalikan. Seperti membatasi gas rumah kaca yang memanaskan Bumi.

Bisa juga menjaga pemanasan global di bawah target kesepakatan Paris sebesar 1,5C. Dengan itu kemungkinan besar akan melestarikan populasi beruang kutub, kata Pagano.

John Whiteman, kepala ilmuwan penelitian di Polar Bears International, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan bahwa fenomena kelaparan beruang kutub sangat berharga karena secara langsung mengukur pelepasan es pada periode bebas es.

“Ketika es menghilang, beruang kutub pun ikut menghilang, dan tidak ada solusi lain selain menghentikan hilangnya es. Itulah satu-satunya solusi,” katanya.

 

 

Foto: Beruang Kutub yang Kelaparan ini Memakan Sampah Plastik

 

 

Exit mobile version