- Kebun Raya Mangrove Surabaya merupakan satu-satunya kebun raya mangrove di Indonesia. Di Indonesia terdapat 46 kebun raya.
- Kebun Raya Mangrove Surabaya yang luanya 34 hektar memiliki 59 jenis bakau yang ditanam dan dijaga kelestariannya.
- Kawasan mangrove di Surabaya, selama ini berfungsi sebagai benteng alami untuk menghalau badai dan mencegah banjir air laut.
- Sebuah kawasan dapat ditetapkan sebagai kebun raya bila memenuhi lima fungsi utama: konservasi, penelitian, edukasi, wisata, dan jasa lingkungan.
Kebun Raya Mangrove Surabaya yang luasnya 34 hektar terus berbenah. Wilayahnya, meliputi Medokan Sawah [16 hektar], Gunung Anyar [11 hektar], dan Wonorejo [7 hektar].
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian [DKPP] Kota Surabaya memperkenalkan dua koleksi baru bakau, yaitu jenis Kandelia candel dari Kalimantan Barat dan Heritiera littoralis [dungun kecil] dari Gresik.
Total, 59 jenis bakau ditanam di sini. Ada Rhizophora mucronata atau bakau akar melingkar [tanjang], Rhizophora apiculata atau bakau minyak [bakau putih], Bruguiera gymnorhiza atau putut [lindur], Avicennia marina atau api-api putih, Sonneratia caseolaris atau pidada merah [bogem], Sonneratia alba atau perepat, Acanthus ilicifolius atau jeruju, Acrostichum aureum atau paku laut, juga Barringtonia asiatica atau bogem hutan [butun].
“Kami berupaya mendatangkan jenis-jenis baru sebagai koleksi. Tentunya mengikuti prosedur serta persyaratan yang dibutuhkan, mulai detil penelitian, asal tanaman, serta proses pengambilan,” jelas Antiek Sugiharti, Kepala DKPP Kota Surabaya, Senin [8/7/2024].
Diungkapkan Antiek, sebuah kawasan dapat ditetapkan kebun raya karena memenuhi lima fungsi utama: konservasi, penelitian, edukasi, wisata, dan jasa lingkungan. Selain itu, keberadaan mangrove juga dapat dimanfaatkan warga sebagai alternatif bahan pangan, serta bahan baku kosmetik.
“Kawasan mangrove di Surabaya, selama ini berfungsi sebagai benteng alami untuk menghalau badai dan mencegah banjir air laut.”
Baca: Kisah Gila Ato Tanam Ratusan Ribu Mangrove Demi Kepiting
Kebun raya mangrove hanya di Surabaya
Saat peresmian Kebun Raya Mangrove Surabaya pada 26 Juli 2023, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional [BRIN], Laksana Tri Handoko, mengatakan dari 46 kebun raya di seluruh Indonesia, hanya di Surabaya terdapat kebun raya mangrove.
BRIN tidak hanya melakukan konservasi, namun juga memanfaatkan keragaman hayati yang ada menjadi bahan pangan, obat, hingga teknologi.
“Tempat ini akan menjadi sentra biodiversitas dengan segala flora dan fauna,” terangnya.
Antiek menambahkan, dari sejumlah penanaman bakau yang dilakukan, sekitar 5-10 persen mati. Faktor penyebab adalah waktu yang tidak tepat dan jenis tidak sesuai lokasi.
“Hal lain, sampah plastik menutup akar sehingga pertumbuhan terhambat.”
Hingga pertengahan 2024, rata-rata pengunjung mencapai enam ribu orang per bulan.
“Konsep wisata edukasi menjadi pilihan, selain sebagai pusat informasi bagi siapa saja yang ingin belajar mangrove,” paparnya.
Baca juga: Kebun Raya Mangrove akan Dibangun di Surabaya, Seperti Apa?
Mangrove penting untuk alam
Muhammad Soni dari Kelompok Tani Mangrove Wonorejo, menjelaskan kelompoknya telah mengolah buah mangrove atau bogem menjadi sirup dan minuman kesehatan, sejak 20 tahun ini. Tidak hanya itu, daun dan propagul bakau juga dibuat teh dan tepung.
“Saya melatih siapa saja yang mau mengembangkan produk olahan ini. Langkah ini dapat dijadikan pendapatan alternatif bila ditekuni,” jelasnya, Kamis [25/7/2024].
Soni berharap, masyarakat dapat menjaga kelestarian Kebun Raya Mangrove Surabaya
“Kalau untuk inovasi pengolahan, masyarakat masih perlu didorong. Tapi, untuk keperluan penelitian dan edukasi, kebun raya ini sangat bermanfaat.”
Selain terus mendorong keterlibatan masyarakat, Soni mengingatkan, agar penanaman mangrove juga memperhatikan lahan serta morfologinya.
Jenis lahan atau substrat yang akan menjadi media tanam, harus dipastikan sesuai kebutuhan jenis tanaman. Lalu, dilanjutkan perawatan dan pemantauan, serta penggantian bila diperlukan.
“Harus ada site plan untuk menghadang ombak, sebelum ditanam,” tandasnya.