Di bawah laut yang tenang dan misterius, tersembunyi banyak rahasia masa lalu manusia. Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh seorang ahli komputer bekerja sama dengan Arkeologi Bawah Air (The Underwater Archaeology) bagian dari the Naval History & Heritage Command Angkatan Laut AS.
Mereka memiliki misi yang menantang: mengajarkan kecerdasan buatan (AI) untuk menemukan bangkai kapal yang terbaring di dasar laut, baik dari udara maupun dari kapal di permukaan.
Dengan akurasi mencapai 92%, model komputer yang mereka ciptakan mampu mendeteksi bangkai kapal yang sudah diketahui, terutama di pesisir sampai perairan dangkal. Namun, tantangan berikutnya adalah menemukan bangkai kapal yang belum terpetakan.
Tahap pertama dalam penelitian ini adalah mengajarkan komputer seperti apa bentuk bangkai kapal. Sang peneliti juga harus memastikan AI mampu membedakan antara bangkai kapal dan formasi alami di dasar laut. Untuk melakukan ini, ia membutuhkan banyak contoh bangkai kapal dan citra dasar laut yang bersih dari artefak buatan manusia.
Beruntung, NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) Amerika Serikat memiliki basis data publik yang kaya, termasuk citra sonar dan lidar dari dasar laut.
Citra ini mencakup area seluas lebih dari 23 kilometer dari garis pantai dan hingga kedalaman 85 meter. Di beberapa gambar, bangkai kapal terlihat jelas. Namun pada citra lain, bangkai kapal tersembunyi dan bisa dengan mudah disalahartikan sebagai fitur alam.
Baca : Benda Bersejarah dan Berharga di Laut Indonesia

Makna Penting di Balik Pencarian
Penemuan bangkai kapal penting untuk memahami sejarah manusia, seperti perdagangan, migrasi, dan perang. Sayangnya, pencarian bawah laut sering kali mahal dan berbahaya.
Dengan model AI ini, pencarian bisa dipercepat dan lebih aman, mengurangi biaya serta risiko yang terkait dengan eksplorasi bawah laut. Arkeologi Bawah Air tertantang dengan menggunakan teknologi ini untuk menemukan bangkai kapal yang belum dipetakan. Selain itu, model ini juga bisa digunakan untuk mencari fitur arkeologi bawah laut lainnya, seperti bangunan, patung, atau bahkan pesawat terbang yang tenggelam.
Kunci sukses dalam perburuan terkait kapal tenggelam adalah pentingnya penelitian mendalam sebelum memulai pencarian. Beberapa pertanyaan penting yang harus dijawab sebelum memulai, seperti: apakah kapal yang dicari benar ada, apakah kapal tersebut benar-benar tenggelam, dan di mana lokasi tenggelamnya.
Penelitian adalah langkah pertama yang sangat krusial, mulai dari catatan sejarah hingga penggunaan teknologi seperti sonar dan magnetometer untuk menentukan lokasi.
Salah satu contoh kasus yang disorot adalah penemuan kapal VOC Geldermalsen yang tenggelam di perairan Riau pada tahun 1751 oleh Michael Hatcher pada 1985. Risiko dan tantangan dalam pencarian, termasuk kesulitan menemukan posisi kapal yang pasti karena berbagai faktor seperti arus laut dan cuaca saat kejadian.
Tempat penyimpanan catatan kapal tenggelam, seperti perpustakaan dan museum di Asia Tenggara, merupakan sumber utama informasi. Pengetahuan dari surat kabar lama dan catatan pelayaran juga menjadi bagian penting dari proses penelitian.
Intinya, tanpa penelitian yang menyeluruh, seseorang tidak akan bisa sukses dalam perburuan harta karun di laut. Penelitian adalah kunci utama dalam pencarian misalnya kapal tenggelam di laut. Pengetahuan yang diperoleh dari penelitian memberikan nilai lebih dalam menguak misteri bawah laut.
Baca juga : Potensi Laut Menjanjikan Pulau Pongok dan Wisata Bangkai Kapal Tua

