- Bagaimana kucing dapat menghindar bahkan menangkis serangan ular?
- Fenomena ini bukan sekadar naluri atau keberuntungan. Ini merupakan evolusi panjang yang menghasilkan struktur tubuh fleksibel, otot terlatih, sistem saraf, dan insting yang peka. Hasilnya, kucing memiliki gerakan refleks di atas rata-rata mamalia.
- Refleks kucing yang juga istimewa adalah kemampuannya mendarat bertumpu di empat kaki setelah jatuh dari ketinggian.
- Kekaguman kita terhadap kucing tak hanya karena kelucuan dan kelincahan mereka, namun juga berkat kepercayaan dirinya menaklukkan mara bahaya.
Sebuah video di media sosial memperlihatkan seekor kucing rumah berhadapan dengan ular. Awalnya, kucing yang dipenuhi rasa ingin tahu terlihat memperhatikan seekor ular yang melingkar di halaman rumah. Tiba-tiba, ular itu menyerang dan nyaris menggigit hidung kucing. Tak kalah gesit, kucing menghindar ke belakang sambil menepis serangan itu dengan kaki depannya.
Gerakannya begitu cepat, tajam, dan akurat. Andai saja video itu tidak diputar dalam gerak lambat tangkisan itu nyaris tidak terlihat. Bagaimana kucing melakukan hal tersebut?
Fenomena ini bukan sekadar naluri atau keberuntungan. Ini merupakan evolusi panjang yang menghasilkan struktur tubuh fleksibel, otot terlatih, sistem saraf, dan insting yang peka. Hasilnya, kucing memiliki gerakan refleks di atas rata-rata mamalia.
Dalam sebuah tulisan blog, Z. Yanikomeroglu, seorang dokter ahli saraf menyebut manusia memiliki waktu respons rata-rata antara 200-500 milidetik. Kecepatan ini sangat bergantung berbagai faktor. Antara lain usia, distraksi, dan beban kognitif.
“Kucing telah berevolusi menjadi predator penyergap. Waktu reaksi mereka, terutama saat menerkam mangsa, jauh lebih cepat dibanding manusia. Studi menunjukkan, waktu reaksi kucing bisa secepat 100-120 milidetik,” tulisnya.
Waktu reaksi dihitung saat pemberian stimulus dan munculnya respons. Pada kucing, respons cepat berasal dari banyaknya serat otot berkedut cepat, yang memungkinkan gerakan cepat dan kuat.

Anekdotal
Lantas bagaimana menjelaskan keberhasilan kucing menghindari serangan ular?
Dalam tulisannya, Yanikomeroglu, memakai referensi bahwa ular dapat menyerang hanya 60-75 milidetik setelah mendeteksi mangsanya. Reaksi ular dipengaruhi bagian sensitif panas yang memungkinkan ular mendeteksi radiasi inframerah. Ini berbeda dengan kucing yang mengandalkan banyak isyarat.
Melihat angka-angka ini, gerak refleks ular masih lebih cepat dalam konteks serangan terhadap mangsa. Namun reflek kucing itu diterapkan untuk berbagai tindakan dan bergantung banyak indera. Dari menerkam mangsa sampai menghindari serangan. Dari visual, pendengaran, hingga koordinasi motorik. Sementara perhitungan reflek ular itu lebih spesifik untuk menyambar.
Sumber lain menyebut angka berbeda, yaitu waktu reflek kucing berada dalam rentang 0-70 milidetik. Sementara ular, khususnya derik, butuh waktu sekitar 70 milidetik untuk menerjang sejauh 15 cm. Angka-angka itu menunjukkan refleks kucing sedikit lebih baik dibanding ular. Bahkan dalam kasus terbaiknya, refleks kucing bisa sangat cepat mendekati 0 milidetik.
Ada pula sumber yang menyebut, kecepatan refleks kucing berkisar antara 20-70 milidetik. Sementara ular, di rentang 40-70 milidetik. Ini memberi kucing kesempatan beberapa milidetik lebih cepat untuk menghindari serangan ular.
Penelusuran lebih jauh melalui Google Scholar, misalnya, belum ditemukan kajian secara spesifik membandingkan kecepatan refleks kucing dengan ular. Temuan-temuan itu kemungkinan berangkat dari penelitian anekdotal. Maksudnya, baru merujuk pada pengumpulan data berdasar pengalaman pribadi atau beberapa individu, tidak terkontrol, belum diuji secara ilmiah, dan oleh karenanya sangat mungkin bias.
Namun tetap saja video-video yang bertebaran itu tak pernah gagal memukau, dan tak surut kekaguman kita terhadap aksi kucing mengusir ular penyelinap dari lingkungan rumah.

