Mongabay.co.id

Hiu Paus Terjebak di Laguna Pulau Sombori Morowali, Bagaimana Akhirnya?

Seekor Hiu Paus (Rhincodon typus) ditemukan terjebak di laguna Pulau Sombori, Desa Mbokita, Kecamatan Menui Kepulauan, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, pada 4 Februari 2018 lalu. Hiu Paus yang masih anakan (juvenil) tersebut tak bisa keluar karena perairan yang dangkal dan sifatnya yang agresif.

Sebuah video yang diunggah di Youtube dan Facebook oleh Ifan Bente, menggambarkan upaya evakuasi hiu dengan cara menggiring Hius Paus tersebut untuk keluar dari laguna, namun terkendala cuaca dan keterbatasan peralatan serta kondisi perairan yang dalam keadaan surut.

Terlihat sejumlah penyelam berupaya mengukur panjang ikan dan berusaha menggiring ke lautan lepas namun terkendala kondisi air yang surut dengan sifat ikan yang agresif.

baca : Tiga Hiu Paus Terdampar Lalu Mati di NTT

 

Anakan Hiu Paus yang terjebak di Laguna Pulau Sombori, Desa Mbokita, Menui Kepulauan, Morowali, Sulteng kesulitan untuk digiring ke laut lepas oleh Tim Terpadu karena surutnya perairan laguna dan agresifnya satwa terdampar itu. Upaya evakuasi ini akan dilakukan ketika kondisi air sudah memungkinkan, diperkirakan pada 21-23 Februari mendatang. Foto: Ifan Bente/PSDKP Wilker Kendari/Mongabay Indonesia

 

Andry Indryasworo Sukmoputro, Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar Wilayah Sulawesi, ketika dikonfirmasi Mongabay, Sabtu (17/2/2018), membenarkan kejadian tersebut dan menjelaskan bahwa upaya penanganan evakuasi sudah diupayakan.

“Kami sudah membentuk tim terpadu yang terdiri dari BPSPL Makassar, PSDKP Wilker Banggai Satker Morowali, Sailfish Diving Club Universitas Muhammadiah Kendari, Kader Wisata dan nelayan Desa Mbokita, Kecamatan Menui Kepulauan,” katanya.

Secara kronologis, Andry menjelaskan upaya penanganan tersebut. Meskipun ditemukan pada 4 Februari 2018, namun informasi baru diterima beberapa hari kemudian. Setelah mempelajari laporan tersebut BPSPL Makassar mengirim Tim Tanggap Cepat ke lokasi.

“Sabtu, 10 Februari 2018, sekitar pukul 17.30, tim kami tiba di Desa Mbokita dan menuju lokasi untuk memastikan kondisi Hiu Paus yang terperangkap,” ujar Andry.

baca : Lagi, Hiu Paus dan Penyu Terjerat Pukat di Flores Timur

 

Lokasi laguna Pulau Sombori, Desa Mbokita, Menui Kepulauan, Morowali, Sulteng yang agak terlindung dan di sekeliling pantainya berupa karang yang kedalamannya terpengaruh oleh pasang surut membuat proses evakuasi anakan hiu paus yang terjebak sulit dilakukan. Foto: Ifan Bente/PSDKP Wilker Kendari/Mongabay Indonesia

 

Keesokan harinya, sekitar pukul 07.00, tim kemudian melakukan identifikasi Hiu Paus tersebut. Diperoleh data dan informasi bahwa Hiu Paus tersebut masih tergolong anakan (juvenil) dengan panjang 4,2 meter berjenis kelamin jantan. Beratnya diperkirakan 600 kg. Berwarna hitam bintik putih. Tim kemudian melakukan pengambilan foto ID sebagai data base pengenalan Hiu Paus. Dari kondisi yang ada, kondisi ikan masih dalam kategori Kode 1.

Dalam penyelamatan mamalia laut terdampar sendiri terdapat sejumlah kode yang diberikan yang bertujuan memudahkan pelaporan. Misalnya, Kode 1, yang berarti hewan masih hidup (alive). Kode 2 berarti hewan baru saja mati dan belum ada pembangkakan (fresh dead). Kode 3, bangkai mulai membangkak (moderate decomposition), Kode 4, bangkai sudah membusuk (advance decomposition), dan Kode 5, bangkai sudah menjadi kerangka (severe decomposition).

“Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat beberapa luka pada bagian ujung ekor atas dan pangkal ekor, serta sirip dada kanan. Luka pada pangkal ekor tersebut diduga akibat terjerat tali pada saat melewati alat tangkap sero dan tergores karang,” jelas Andry.

Evakuasi penyelamatan dilakukan dengan menggiring ikan menggunakan umpan ikan kecil. Sampai sore hari, sekitar pukul 17.00, Hiu Paus belum juga berhasil dikeluarkan dari laguna karena sejumlah kendala. Selain lokasinya agak terlindung, juga di sekeliling pantainya berupa karang yang kedalamannya terpengaruh oleh pasang surut.