Pola Kerja
Kajian dalam hal pencarian bangkai kapal secara otomatis di area yang luas, terutama sepanjang pesisir sampai perairan dangkal. Di masa depan, lebih banyak data dari seluruh dunia akan dimasukkan ke dalam model agar AI semakin cerdas dalam mengenali berbagai jenis bangkai kapal.
Para peneliti arkeologi bawah air juga berharap akan menyelam di lokasi-lokasi yang telah diidentifikasi AI untuk memvalidasi keakuratan model tersebut. Sementara itu, dia juga tengah mengembangkan kajian lainnya yang berfokus pada pencarian struktur arkeologi kuno di berbagai belahan dunia, dari reruntuhan Maya hingga gundukan pemakaman.
Setiap penemuan membawa kita lebih dekat pada pemahaman yang lebih dalam tentang masa lalu, dan AI akan membantu membuka lembaran baru sejarah yang tersembunyi di kedalaman laut. Metode dan teknologi yang digunakan untuk melakukan survei guna menemukan bangkai kapal di dasar laut. Berikut adalah poin-poin utama:
- Membuat Grid dan Penentuan Prioritas
Dengan peta lokasi, grid dibuat untuk membagi area survei dengan ukuran sekitar 1-2 mil persegi. Area ini diberi prioritas berdasarkan lokasi terakhir yang diperkirakan, sehingga survei dapat dilakukan secara efisien. - Side Scan Sonar
Side scan sonar digunakan untuk memetakan dasar laut dengan pengaturan jarak garis dan tumpang tindih 25% untuk memastikan area cakupan yang maksimal. Jarak optimal untuk deteksi adalah 100 meter, karena memudahkan mendeteksi objek kecil. - Sistem Positioning
Beberapa sistem positioning yang digunakan:- GPS Stand-Alone: GPS mandiri yang akurat tergantung jumlah satelit, dan akurasi bisa ditingkatkan dengan mode diferensial yang menggunakan sinyal dari stasiun bumi.
- Differential GPS (DGPS): Menggunakan antena satelit bumi dan antena kapal untuk mengukur posisi dengan akurasi tinggi.
- Microwave/Fixed Transponder: Sistem posisi akurat yang tidak memerlukan satelit, namun membutuhkan stasiun bumi tetap.
- Deteksi Bawah Air dan Alat Akustik
Alat-alat yang digunakan meliputi:- Sub Bottom Profiler: Menggunakan gelombang suara ultrasonik untuk mendeteksi objek yang terkubur di dasar laut.
- Side Scan Sonar: Alat utama untuk memetakan dasar laut, mendeteksi objek, dan menghitung tinggi objek berdasarkan panjang bayangan yang dihasilkan.
- Proton Magnetometer: Digunakan untuk mendeteksi logam berbasis besi dengan mengukur gangguan medan magnetik bumi.
- Detektor Logam Bawah Air: Alat untuk mendeteksi logam bersifat besi atau non-besi di dasar laut dengan mengukur gangguan medan magnetik di sekitar kumparan detektor.
- Kemajuan Teknologi
Teknologi baru terus muncul, seperti Remotely Operated Vehicles (ROVs), yang semakin memudahkan operasi penyelamatan dan pencarian bawah laut.
Teknologi modern membuat pencarian bangkai kapal lebih cepat dan akurat, serta memprediksi bahwa perkembangan di masa depan akan membawa kemajuan lebih lanjut, bahkan dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan (AI) .
Baca juga : Makhluk Laut Dalam Aneh Ini Hidup di Bangkai Kapal Endurance di Antartika

Teknologi kecerdasan buatan (AI) yang digunakan untuk menemukan bangkai kapal di dasar laut menggabungkan beberapa metode canggih dalam pemrosesan data dan pembelajaran mesin (machine learning). Berikut adalah beberapa teknologi yang terlibat:
- Pembelajaran Mesin (Machine Learning)
Pembelajaran mesin memungkinkan AI mempelajari pola dari data yang diberikan. Dalam kasus ini, AI dilatih dengan citra sonar dan lidar dari dasar laut, termasuk data bangkai kapal dan topografi alami. Model pembelajaran mesin diajarkan untuk mengenali bentuk bangkai kapal dan membedakannya dari fitur alam. Dengan basis data yang besar, model ini bisa melakukan identifikasi dengan tingkat akurasi yang tinggi. - Citra Sonar
Sonar adalah teknologi yang menggunakan gelombang suara untuk mendeteksi objek di bawah permukaan air. Citra sonar memberikan informasi tentang struktur di dasar laut, termasuk bangkai kapal. AI dilatih menggunakan citra sonar untuk mengenali pola yang mencirikan bangkai kapal, yang memungkinkan pendeteksian dengan lebih cepat dan tepat dibandingkan dengan metode manual. - Citra Lidar (Light Detection and Ranging)
Lidar menggunakan sinar laser untuk membuat peta tiga dimensi dari permukaan atau objek di bawah laut. Citra lidar sangat berguna untuk memetakan area yang luas dengan detail yang tinggi. AI dilatih menggunakan data lidar untuk mengenali fitur bangkai kapal yang mungkin tersembunyi di antara formasi alami di dasar laut. - Model Prediksi Berbasis Data (Data-Driven Predictive Models)
Model prediksi ini digunakan untuk mengintegrasikan data dari berbagai sumber (sonar, lidar, gambar dari drone, dll.) dan memberikan kemungkinan tinggi mengenai lokasi bangkai kapal yang belum ditemukan. AI dapat memproses data dalam jumlah besar dan menemukan pola yang menunjukkan keberadaan bangkai kapal, bahkan jika hanya sedikit petunjuk yang terlihat pada gambar. - Drone Udara dan Bawah Air
Drone yang dilengkapi dengan sensor sonar dan lidar dapat digunakan untuk memindai dasar laut dari udara atau dari dalam air. AI yang dipasang pada drone ini membantu memproses data real-time dan memberikan informasi instan tentang potensi bangkai kapal yang terdeteksi. Drone bawah air, khususnya, berguna untuk pemindaian lebih dekat dan eksplorasi langsung pada lokasi yang sudah teridentifikasi AI dari citra udara. - Pemrosesan Citra (Image Processing)
Teknologi pemrosesan citra membantu AI dalam menganalisis gambar bangkai kapal dari data sonar dan lidar. Pemrosesan ini mengidentifikasi tekstur, bentuk, dan fitur visual lain yang unik pada bangkai kapal, serta menyesuaikan analisis dengan kondisi dasar laut yang berubah-ubah.
Dengan menggabungkan teknologi modern saat ini, AI mampu menemukan bangkai kapal yang tersembunyi di dasar laut secara lebih efisien, mengurangi waktu pencarian, dan meningkatkan keselamatan dalam misi eksplorasi bawah air. (***)
*Agus Supangat, Pemerhati Laut, Pusat Perubahan Iklim ITB
Benda Berharga di Bawah Laut Itu Bukan Harta Karun, tapi Cagar Budaya