- Para ilmuwan menemukan spesies baru ikan pacu mirip piranha di Sungai Amazon, bernama Myloplus sauron, yang memiliki gigi pipih mirip manusia dan pola hitam menyerupai “Mata Sauron.”
- Spesies ini telah tersembunyi selama hampir 200 tahun di antara spesies serupa, dan hanya berhasil diidentifikasi melalui analisis genetik terbaru.
- Penemuan ini menyoroti betapa sedikitnya yang diketahui tentang keanekaragaman hayati Amazon dan pentingnya penelitian ilmiah lebih lanjut.
Analisis Genetik Ungkap Keberadaan Spesies Baru
Penemuan spesies Myloplus sauron berawal dari penelitian terhadap Myloplus schomburgkii, spesies yang pertama kali ditemukan pada tahun 1841. Dalam studi terbaru yang diterbitkan di jurnal Neotropical Ichthyology, peneliti melakukan analisis genetik yang mengungkapkan bahwa M. schomburgkii sebenarnya terdiri dari tiga spesies yang berbeda: M. schomburgkii, M. sauron, dan M. aylans. Meskipun mereka tampak hampir identik secara morfologi, terdapat perbedaan halus pada jumlah tulang belakang, sirip punggung, serta bentuk sirip anal pada betina.

Peneliti juga menemukan kemungkinan spesies pacu keempat di Sungai Tapajós, namun perbedaan genetiknya sangat kecil sehingga untuk saat ini spesies tersebut dikategorikan sebagai subpopulasi dari M. schomburgkii.
Baca juga: Lumba-lumba Pink, Predator Puncak Sungai Amazon yang Suka Bermain
Ciri Fisik Unik: Gigi Mirip Manusia dan “Mata Sauron”
Spesies Myloplus sauron dinamai berdasarkan pola hitam di sisi tubuhnya yang menyerupai “Mata Sauron,” simbol mata jahat dari karakter antagonis dalam The Lord of the Rings. Pola ini tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga menjadi inspirasi nama ilmiah ikan tersebut. Menurut Rupert Collins, kurator senior di Museum Sejarah Alam di London, “Polanya sangat mirip dengan Mata Sauron, terutama dengan bercak oranye yang kontras di tubuhnya,” yang memberikan kesan mata berapi-api seperti dalam cerita fiksi tersebut.

Myloplus schomburgkii, pola warna segera setelah ditangkap.
A. INPA 60149, neotipe, 203,9 mm SL, jantan, dengan lobus kedua yang berkembang dengan baik dan warna pembiakan yang luar biasa.
B. INPA 52507, 197,1 mm SL, betina. Keduanya dari Amazonas, Kabupaten Barcelos, sungai Negro.
Myloplus aylan, warna segera setelah ditangkap. Betina dewasa, lago Uauaçu, cekungan Sungai Purus. Dipotret oleh Lucia Rapp Py-Daniel.
Namun, meskipun namanya terkesan menakutkan, Myloplus sauron jauh dari sosok predator ganas seperti yang sering diasosiasikan dengan piranha. Ikan ini adalah anggota dari kelompok pacu, yang dikenal memiliki gigi pipih mirip manusia. Fungsi gigi ini lebih cocok untuk memotong dan mengunyah tumbuhan daripada untuk memangsa daging. Dengan demikian, M. sauron lebih tepat digambarkan sebagai herbivora yang hidup damai di habitat air tawar, daripada sebagai predator agresif. Karakteristik ini membedakan pacu dari kerabat dekatnya, piranha, yang terkenal karena kebiasaannya sebagai karnivora.
Persepsi tentang piranha sebagai ikan predator ganas sebagian besar dibentuk oleh laporan yang tidak akurat, seperti yang dilaporkan oleh Presiden Theodore Roosevelt pada tahun 1913. Saat itu, Roosevelt menyaksikan sekelompok piranha melahap seekor sapi dalam hitungan menit. Namun, konteksnya adalah piranha-piranha tersebut sengaja dikumpulkan dan dibiarkan kelaparan untuk menciptakan pertunjukan dramatis bagi Roosevelt. Pada kenyataannya, sebagian besar spesies piranha dan pacu, termasuk Myloplus sauron, adalah omnivora dengan diet yang seimbang antara tumbuhan dan hewan kecil, jauh dari gambaran “pemangsa ganas” yang sering digambarkan dalam budaya populer. Penemuan ini membantu memperbaiki kesalahpahaman tentang perilaku ikan di Amazon dan menggarisbawahi pentingnya penelitian yang lebih dalam terhadap perilaku spesies.
Baca juga: 10 Jenis Ikan Air Tawar Paling Ganas di Dunia
Habitat Khusus di Cekungan Sungai Xingu
Spesies Myloplus sauron ditemukan di Cekungan Sungai Xingu, yang merupakan salah satu anak sungai utama di Brasil dan bagian penting dari sistem Sungai Amazon. Sungai Xingu membentang sepanjang ratusan kilometer, mengalir melalui hutan tropis yang lebat dan kaya akan kehidupan liar, sebelum akhirnya bergabung dengan aliran utama Sungai Amazon. Ekosistem air tawar di wilayah ini dikenal sebagai salah satu kawasan dengan biodiversitas tertinggi di dunia. Dengan lebih dari 600 spesies ikan yang tercatat di cekungan ini, setidaknya 70 spesies di antaranya merupakan endemik, artinya tidak ditemukan di tempat lain di planet ini.
Cekungan Sungai Xingu menghadirkan tantangan ekologi yang unik. Variasi aliran air, dari arus deras di beberapa bagian sungai hingga daerah genangan musiman, menciptakan berbagai mikrohabitat yang mendukung perkembangan berbagai jenis ikan, termasuk spesies-spesies baru yang belum sepenuhnya dipelajari. Cekungan ini juga kaya akan nutrisi, berkat endapan organik yang terus mengalir dari hutan sekitarnya, mendukung kelimpahan makanan bagi beragam spesies ikan. Kondisi geografis dan ekologi inilah yang menjadikan Sungai Xingu penting bagi studi ilmiah mengenai keanekaragaman hayati air tawar.
Namun, wilayah ini juga menghadapi tekanan besar dari aktivitas manusia, seperti pembangunan bendungan besar dan deforestasi yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Oleh karena itu, penemuan spesies baru seperti Myloplus sauron semakin menekankan pentingnya konservasi di daerah ini, karena setiap perubahan dalam ekosistem bisa berdampak langsung pada kelangsungan hidup spesies-spesies unik yang hanya ada di Cekungan Sungai Xingu. Studi-studi ilmiah di kawasan ini tidak hanya membantu memahami biodiversitas yang ada, tetapi juga menyediakan data penting untuk upaya perlindungan lingkungan yang sangat rentan terhadap gangguan manusia.
Penemuan ini dipublikasikan di jurnal Neotropical Ichthyology pada Juni 2024.