- Zona Clarion-Clipperton (CCZ) di Samudra Pasifik, yang sebelumnya dianggap sepi, ternyata menyimpan keanekaragaman hayati yang menakjubkan di kedalamannya.
- Para ilmuwan kelautan telah menemukan berbagai spesies baru yang belum pernah terdokumentasi sebelumnya, termasuk teripang transparan “unicumber” dan babi laut merah muda “Barbie.”
- Penemuan ini menyoroti pentingnya melindungi ekosistem unik ini dari ancaman penambangan laut dalam, yang dapat merusak habitat dan mengganggu kehidupan laut.
Zona Clarion-Clipperton (CCZ), hamparan luas dasar laut di Samudra Pasifik yang terletak antara Meksiko dan Hawaii, telah menjadi sorotan dalam dunia ilmu kelautan baru baru ini. Wilayah yang sebelumnya dianggap sepi dan tidak ramah ini ternyata menyimpan kejutan besar. Para ilmuwan kelautan, yang tertarik dengan misteri kedalaman laut, telah memulai eksplorasi intensif di CCZ dan menemukan berbagai spesies hewan yang belum pernah terdokumentasi sebelumnya.
Thomas Dahlgren, seorang ahli ekologi kelautan terkemuka, menekankan signifikansi penemuan ini dengan menyatakan bahwa “area ini adalah yang paling sedikit dieksplorasi di Bumi.” Pernyataan ini menyoroti betapa sedikitnya pengetahuan manusia tentang kehidupan di laut dalam, terutama di wilayah terpencil seperti CCZ. Namun, berkat kemajuan teknologi, khususnya penggunaan kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh (ROV), para ilmuwan kini dapat menjelajahi kedalaman laut yang sebelumnya tak terjangkau.
Tim peneliti internasional dari misi SMARTEX, yang berfokus pada dampak penambangan laut dalam, berhasil mengirimkan ROV hingga kedalaman 5.500 meter di CCZ. ROV ini dilengkapi dengan kamera beresolusi tinggi dan peralatan pengambilan sampel, memungkinkan para ilmuwan untuk mengamati dan mengumpulkan spesimen dari makhluk-makhluk yang menghuni dasar laut. Meskipun lingkungan di kedalaman ini sangat keras, dengan tekanan yang sangat tinggi, kegelapan total, dan suhu yang mendekati titik beku, kehidupan di CCZ ternyata sangat beragam dan beradaptasi dengan cara yang luar biasa.
Baca juga: Perkenalkan, Spesies Baru “Ikan Stoberi” dari Antartika
Kehidupan yang Beradaptasi dengan Lingkungan Ekstrim
Kehidupan di dasar laut abyssal, yang berada di kedalaman ekstrem Zona Clarion-Clipperton, adalah bukti nyata dari kemampuan adaptasi makhluk hidup yang luar biasa di tempat itu. Di lingkungan yang minim cahaya matahari, tekanan air yang sangat tinggi, dan suhu yang mendekati titik beku, organisme-organisme ini telah mengembangkan strategi unik untuk bertahan hidup dan berkembang biak.
Salah satu tantangan terbesar di lingkungan ini adalah ketersediaan makanan yang sangat terbatas. Namun, makhluk-makhluk di sini telah menemukan cara untuk memanfaatkan sumber daya yang langka. Mereka mengandalkan “salju laut,” yaitu partikel-partikel organik seperti sisa-sisa plankton, kotoran hewan, dan detritus lainnya yang turun dari lapisan atas laut. Selain itu, bangkai paus yang tenggelam ke dasar laut juga menjadi sumber makanan yang berharga dan langka, menciptakan oasis kehidupan di tengah gurun abyssal.
Sebagian besar hewan di dasar laut ini adalah pengumpan filter dan sedimen. Mereka memiliki struktur tubuh yang memungkinkan mereka menyaring partikel-partikel makanan dari air atau sedimen. Spons, misalnya, memiliki pori-pori kecil yang menyaring air untuk menangkap plankton dan bakteri. Sementara itu, teripang dan bintang laut memiliki kaki tabung khusus yang membantu mereka mengumpulkan partikel organik dari dasar laut. Beberapa spesies bahkan telah mengembangkan hubungan simbiosis dengan bakteri kemosintetik, yang mampu menghasilkan energi dari bahan kimia di lingkungan yang gelap dan tanpa sinar matahari.
