- Sea angel atau malaikat laut adalah siput terbuka yang punya kemampuan berubah warna ketika berenang di lautan.
- Keberadaannya dijadikan riset bagi para peneliti karena satu-satunya spesies dari kelompok Gymnosomata yang berhasil melewati perubahan iklim global yang terjadi 66 juta tahun lalu.
- Mereka perenang yang handal dan mampu menyelam lebih dari 480 meter dengan habitat di perairan dingin dan sedang di samudera
- Spesies ini telah berhasil melewati peristiwa kepunahan massal dan mampu hidup di berbagai kedalaman laut
Para pelaut telah lama melaporkan pemandangan makhluk surgawi yang berenang di bawah permukaan air. Mereka mungkin tidak dapat melihat sekilas ketika mengintip dari kapal, tetapi mereka benar melihat ada malaikat laut yang bersembunyi di lautan.
Malaikat laut atau sea angel merupakan spesies yang masuk dalam kelompok Gymnosomata dan merupakan siput laut yang sangat kecil dan panjangnya bisa mencapai 7 sentimeter. Mereka mendapatkan nama malaikat dari sayapnya.
Menurut Ocean Conservancy, satwa eksotik ini punya penampilannya tembus pandang. Mangsa mereka adalah kupu-kupu laut yang berasal dari Samudra Arktik dan daerah dingin di Samudra Atlantik Utara.
Di gelapnya malam, malaikat laut kerap bersinar dengan warna biru, oranye, dan merah. Ada dua subspesies yang baru diidentifikasi yakni variasi utara hidup di air yang lebih dingin dan subspesies selatan. Yang membedakan hanya ukurannya saja berkisar 3 cm hingga 8 cm.
Meskipun ukurannya kecil, mereka cukup kuat untuk hidup dari permukaan air hingga kedalaman lebih dari 480 meter. Keberadaan mereka membuat perairan menjadi penuh warna.
Baca : Hiu Malaikat Ditemukan Kembali di Chili Setelah 140 Tahun
Spesies Evolusi 66 Juta Tahun
Selain itu, satwa dengan nama latin Clione sp. ini mampu bertahan dari fenomena perubahan iklim global dan peristiwa kepunahan massal yang terjadi 66 juta tahun yang lalu. Hal ini diketahui berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences yang ditulis oleh Erica Goetze, seorang ahli kelautan dari University of Hawaiʻi di Mānoa School of Ocean and Earth Science and Technology (SOEST).
Malaikat laut adalah pteropoda, sejenis siput yang menghabiskan seluruh hidupnya di lautan terbuka. Siput ini merupakan contoh adaptasi yang luar biasa terhadap kehidupan di lautan terbuka. Hewan-hewan yang memukau ini dapat memiliki cangkang tipis yang dapat berubah menjadi dua struktur seperti sayap dan kaki.
Spesies Indikator Perubahan Global
Keberadaan mereka telah menjadi fokus penelitian perubahan global. Alasannya kupu-kupu laut atau malaikat laut memiliki kemampuan membuat cangkangnya dari aragonit, suatu bentuk kalsium karbonat yang 50% lebih mudah larut daripada kalsit.
Biasanya bahan itu digunakan oleh organisme laut pada umumnya untuk membuat cangkangnya. Karena cangkangnya mudah larut dalam air laut yang lebih asam, pteropoda dijuluki “burung kenari di tambang batu bara”, atau spesies penjaga yang menandakan dampak pengasaman laut.
Untuk itu, catatan fosil mereka tidak merata. Fosil pteropoda hanya diketahui dari 56 juta tahun yang lalu dan sebagian besar mewakili kupu-kupu laut bercangkang utuh. Pengamatan ini mengarah pada anggapan bahwa secara evolusioner, pteropoda adalah kelompok gastropoda atau siput telanjang yang relatif baru.
Baca juga : Palaeophis colossaeus, Ular Laut yang Lebih Panjang dari Paus Dewasa
Sebuah tim peneliti internasional yang dipimpin oleh Katja Peijnenburg dari Naturalis Biodiversity Center di Belanda mengambil sampel 21 spesies pteropoda di dua transek lautan sebagai bagian dari program Transek Meridional Atlantik dan mengumpulkan informasi tentang 2.654 gen. Dengan menganalisis data dan fosil-fosil kunci pteropoda, para ilmuwan berhasil menentukan bahwa dua kelompok utama pteropoda, berevolusi pada zaman kapur, sekitar 139 juta tahun yang lalu.
Pada masa itu diketahui pteropoda telah terpapar pada periode karbon dioksida yang tinggi. Hal itu menjadi penting lantara para peneliti berusaha memprediksi bagaimana berbagai spesies laut dapat merespons perubahan global saat ini dan di masa depan.
“Meskipun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lautan terbuka, organisme bercangkang lebih tahan terhadap pengasaman lautan di masa lalu daripada yang diperkirakan saat ini, namun kecil kemungkinannya pteropoda mengalami perubahan global dalam skala dan kecepatan yang sama dengan yang terjadi saat ini sepanjang sejarah evolusioner mereka,” ujar Goetze.
Baca juga : Ikan Soang, Monster yang Berjalan di Dasar Laut
Makhluk yang Mempesona
Malaikat laut ini benar-benar menawan untuk dilihat. Sebagian dari daya pikat mereka terkait dengan cara mereka bergerak. Makhluk-makhluk ini meluncur melintasi lautan dengan gerakan berdenyut-denyut seanggun tarian yang dikoreografikan.
Hal lain yang membuat mereka begitu memukau untuk ditonton adalah fakta bahwa hewan-hewan ini semi-transparan. Hanya dengan melihatnya, Anda dapat melihat organ dalam dan gonad mereka! Anda bisa melihat langsung ke dalam makhluk luar biasa ini dan memvisualisasikan apa yang membuat mereka bergerak.
Mereka merupakan hermaprodit, yang berarti mereka dapat berganti jenis kelamin. Ritual perkawinan mereka sangat mirip dengan dansa yang cukup indah untuk ditonton. Sepasang bidadari laut tetap terkunci bersama selama ritual ini, berputar selama berjam-jam sambil mendengarkan simfoni kedalaman laut.
Anda tahu, bidadari laut sebenarnya adalah karnivora, dan mereka hanya memakan kupu-kupu laut yang tampak menggemaskan. Seperti halnya penjahat dalam film horor, malaikat laut memiliki strategi yang berbeda dalam membunuh mangsanya. Ada yang menunggu saat yang tepat untuk menyergap, ada juga yang secara aktif memburu kupu-kupu laut yang malang sebelum memakannya.
Baca juga : Penemuan Spesies-spesies Baru Mirip Alien di Kedalaman Lautan Zona Clarion-Clipperton
Malaikat laut sangat unik dan mungkin terlihat tidak ada hubungannya dengan hewan lain yang mungkin Anda kenal. Namun, kemungkinan besar Anda pernah melihat kerabat mereka dalam film dokumenter alam sebelumnya, atau bahkan di kolam batu di sekitar Inggris.
Mereka tampak seperti ‘terbang’ di dalam air. Mereka adalah spesies ‘pelagis’ atau spesies perairan terbuka, yang memiliki sayap seperti malaikat dan bentuk kaki tegak lurus yang memberikan kharisma tertentu di mata manusia. Namun yang paling penting, kelangsungan hidup mereka menjadi indikator kesehatan laut. (***)
Tardigrada: Spesies Terakhir yang Bertahan di Bumi Saat ‘Kiamat’