- Sejak 2014, Indonesia menetapkan 21 November sebagai Hari Ikan Nasional, berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 3 Tahun 2014.
- Ada satu jenis ikan yang perlu kita jaga kelestariannya, yaitu ikan kakatua atau parrotfish. Ikan ini sering ditangkap nelayan dan dikonsumsi.
- Ikan kakatua memiliki peran penting menjaga kesehatan ekosistem laut. Ikan ini adalah penghasil pasir putih yang halus dan dapat menyehatkan terumbu karang.
- Ikan kakatua adalah ikan karang dari keluarga Scaridae yang memiliki sekitar 90 spesies. Mereka hidup di daerah tropis dan subtropis, perairan Indo-Pasifik.
Sejak 2014, Indonesia menetapkan 21 November sebagai Hari Ikan Nasional, berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 3 Tahun 2014.
Ada satu jenis ikan yang perlu kita jaga kelestariannya, yaitu ikan kakatua atau parrotfish. Bagi masyarakat pesisir dan juga nelayan, ikan ini bukan nama asing. Namun bagi masyarakat awam, sebutannya terdengar unik karena kakatua identik dengan nama burung. Untuk alasan itulah maka ikan ini disebut kakatua, sebab bentuk tubuhnya menyerupai paruh burung kakatua.
David Bellwood, pakar ikan kakatua dari James Cook University, Australia, mengatakan bahwa jenis ini hampir semuanya adalah herbivora yang hidup di terumbu karang. Mereka memakan ganggang atau alga yang menempel pada karang dan biasanya tidak selektif, tetapi akan merumput (grazing) sebagaimana ciri khas hewan herbivora; dengan cara memakan alga berkapur, tempat mereka berkembang.
Bellwood menjelaskan lagi, ikan kakatua memiliki gigi unik yang digunakan mengunyah alga di terumbu karang. Gigi yang berada di tepi relatif kecil dan seiring pemakaian, digantikan gigi baru yang berkembang di paruh mereka. Sebagian besar paruh yang terlihat adalah semen (zat kapur yang melekat pada akar gigi) di bagian luar rahang.
“Gigi yang tumbuh hanya pada bagian ujung. Tergantung pada jenis ikan kakatua, giginya berkembang dalam barisan vertikal atau miring. Selain gigi rahang, ikan kakatua memiliki gigi faring khusus di “tenggorokan” untuk mengunyah makanan. Hal ini menyebabkan dinding sel alga pecah, melepaskan isinya untuk dicerna dan juga mengurangi karang menjadi pasta,” jelas Bellwood.
Baca: Aneh, Ikan Laut Ini Hidup di Pantat Teripang
Peran Ekologis Ikan Kakatua
Ikan kakatua tergolong jenis yang sering ditangkap nelayan untuk dikonsumsi. Juga, sering dijual di pasar-pasar tradisional, bahkan ada yang mengolahnya menjadi ikan asin atau ikan garam sehingga memiliki nilai ekonomis tinggi.
Namun, selain bernilai ekonomis, ikan kakatua memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan ekosistem laut, yang memicu banyak imbauan dari para penggiat lingkungan agar tidak menangkapnya.
Bahkan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sering berkampanya melalui media sosialnya untuk berhenti menangkap ikan kakatua, karena merupakan ikan penjaga ekosistem laut.
Ikan ini disebut menghabiskan waktunya hampir 90 persen mengunyah alga yang menempel pada terumbu karang. Aktivitas mengunyah tersebut akan menghasilkan pasir putih.
Selain itu, ikan kakatua dewasa akan mengeluarkan kotoran berupa pasir putih halus hingga 450 kg setiap tahunnya. Sehingga, ketika kita menemukan pantai pasir putih dengan populasi terumbu karang indah, kemungkinan itu merupakan hasil kerja keras ikan kakatua. Hal inilah yang membuatnya dianjurkan untuk tidak ditangkap.
“Saya menghimbau warga atau nelayan untuk tidak menangkap ikan kakatua karena sangat penting bagi ekosistem laut. Ikan ini memakan alga yang menghambat pertumbuhan terumbu karang dan juga memakan terumbu karang yang sudah mati,” kata Hendrikus Sani Siga, Kepala Balai Taman Nasional Komodo, dikutip dari Koran Jakarta (26/7/2024).
Baca juga: Ternyata, Dugong Memiliki Jenis Makanan Favorit
Penjaga Ekosistem
Dalam sebuah publikasi ilmiah mengenai komposisi dan kelimpahan ikan kakatua di pelabuhan perikanan Makassar, disebutkan bahwa ikan ini adalah ikan karang dari keluarga Scaridae yang memiliki sekitar 90 spesies. Mereka hidup di daerah tropis dan subtropis, perairan Indo-Pasifik.
Pada umumnya, ikan soliter ini dapat hidup di perairan dangkal hingga kedalaman 25 meter.
“Ikan kakatua harus dikelola dengan memperhatikan peran ekologisnya. Peran pentingnya menjaga keseimbangan struktur komunitas tumbuhan air laut dalam ekosistem terumbu karang harus jadi perhatian utama,” tulis para peneliti.