“Tipikal anakan atau juvenil Hiu Paus yang agresif dan dangkalnya perairan di pintu keluar juga merupakan hambatan tersendiri, sehingga Hiu Paus tersebut susah untuk digiring ke pintu keluar,” jelas Andry.

baca : Terdampar di Perairan Gresik, Hiu Paus Ini Mati

 

Seekor Anakan Hiu Paus yang terjebak di Laguna Pulau Sombori, Desa Mbokita, Menui Kepulauan, Morowali, Sulteng. Hiu Paus diketahui tidak berbahaya bagi manusia dan kadang-kadang membiarkan para penyelam mendekati, meskipun tindakan ini tidak dibenarkan oleh para peneliti hiu dan konservasionis. Foto: Ifan Bente/PSDKP Wilker Kendari/Mongabay Indonesia

 

Menurut Andry, saat ini tim terpadu tersebut sudah tidak berada di lokasi, namun mereka akan segera kembali, menunggu puncak pasang tertinggi, agar memudahkan Hiu Paus tersebut melewati alur keluarnya dari lagon tersebut.

“Prediksi kami berdasarkan data pasang surut diperkirakan pada 21-23 Februari 2018 mendatang. Dan Tim Quick Response BPSPL Makassar beserta jejaring konservasi yang ada, termasuk dari DKP Prop Sulteng, DKP Kab Morowali, PSDKP Wilker Kendari dan penggiat konservasi lainnya akan kembali mengupayakan evakuasi Hiu Paus tersebut.”

Andry menambahkan bahwa, kasus Hiu Paus terjebak di laguna ini adalah kejadian pertama di tempat tersebut.

“Kemungkinan juvenil-nya berpisah dengan rombongan di saat terjadi fenomena pasang tertinggi di awal bulan Februari lalu. Asumsi ini masih perlu diperkuat dengan penelitian dan kajian yang lebih mendalam. Mengingat sifatnya yang masih anakan lincah dan agresif untuk mengejar makanan sehingga masuk ke dalam laguna.”

Menurut Andry, sebelum kejadian di Pulau Sombori ini, mamalia terdampar juga ditemukan di dua lokasi dalam wilayah kerja BPSPL Makassar. Pertama, Paus terdampar di Kecamatan Bunta Kabupaten Banggai, 8 Januari 2018 silam.

“Di Banggai ini yang ditemukan adalah jenis Paus Sperma dengan panjang 10,25 meter. Karena sudah dalam kondisi mati maka dalam penanganannya ikan tersebut dipotong-potong sebelum dibawa oleh enam perahu katinting untuk ditenggelamkan di tengah lautan,” jelasnya.

baca : Kesulitan Alat Bantu, Hiu Paus Dipotong Sebelum Dikuburkan

 

Seeekor Paus Sperma mati penuh luka di perairan Bombana, Sulawesi Tenggara. Foto: Kamarudin/ Mongabay Indonesia

 

Kejadian kedua terjadi di Pantai Topobatu, Kecamatan Lameloro, Kabupaten Bombana Sulawesi Tenggara, 31 Januari 2018 lalu. Mamalia yang ditemukan juga dari jenis Paus Sperma sepanjang 17,3 meter, berjenis kelamin jantan.

“Penanganannya juga dengan cara dibakar oleh Tim QR BPSPL Makassar Satker Kendari bersama DKP Prop Sulawesi Tenggara, satker PSDKP kendari, DKP Kab Bombana, WWF, Polair Bombanan dan Pos TNI AL Bombana.”

baca : Dua Hari Terdampar di Perairan Bombana, Akhirnya Paus Itu Mati…

Menurut Andry, dalam upaya penyelamatan mamalia laut terdampar penting diketahui agar mamalia tersebut didekati secara hati-hati, di mana harus dihindari daerah mulut dan ekor.

“Sangat dianjurkan juga untuk tidak menyentuh dan tidak memberi makan Hiu Paus tersebut. Perahu yang digunakan untuk upaya penyelamatan tak lebih dari tujuh perahu. Kalau ambil gambar kameranya jangan gunakan lampu atau blitz.”

Andry selanjutnya menganjurkan warga untuk mengawasi perairan sekitar dan melaporkan segera jika menemukan kasus mamalia terdampar di sekitarnya.

“Setiap ada upaya penyelamatan seperti ini kita gunakan juga untuk sosialisasi ke masyarakat. Kita punya saluran informasi pengaduan yang bisa digunakan, baik melalui telpon ataupun email.”

baca : Hiu Terbesar Tapi Jinak Dan Bukan Karnivora, Begini 9 Fakta Menarik Tentang Hiu Paus  

 

Seorang peneliti sedang menyelam bersama hiu paus atau whale sharks di Teluk Cendrawasih, Papua. Foto : Shawn Heinrichs / Conservation International

 

Hiu Paus (Rhincodon typus) sendiri adalah hiu pemakan plankton yang merupakan spesies ikan terbesar. Ikan ini memiliki kebiasaan makan dengan menyaring air laut menyerupai kebanyakan jenis paus. Disebut pula dengan nama geger lintang (dari bahasa Jawa: punggung berbintang) dan Hiu Tutul karena adanya pada pola warna di punggungnya yang bertotol-totol.

Hiu Paus ini mengembara di samudera tropis dan lautan yang beriklim hangat, dan dapat hidup hingga berusia 70 tahun. Spesies ini dipercaya berasal dari sekitar 60 juta tahun yang lalu.

Terlepas dari ukurannya yang besar, Hiu Paus diketahui tidak berbahaya bagi manusia dan kadang-kadang membiarkan para penyelam menungganginya, meskipun tindakan ini tidak dibenarkan oleh para peneliti hiu dan konservasionis.

 

Exit mobile version