Adaptasi-adaptasi ini memungkinkan makhluk-makhluk di dasar laut abyssal untuk bertahan hidup dan bahkan berkembang biak di lingkungan yang tampaknya mustahil. Penelitian lebih lanjut tentang kehidupan di kedalaman ini tidak hanya akan mengungkap lebih banyak keajaiban alam, tetapi juga memberikan wawasan berharga tentang potensi kehidupan di planet lain dengan lingkungan ekstrem yang serupa.
Baca juga: Ekspedisi Laut Dalam: Lebih 100 Spesies Baru Ditemukan Dekat Gunung Bawah Laut Chile
Penemuan Spesies-spesies Baru
Ekspedisi di Zona Clarion-Clipperton tidak hanya mengungkap keberadaan kehidupan di kedalaman ekstrem, tetapi juga memperkenalkan kita pada sejumlah spesies baru yang menakjubkan dan belum pernah tercatat sebelumnya. Salah satu penemuan paling menarik adalah teripang transparan yang dijuluki “unicumber” (kependekan dari “unicorn sea cucumber“). Makhluk unik ini, yang termasuk dalam famili Elpidiidae, memiliki tubuh transparan yang memungkinkan kita melihat langsung sistem pencernaannya. Dengan ekor panjang yang elegan, unicumber menggunakannya untuk berenang dan menjelajahi dasar laut.
Unicumber memiliki peran penting dalam ekosistem dasar laut. Ia bertindak sebagai “penyedot debu” alami, menyaring sedimen dan partikel-partikel organik yang terkubur di dalamnya. Dengan cara ini, unicumber membantu menjaga kebersihan dasar laut dan mendaur ulang nutrisi.
Selain unicumber, tim peneliti juga menemukan berbagai makhluk menarik lainnya. Spons kaca yang rapuh namun memiliki umur panjang hingga ribuan tahun menjadi salah satu penemuan yang menakjubkan. Krustasea tanaid, dengan tubuh panjang seperti cacing, juga ditemukan di antara bebatuan dan sedimen. Bintang laut, karang, dan anemon menambah warna dan keindahan pada lanskap dasar laut yang gelap.
Namun, salah satu penemuan yang juga mencuri perhatian adalah babi laut merah muda yang menawan, yang oleh para ilmuwan dijuluki “babi laut Barbie.” Babi laut ini, yang juga termasuk dalam famili Elpidiidae, memiliki tubuh bulat dan kaki-kaki kecil yang lucu. Warna merah muda cerahnya membuatnya mudah dikenali di antara makhluk-makhluk lain di dasar laut.
Pentingnya Konservasi Keanekaragaman Hayati di Dasar Laut
Penemuan spesies baru di Zona Clarion-Clipperton ini menyoroti betapa pentingnya melindungi keanekaragaman hayati di dasar laut, terutama di tengah ancaman penambangan laut dalam. Dahlgren menekankan bahwa “kita perlu tahu lebih banyak tentang lingkungan ini untuk dapat melindungi spesies yang hidup di sini.” Meskipun 30 persen wilayah laut ini sudah dilindungi, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan perlindungan yang memadai bagi ekosistem yang unik ini.
Penambangan laut dalam dapat berdampak buruk pada habitat laut dalam dengan berbagai cara; 1) penambangan dapat merusak dasar laut dan mengganggu kehidupan yang hidup di sana. 2) penambangan dapat menghasilkan sedimen dan polutan yang dapat mencemari air dan membahayakan hewan laut. 3) penambangan dapat menyebabkan kebisingan bawah air yang dapat mengganggu komunikasi dan navigasi hewan laut.
Sangat peenting untuk melindungi keanekaragaman hayati di dasar laut karena beberapa alasan. 1), dasar laut adalah rumah bagi banyak spesies yang belum pernah ditemukan dan dipelajari. Spesies ini mungkin memiliki potensi untuk memberikan manfaat bagi manusia, seperti obat-obatan baru atau makanan. 2), dasar laut memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan planet ini. Misalnya, dasar laut membantu menyerap karbon dioksida dari atmosfer. 3), dasar laut adalah tempat yang indah dan menakjubkan yang harus dilestarikan untuk generasi mendatang.