- Hasil penelitian Cornell University menyebutkan Indonesia menjadi salah satu negara dengan konsumsi mikroplastik tertinggi di dunia. Penelitian menunjukkan keberadaan mikroplastik dalam dalam organ tubuh manusia yang berpotensi mengganggu kesehatan
- Penelitian di Cina menemukan indikasi keterkaitan mikroplastik dalam sperma dengan dengan tingkat kesuburan pria, Dan keberadaan mikroplastik dalam sistem reproduksi perempuan dapat mengubah siklus menstruasi, menganggu kesuburan, perkembangan janin, dan kesehatan bayi yang dilahirkan
- Hasil penelitian Ecoton menunjukkan kandungan mikroplastik yang tinggi di udara di lima kabupaten/kota di Jawa Timur, dengan kondisi tertinggi di Kabupaten Gresik. Jika mikroplastik tidak ditangani secara serius, bakal menjadi bencana lingkungan yang lebih besar dan kesehatan masyarakat
- Ecoton mendorong Kementerian Agama Kabupaten dan Kementerian Kesehatan mengintegrasikan uji mikroplastik dalam pemeriksaan kesehatan pranikah bagi calon pengantin untuk mengetahui kondisi kesehatannya
Tiga pasang pengantin berbaju adat melayu berjalan beriringan diapit pendamping yang membawa toples berisi boneka bayi yang dipenuhi tas kresek, sedotan, botol plastik, plastik sachet dan styrofoam. Ketiga pasang pengantin diiringi 20-an pemuda, mereka mendatangi kantor Kementerian Agama Kabupaten Gresik, di Suursango, Bedilan, Gresik, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.
Sembari membentangkan poster bertulis “Nikah Sehat, Wajib Uji Mikroplastik”, “Mikroplastik bukan Bagian Cinta Sejati”, dan “Calon Pengantin Harus Bebas Mikroplastik”.
Mereka merupakan aktivis lembaga Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) yang beraksi menggambarkan jika dalam plasenta ibu hamil terdapat mikroplastik yang dapat mengganggu kesehatan janin. “Kami menuntut agar bayi- bayi dilindungi dari ancaman mikroplastik,” kata Koordinator aksi Ecoton, Alaika Rahmatullah.
Alaika membeberkan sejumlah penelitian yang menunjukkan mikroplastik telah dalam dalam tubuh manusia. Mikroplastik ditemukan dalam feses sebanyak 17 partikel/10 gram partikel, dalam plasenta ibu hamil 12 partikel/4 plasenta, dalam sperma 0,45 partikel/mL, air susu ibu 2,3 partikel/mL, paru-paru manusia 1,50 partikel/g, pembuluh darah manusia 24,5 μg/mg plak, hati 4,6 partikel/g, testis 15,52 partikel/g, urine 23 partikel/mL dan ginjal 43partikel/gram.
Sebuah studi yang dilakukan Cornell University dalam jurnal Environmental Science & Technology menunjukkan masyarakat Indonesia telah terpapar mikroplastik. Indonesia menjadi salah satu negara dengan konsumsi mikroplastik tertinggi di dunia. Tingkat mengkonsumsinya sebanyak 15 gram per bulan, atau setara dengan selembar kartu ATM. Mikroplastik masuk ke tubuh manusia melalui berbagai jalur, mulai makanan, air, dan udara.
Sedangkan tim peneliti kesehatan masyarakat afiliasi dari berbagai institusi di Cina menemukan mikroplastik dalam sperma. Studi dilakukan di Jinan, Cina bagian timur yang terletak sekitar 180 kilometer dari garis pantai. Dianggap relatif jauh dari cemaran plastik. Sampel berasal dari 36 pria dewasa sehat di kota Jinan. Hasilnya, para peneliti menemukan mikroplastik di setiap sampel.
Ning Li dari Key Laboratory of Birth Regulation and Control Technology of National Health Commission of China, Shandong Provincial Maternal and Child Health Care Hospital Affiliated to Qingdao University, menjadi penulis pertama mempulikasikan dalam jurnal Science of the Total Environment. Mikroplastik terdeteksi di semua sampel sperma, rata-rata dua partikel per sampel. Berkisar 0,72-7,02 mikrometer (μm).
Teridentifikasi delapan polimer berbeda, 30 persen diantaranya atau dominan berupa polistiren. Polistiren atau styrofoam yang biasa digunakan dalam busa kemasan. Jenis plastik ini termasuk polimer dengan monomer stirena, sebuah hidrokarbon cair yang dibuat secara komersial dari minyak bumi.
Baca : Darurat Mikroplastik di Sungai Jawa, Aktivis Lingkungan Somasi Para Gubernur
Mikroplastik Mengganggu Reproduksi
Peneliti menemukan motilitas atau gerakan spontan, sperma yang lebih rendah pada sampel yang mengandung potongan plastik. Temuan ini memberi indikasi keterkaitan mikroplastik dengan tingkat kesuburan. Peneliti menyatakan perlunya penelitian lebih lanjut mengenai dampak mikroplastik terhadap reproduksi.