Mendarat di empat kaki
Refleks kucing yang juga istimewa adalah kemampuannya mendarat bertumpu di empat kaki setelah jatuh dari ketinggian. Aksi ini tampak melawan hukum fisika. Mengikuti prinsip fisika, kucing yang jatuh secara teori tidak bisa berputar agar mendarat tepat di empat kaki. Selalu dibutuhkan gaya eksternal untuk mendorong terjadinya rotasi. Tapi dari mana?
Pertanyaan demikian telah menggelitik ahli fisika sejak zaman Isaac Newton (1700 M). Ilmuwan Prancis Antoine Parent menurut artikel di Science Focus menjelaskan, kucing ketika jatuh seperti benda apung dalam air yang berputar saat tenggelam ke posisi setimbang.
Meski gagasan ini keliru karena daya apung udara terlalu lemah untuk memengaruhi kucing saat terjatuh, namun usaha mengurai teka-teki ini terus berlangsung berabad kemudian.
Dari abad ke-21, yang ikut coba memecahkan teka-teki ini adalah Gregory J. Gbur, seorang guru besar fisika optik, University of North Carolina Charlote.
“Salah satu alasan fisikawan terkejut bahwa kucing dapat berputar untuk selalu mendarat dengan kakinya adalah hukum kekekalan momentum sudut,” kata Gbur kepada Live Science.

Jika sesuatu berputar searah jarum jam, sesuatu yang lain harus berputar berlawanan arah jarum jam. Dengan membungkuk di pinggang, kucing dapat memutar bagian depan tubuhnya ke satu arah dan bagian belakang ke arah berlawanan. Saat pinggang terentang, kucing akan berada dalam posisi tegak. Gbur menamakan ini sebagai model “tekuk dan putar”.
Namun, ini bukan satu-satunya cara agar kucing jatuh sempurna dengan empat kaki. Teknik lainnya adalah “selipkan dan putar”. Kucing akan meluruskan kaki depannya lebih dulu lalu menekuk ke dalam kaki belakangnya. Selanjutnya, kaki belakang ditarik ke luar dan kaki depan masuk ke dalam. Ini memberikan momen inersia yang membuat tubuh kucing berputar ke posisi yang diinginkan.
Kucing juga dapat menggunakan ekornya untuk menciptakan momen ini. Gbur menyebutnya teknik “ekor baling-baling”. Saat ekor berputar ke satu arah, tubuh dapat berputar ke arah yang lain.
Selain karena menguasai prinsip fisika tanpa kucing menyadarinya, keberhasilan mendarat di empat kaki juga karena neurologi, ilmu syaraf. Meluruskan tubuh merupakan perilaku merespons gravitasi yang diolah jaringan saraf dan otot, yang dipandu semacam giroskop yang terletak di telinga bagian dalam.
Kekaguman kita terhadap kucing tak hanya karena kelucuan dan kelincahan mereka, namun juga berkat kepercayaan dirinya menaklukkan mara bahaya. Hari Kucing Sedunia yang diperingati setiap 8 Agustus menjadi momen istimewa untuk mengapresiasi keunikan dan kemampuan luar biasa satwa ini.
*****