Papua

Papua merupakan wilayah daratan paling luas di Indonesia yang memiliki ekosistem alami dalam jumlah besar.  Papua memiliki ekosistem paling lengkap dari mulai laut, pesisir, sampai dengan puncak pegunungan bersalju abadi.

Flora fauna di dalamnya menjadi bukti bahwa pada masa lalu daratan Papua menjadi satu dengan Benua Australia.  Maka tidak heran apabila spesies fauna di Papua memiliki karakter yang sama dengan fauna Australia, sebut saja binatang berkantung (Marsupilia) seperti kanguru pohon.  Burung kasuari juga menjadi ikon khas dimana spesies dari keluarga ini juga di temukan di Australia.

Perjalanan sejarah alam Papua memang menyimpan misteri dan menjadi perhatian banyak peneliti.  Berbagai spesies baru masih terus ditemukan dalam dasawarsa ini.  Uniknya pada bagain utara sampai dengan tengah, wilayah Papua muncul dari dalam laut sehingga memunculkan suatu dunia baru (new world).  Wilayah ini misalnya termasuk dalam gugusan pegunungan Foja.

Sejarah pembentukan alam Papua telah berlangsung 170 juta tahun yang lalu.  Sejarah yang lebih baru yaitu pada masa Pleistosen, 2 juta tahun yang lalu, sangat memengaruhi keberadaan flora dan fauna Papua pada saat ini.  Pembentukan Papua dipengaruhi oleh tumbukan lempeng bumi yang menyebabkan naiknya daratan membentuk gunung-gunung pada bagian tengah Papua.

Kejadian ini berlangsung pada masa Miosen sekitar 15 juta tahun yang lalu.  Waktu itu pulau-pulau gunung muncul ke permukaan laut dan semakin berkembang selama 15 juta tahun terakhir.  Akhirnya pada 8000 tahun yang lalu daratan Papua menyatu dengan Australia bagian utara.  Sebuah jembatan daratan melintasi selat Tores.  Apabila permukaan laut turun 20 m, niscaya daratan Papua akan kembali menyatu dengan Benua Australia (Petocz 1994).

Hutan Papua masih dalam kondisi perawan dan terluas di Asia Tenggara.  Spesies pohon utama yang ditemukan di dataran rendah di antaranya Merbau Instia sp. dan Damar Agathis sp. Sementara di perbukitan, hutan Papua didominasi oleh Araucaria sp. Semakin tinggi tempat, Papua memiliki keanekaragaman ekosistem yang melimpah.

Perbedaan ekosistem satu dengan ekosistem lainya bahkan terpisah kurang dari jarak 1 km.  Hutan musim di Papua terbatas di wilayah bagian selatan dengan dominasi jenis Eucalyptus sp. dan rumput.

Papua memiliki ekosistem mangrove, rawa air tawar, dan rawa sagu yang luas.  Di bibir pantai, sebagai tipe vegetasi terdepan, Papua memiliki hutan pantai yang berkarakter Indo-pasifik (Collins et al. 1991). Selama ini kita mengenal sagu sebagai makanan pokok masyarakat Papua.  Pohon sagu tersebut paling banyak ditemukan di daerah rawa.  Rawa ini seperti halnya “sawah” bagi masyarakat Papua memproduksi sumber pangan utama.

Papua memiliki kekayaan botani yang luar biasa.  Pulau ini diperkirakan memiliki lebih dari 15.000 jenis tumbuhan berpembuluh.  Anggrek mencapai 2000 spesies.  Dari segi pepohonan, Papua menjadi habitat bagi pohon damar Agathis labillardierei.  Pohon ini termasuk kayu indah dan bernilai ekonomi tinggi.  Berbeda dengan Sumatera dan Kalimantan, Papua hanya memiliki sedikit spesies Dipterocarpaceae.

Pohon penting lainnya yang bernilai ekonomi tinggi adalah merbau Instia bijuga, matoa Pometia pinnata, angsana Pterocarpus indicus, dan kenari hitam Dracontomelon sp. (Kartikasari et al. 2012).

kembali