- Daun sirih memiliki peranan penting dalam tradisi dan adat masyarakat Indonesia.
- Di Aceh, dalam upacara penyambutan tamu biasanya disuguhkan daun sirih. Hal serupa dilakukan masyarakat melayu di Riau, Bangka Belitung, Jambi, Sumatera Selatan, dan sebagainya.
- Di Provinsi Gorontalo, daun sirih memiliki peran penting dalam prosesi adat, terutama saat upacara peminangan untuk perkawinan.
- Daun sirih juga kaya antioksidan, seperti flavonoid, alkaloid, saponin, polifenol, dan tanin. Juga, bersifat antiseptik dan antibakteri sehingga mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme dalam tubuh.
Kita sering mengenal istilah mengunyah sirih. Ketika daun sirih dikunyah, biasanya dibarengi kapur, pinang, gambir, dan bahkan tembakau.
Lebih dari itu, daun sirih memiliki peranan penting dalam tradisi dan adat masyarakat Indonesia.
Di Aceh, dalam upacara penyambutan tamu biasanya disuguhkan daun sirih. Hal serupa dilakukan masyarakat melayu di Riau, Bangka Belitung, Jambi, dan Sumatera Selatan.
Jika ditarik ke belakang, tradisi mengunyah sirih merupakan salah satu bentuk keramahtamahan universal karena dapat dinikmati berbagai kalangan. Sebut saja, mulai anak muda, orang tua, rakyat biasa, hingga raja. Sirih dan pinang disajikan pada tamu sebagai tanda keramahtamahan, penerimaan dan sopan santun.
Bahkan, wadah untuk menyimpan daun sirih terbuat dari emas dan batu mulia. Bentuknya juga unik, mulai dari hewan mitologi menyerupai naga hingga ikan bersayap.
Di Provinsi Gorontalo, daun sirih memiliki peran penting dalam prosesi adat, terutama saat upacara peminangan untuk perkawinan.
Dalam penelitian berjudul “Pengenalan Makna dan Simbol Perangkat Tanaman Adat dalam Ritual Modutu Antaran Gorontalo” disebutkan bahwa sirih merupakan lindhidu aadati atau “urat adat”.
Selain itu, sirih harus dibuatkan tempatnya yang disebut Tonggu. Ini merupakan wadah yang di dalamnya berisi seperangkat sirih dan pinang yang dipersembahkan kepada para tamu undangan.
Artinya, daun sirih memiliki peranan penting sebagai syarat kelengkapan sistem adat.
Dampak positif dan negatif sirih pinang
Temuan cukup menarik mengenai mengunyah sirih tertuang dalam jurnal berjudul “The Impact of Chewing Betel Nuts on Human Dentition in Indonesia: A literature review” yang ditulis Sayf Muhammad Alaydrus, Myrtati Diah Artaria, dan Chen Yao-Fong.
Dalam riset ini dijelaskan bahwa mengonsumsi sirih pinang memiliki dampak positif maupun negatif bagi aspek sosiokultural serta biologis manusia.
Sisi positifnya, mengonsumsi sirih pinang mampu mengurangi terbentuknya karies dalam gigi, mengurangi pembengkakan dan demam, serta memperkuat gigi. Hal ini karena daun sirih dan biji pinang mengandung senyawa antibakteri, antidepresan, antifungal, antioksidan, antialergi, antidiabetes, dan antiparasit.
Secara sosial, tradisi mengunyah sirih dan pinang memegang peran penting bagi keberlangsungan kearifan lokal di berbagai kebudayan di Indonesia. Meski demikian, beberapa literatur melaporkan berbagai dampak negatif mengonsumsi sirih dan pinang terhadap kesehatan gigi dan mulut.
“Gangguan yang muncul dapat ditemukan tidak hanya di gigi, tetapi juga di tulang rahang, lidah, rongga mulut, dan gusi. Penyakit yang paling umum muncul sebagai akibat menginang antara lain kalkulus, periodontitis, atrisi, gigi tanggal, dan staining (pewarnaan),” ungkap para peneliti.
Daun sirih tanaman obat
Sirih [Piper betle L] merupakan tanaman merambat yang banyak dijadikan sebagai obat atau ramuan tradisional oleh masyarakat Indonesia. Bagian yang umumnya digunakan adalah daun karena banyak mengandung senyawa turunan fenol.
Ketika COVID-19 melanda dunia, daun sirih dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan hand sanitizer alami untuk memutus rantai virus. karena kandungan antibakteri yang dimilikinya.
Mengutip alodokter, daun sirih disebut sebagai tanaman herbal karena khasiat dan manfaatnya. Daunnya mengandung protein, Vitamin A, Vitamin B1, Vitamin B2, asam nikotinat, iodin, sodium, dan minyak atsiri.
Daun sirih juga kaya antioksidan, seperti flavonoid, alkaloid, saponin, polifenol, dan tanin. Juga, bersifat antiseptik dan antibakteri sehingga mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme dalam tubuh.