- Bayi kuda nil kerdil [Choeropsis liberiensis] yang lahir 10 Juli 2024, di Kebun Binatang Khao Kheow, Pattaya, Thailand, sedang menjadi perbincangan. Foto dan videonya menghiasi berbagai situs berita dunia.
- Mengapa tingkah laku Moo Deng, sang bayi kuda nil kerdil, memikat banyak orang di seluruh dunia? Hewan yang lucu memiliki apa yang disebut sebagai skema bayi/baby schema. Yaitu, ciri-ciri fisik menyerupai bayi yang mengaktifkan naluri manusia untuk merawat mereka.
- Melihat bayi kuda nil seperti Moo Deng membuat kita ingin merawatnya, memberi nutrisi, juga perlindungan. Ini adalah hasil program biologis yang dimiliki manusia yang berusaha menjaga kelangsungan hidup spesiesnya.
- Moo Deng menjadi satu dari 450 kuda nil kerdil, yang tinggal di penangkaran di seluruh dunia. Di alam liar, kuda nil kerdil hanya berjumlah kurang dari 2.500 individu. Tidak seperti kerabatnya kuda nil besar yang lebih sosial, kuda nil kerdil adalah hewan pemalu. Selain itu, makhluk ini aktif di malam hari. Ini membuat penelitian kuda nil kerdil di alam bebas sulit dilakukan.
Bayi kuda nil kerdil yang lahir 10 Juli 2024, di Kebun Binatang Khao Kheow, Pattaya, Thailand, sedang menjadi perbincangan. Foto dan videonya menghiasi berbagai situs berita dunia.
Sebuah video pendek di Tiktok yang memperlihatkan Moo Deng menggigit-gigit penjaga kebun binatang, sudah ditonton jutaan kali. Di Instagram, Moo Deng memiliki lebih dari empat ratus ribu follower, sementara di Facebook video Moo Deng sudah ditonton lebih dari 5 juta kali.
Kepopuleran Moo Deng, sang bayi kuda nil kerdil, tak lepas dari kreativitas penjaga kebun binatang Atthapon Nundee. Sejak lima tahun lalu, dia kerap membagikan momen-momen lucu satwa yang dirawatnya. Dia sendiri telah bekerja di kebun binatang itu selama delapan tahun.
“Saya tidak pernah menyangka bila Moo Deng sepopuler ini,” kata Nundee, dikutip dari Independent.
Baca: Antara Escobar, Kokain dan Malapetaka Kuda Nil

Skema bayi
Mengapa tingkah laku Moo Deng memikat banyak orang di seluruh dunia?
Seorang peneliti psikologi evolusi dari Universitas Michigan dan Universitas Negara Bagian New York, mengatakan kepada Washington Post bahwa hewan yang lucu memiliki apa yang disebut sebagai skema bayi/baby schema. Yaitu, ciri-ciri fisik menyerupai bayi yang mengaktifkan naluri manusia untuk merawat mereka.
“Ketika kita melihat ciri-ciri kekanak-kanakan ini —mata besar, dahi lebar, dagu kecil, dan badan montok— kita menafsirkannya sebagai ketidakberdayaan dan ketergantungan, dan ini memotivasi kita untuk merawatnya,” kata Daniel Kruger, sang peneliti, dikutip dari Independent.
Artikel di Mashable menyebut, wajah Moo Deng yang kecil sekaligus bergelombang itu sangat menggemaskan. Dia sering menjerit dan melompat-lompat, seperti Roomba yang punya taring. Roomba adalah robot pengisap debu yang populer. Moo Deng tak ubahnya seekor anjing bulldog Inggris yang eksotis, namun agak berlendir. Siapa yang tidak kepincut?
“Kita bisa memasukkan kepribadian selayaknya manusia kepada mereka secara kolektif. Kita melihat foto-foto Moo Deng agak buram dengan mulut terbuka, dan kita bisa membuatnya jadi karakter kecil yang nakal dan tanpa dosa. Anda tahu, hewan tidak bisa mengekspresikan diri mereka sendiri, kita melakukannya untuk mereka. Itulah yang kita lakukan dengan hewan peliharaan. Bersama-sama, kita membuat kreasi yang menggemaskan,” jelas artikel itu.
Baca: Kisah Pilu Kuda-kuda Penambang Batubara Bawah Tanah