Mikroplastik juga menurunkan kesehatan sperma, sehingga menyebabkan sperma tidak sehat dan sulit bergerak. Sekitar 40% laki-laki mengalami masalah gangguan produksi sperma akibat mikroplastik. Zat kimia dalam mikroplastik yang masuk ke dalam sistem reproduksi perempuan dapat mengakibatkan perubahan siklus menstruasi dan penurunan kesehatan reproduksi.
Peneliti Ecoton, Rafika Aprilianti menjelaskan dalam jangka panjang, kesehatan reproduksi yang terganggu paparan mikroplastik dapat menganggu kesuburan, perkembangan janin, dan kesehatan bayi yang dilahirkan. “Mikroplastik menyebabkan masalah kesehatan, termasuk gangguan hormonal, masalah perkembangan janin, dan penyakit kronis lainnya,” katanya.
Ecoton sendiri telah meneliti keberadaan mikroplastik di udara. Penelitian tersebar di lima kabupaten/kota di Jawa Timur sepanjang Juli. Hasilnya, kelimpahan mikroplastik tertinggi di Kabupaten Gresik, sebanyak 26,21 partikel per dua jam. Mikroplastik di udara berpotensi besar masuk ke dalam tubuh manusia.
Jika mikroplastik tidak ditangani secara serius, bakal menjadi bencana lingkungan yang lebih besar. Mikroplastik telah menjerat tubuh manusia, masuk dalam organ yang bisa mempengaruhi kesehatan. Mengabaikan masalah mikroplastik juga mengancam kesehatan dan kesejahteraan generasi mendatang. “Mikroplastik menjadi bencana lingkungan dan kesehatan masyarakat,” katanya.
Uji Mikroplastik untuk Calon Pengantin
Selanjutnya, Ecoton meminta agar setiap calon pengantin wajib mengikuti uji mikroplastik dalam feses, sperma dan kulit. Tujuannya, untuk memastikan calon pengantin tak terkontaminasi mikroplastik. Mikroplastik mengancam kesehatan reproduksi. Materi mikroplastik juga diharapkan dimasukkan dalam bimbingan pernikahan bagi setiap calon pasangan suami istri.
Tak hanya berfokus pada kesehatan reproduksi, tetapi juga kesehatan keluarga secara keseluruhan. Jika bahaya mikroplastik menjadi materi edukasi dalam bimbingan perkawinan, diharapkan calon pengantin lebih sadar. Selanjutnya, mereka bersiaga dan mengambil langkah-langkah untuk menjaga kesehatan mereka dan keluarganya.
Baca : Kala Udara di Jatim Terpapar Mikroplastik
Untuk itu, Ecoton mendorong Kementerian Agama Kabupaten dan Kementerian Kesehatan mengintegrasikan uji mikroplastik dalam pemeriksaan kesehatan pranikah. Sebagai langkah awal yang penting untuk memastikan bahwa calon pengantin sehat dan bebas dari paparan mikroplastik. Khusus bagi calon mempelai perempuan wajib mengecek kesehatan sperma dari mikroplastik. “Mewajibkan calon pengantin laki-laki dan perempuan untuk cek swab mikroplastik di area kulit wajah,” ujarnya.
Pemerintah melalui Kementerian Agama, mewajibkan calon pengantin untuk hidup zerowaste selama tiga bulan sebelum menikah. Mulai dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai seperti sedotan, styrofoam, botol minum, kantong kresek, kemasan sachet dan popok sekali pakai.
Sehingga diharapkan calon pengantin laki-laki dan perempuan tidak terpapar mikroplastik dan senyawa kimia penyusunnya. Dampak lanjutan bisa mengganggu kesehatan reproduksi calon pengantin serta berpotensi mengganggu kesehatan calon bayinya.
Kementerian Agama dapat mengadakan edukasi untuk meningkatkan kesadaran publik yang intensif tentang bahaya mikroplastik. Diantaranya bisa dilakukan melalui berbagai media, seminar, dan lokakarya yang melibatkan masyarakat luas. Khususnya pasangan yang akan menikah.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DLH Kabupaten Gresik Sri Subaidah menyatakan akan mengusulkan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk memasukkan parameter mikroplastik dalam pemantauan lingkungan. Hasil riset Ecoton, katanya, bisa menjadi bahan pendukung. “Segera kami usulkan ke Kementerian LHK,” katanya.
Sementara, Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Gresik, Abdul Ghofar mengapresiasi Ecoton. Mikroplastik menjadi pengetahuan baru penyuluh dan penghulu yang memberikan bimbingan perkawinan terkait bahaya mikroplastik kepada calon pengantin. “Inisiatif ini bisa diadopsi secara luas oleh Kementerian Agama dan menjadi bagian integral dari persiapan pernikahan di Indonesia,” katanya. (***)