Oriana Aragon, seorang ahli psikologi sosial, menjelaskan bahwa melihat bayi kuda nil seperti Moo Deng membuat kita ingin merawatnya, memberi nutrisi, juga perlindungan. Ini adalah hasil program biologis yang dimiliki manusia yang berusaha menjaga kelangsungan hidup spesiesnya.
“Jika bayi kuda nil memiliki bentuk yang runcing dan tidak termasuk dalam apa yang kita kategorikan lucu, saya rasa tidak akan jadi seperti ini,” kata Aragon, dikutip dari Huffpost.
Ketika Moo Deng menjadi meme dan muncul di mana-mana, kemungkinan besar itu karena dorongan dari dalam manusia yang ingin selalu terhubung dengannya. Menurut Aragon, skema bayi menciptakan semacam garis empati dan simpati.
Dalam penelitian yang dilakukan pada 2015, Aragon bersama tim menemukan bahwa orang yang memiliki perasaan positif terhadap gambar bayi lucu mungkin juga memiliki ekspresi agresif yang lebih kuat dibanding perasaan positif itu sendiri. Akibatnya, orang lalu ingin mencubit, meremas, atau menggigit yang sebenarnya tidak berniat ingin menyakiti.
Ini menjelaskan, mengapa sebagian pengunjung yang gemas melihat Moo Deng justru membuat gangguan seperti melempar, atau mengeluarkan suara keras. Dalam psikologi inilah yang disebut agresi imut/cute aggression.
Baca juga: Apakah Ada Ikan yang Menyusui Anaknya?

Habitat kuda nil
Moo Deng menjadi satu dari 450 kuda nil kerdil, yang tinggal di penangkaran di seluruh dunia. Di alam liar, kuda nil kerdil hanya berjumlah kurang dari 2.500 individu. Bahkan, mereka diperkirakan telah punah di Nigeria, negara Afrika Barat yang pernah menjadi habitat endemik kuda nil kerdil. Mengutip BBC, meski mereka masih bisa ditemukan di Liberia, Pantai Gading, Guinea, dan Sierra Leone namun jumlahnya kecil.
Laporan itu juga menyebut, telah terjadi penggundulan hutan yang luas di Liberia. Sementara hutan di Pantai Gading telah hancur dan terdegradasi. Sebagian besar hutan ditebang dan berubah menjadi lahan industri perkebunan sawit, kakao, dan karet. Sementara penduduk menjarah kayu, antara lain untuk kayu bakar.
Tak hanya itu, ancaman juga datang dari penambangan mineral ilegal. Misalnya, di Taman Nasional Tai, hutan hujan terbesar di Afrika Barat yang dilindungi dan masuk daftar warisan dunia UNESCO, orang-orang mendulang emas di sungai dan anak sungai. Habitat kuda nil pun makin menyempit.
Di alam liar, kuda nil kerdil menyukai anak sungai, sungai, dan rawa. Mereka tak bisa hidup jauh dari air. Kuda nil adalah hewan yang tidak memiliki kelenjar keringat. Untuk menjaga agar kulitnya tetap lembab maka kuda nil kerdil suka berendam di sana.
Selain dengan berendam agar kulit tetap lembab, mereka juga punya kemampuan mengeluarkan semacam lotion. Cairan berwarna merah muda yang berguna menjaga kelembaban serta melindungi kulit dari paparan sinar matahari.
Tidak seperti kerabatnya kuda nil besar yang lebih sosial, kuda nil kerdil adalah hewan pemalu. Selain itu, makhluk ini aktif di malam hari. Ini membuat penelitian kuda nil kerdil di alam bebas sulit dilakukan.
Sebagai informasi, terdapat dua spesies kuda nil, yaitu kuda nil besar [Hippotamus amphibius] yang kerap disebut kuda nil saja dan kuda nil kerdil [Choeropsis liberiensis]. Kuda nil merupakan mamalia darat terbesar ketiga setelah gajah dan badak putih afrika. Makhluk ini dikenal memiliki rahang yang kuat dan bisa membuka hingga 150 derajat.
Makanan kesukaan kuda nil adalah rumput, daun, tunas, juga buah-buahan. Mereka berjasa bagi lingkungan dengan menjadi agen penebar biji buah-buahan ke seantero hutan.
Tak Seperti Kuda, Mengapa Zebra Tidak Pernah Menjadi Hewan Peliharaan dan Tunggangan?