Mongabay.co.id

Hebohnya Anak-anak Dikelilingi Serangga Eksotis Ini

Berdialog tentang binatang pada anak-anak lebih mudah saat masuk ke dunia mereka. Bagaimana karakter sekor hewan dinilai dari visualisasi dunia kartun dan animasi.

Krisna, siswa sekolah dasar ini menunjukkan wajah ketakutan saat diberi kesempatan mengelus seekor kumbang. Ia baru berani mendekat setelah teman-temannya mengerubuti si kumbang hitam besar ini. Usai belaian pertama, eh dia malah ketagihan. Senyumnya mengembang.

Beda dengan Navena, anak taman kanak-kanak ini menunjukkan antusiasme pada aneka koleksi Indonesian Beetle Lovers dan Indonesian Mantis and Phasmid Forum yang dipamerkan di Agricultural Expo oleh BEM Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Badung, Bali, pada akhir pekan lalu.

baca : 7 Serangga yang Membuat Anda Berdecak Kagum

 

Seorang anak terlihat antusias melihat berbagai kecoa hutan yang dipamerkan dalam acara Agricultural Expo BEM Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Badung, Bali, pada Maret 2018. Foto: Luh De Suriyani/Mongabay Indonesia

 

Perempuan cilik ini awalnya kaget disodori aneka kecoak hutan Madagaskar yang berukuran rata-rata lebih besar dari kecoak rumah. Lebih mirip ulat gemuk pipih dengan permukaan tubuh licin beruas-ruas. Ia lalu mendekat mengamati lebih dekat. Sementara ibunya geli menjauh. “Eh, itu spiderman,” pekik anak TK ini melihat wadah-wadah berisi sejumlah jenis laba-laba dari berbagai negara.

Sejumlah pecinta kumbang, mantis, dan phasmid dari sejumlah kota di Indonesia berkumpul di Denpasar, Bali membawa koleksinya masing-masing untuk memperkenalkan kekayaan bidoversitas berbagai belahan dunia yang kerap dihindari bahkan dibunuh manusia ini.

Puluhan spesies dibawa dalam kotak-kotak dan wadah khusus dan dirawat penuh sayang oleh para pengasuhnya. Puluhan anak-anak memang terlihat paling antusias mengamati setelah diberitahu bahwa semua binatang ini tak menyakiti jika tempat tinggalnya tak dirusak. “Biar anak-anak kenal, tak takut dan bunuh mereka kalau ketemu di alam,” seru Garda Bagus, salah seorang anggota komunitas yang datang dari Jogja. Dengan sabar, ia mengenalkan dunia serangga pada anak-anak dan pengunjung yang mengamati koleksi stannya.

baca : Kamuflase Unik Serangga yang Tidak Terbayangkan Sebelumnya

 

Anak-anak antusias memegang dan mengelus kumbang hitam untuk menghilangkan ketakutan dalam acara Agricultural Expo BEM Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Badung, Bali, pada Maret 2018. Foto: Luh De Suriyani/Mongabay Indonesia

 

Karena nocturnal, para serangga terlihat tak aktif pada siang hari. Saat dikeluarkan dari wadahnya ia hinggap dengan tenang di tangan para pengasuhnya.

Anggota komunitas juga membuat sesi dialog dan edukasi bagi anak-anak. Di sini terlihat ada interaksi bagaimana pengalaman mereka saat melihat serangga selama ini. Misalnya dari hal yang dasar serangga dan kumbang apa saja yang pernah ditemui. Mantis bisa disebut belalang sembah dan phasmid meliputi aneka serangga daun, ranting, dan lainnya.

“Ciri-ciri belalang sembah apa?” tanya Ilham Maulana, salah satu relawan. Ada yang menyebut dengan teknis seperti punya 3 pasang kaki. Lainnya menyebut dengan spontan, seperti bisa gigit dan menyeramkan. Mereka takut serangga karena geli dan bau.

baca : Serangga ini Dinobatkan Sebagai Serangga Terpanjang di Dunia

 

Serangga daun dan ranting ini dirawat dalam kandang jaring dengan sirkulasi udara baik dan tak penuh sesak. Foto: Luh De Suriyani/Mongabay Indonesia

 

Kumbang yang dibawa malah terlihat lucu karena diberi makanan jeli. Di alam makanannya getah dan buah.

Anak-anak dengan cepat mengidentifikasi dari tokoh-tokoh film dan kartun yang ditontonnya. Misalnya mantis di film Kungfu Panda dan kumbang ada di kartun Detektif Peet. Orang dewasa yang emoh mengenal dunia animasi dan kartun akan terbengong-bengong jika mereka mengonfirmasi ciri khas binatang ini dari karakter favorit mereka.

Dua ekor Katydid yang eksotis dengan rupa jangkrik tapi berkepala seperti naga diserbu anak-anak. Dia punya ekor seperti pedang. Anak-anak tak menyangka ini jenis belalang.

Rina adalah anggota komunitas perempuan yang mulai hobi mengoleksi sejak 2014. Ia kerap mengikuti sahabatnya berpameran dan tertarik ikut untuk mengampanyekan dunia serangga. Ia mempunyai phasmid jenis phyllium dan eurycnema. “Phasmid bentuknya lebih eksotis menyerupai ranting dan daun,” ujarnya kenapa menyukai jenis ini.

baca : Wow, Serangga Raksasa Hampir Sepanjang 60 cm Ditemukan Para Peneliti

 

Anak-anak diajari berani menyentuh dan mengusap serangga daun dan ranting (phasmid) yang baru dikenalnya dalam acara Agricultural Expo BEM Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Badung, Bali, pada Maret 2018. Foto: Luh De Suriyani/Mongabay Indonesia

 

Serangga mirip daun, ranting, dan bagian pohon lain ini memang terlihat sangat eksotis. Namun juga seperti rapuh karena mirip helaian daun atau ranting kering. Seolah-olah mudah hancur atau akan melayang tertiup angin. Hewan ini beradaptasi dan berevolusi dengan baik sesuai habitatnya. Selain siasat penyamaran menghindari dari predator juga memudahkan mencari mangsa. Kerap disebut serangga hantu atau ghost insects karena tak terlihat tapi ada, adaptasi yang hampir sempurna dengan lingkungannya ini. Phasmid tipe herbivora atau pemakan tumbuhan sementara belalang atau mantis hewan lebih kecil.

Rina menyebut ia belajar cara mengembangbiakan juga selain mengenal dunia serangga yang sangat beragam dan khas di tiap negara. Misalnya ada betina yang bisa bertelur sendiri tanpa perlu dikawinkan. Jika tak tidak dikawinkan, anakannya betina semua.

Dalam sejumlah kandang jaring dengan sirkulasi udara yang baik terlihat aneka phasmatodea yang berkamuflase mirip dengan warna dan bentuk tumbuhan yang jadi makanannya. Ada Hesperophasma Sp. La Cienaga dari Republik Dominika, Extatosoma tiaratum dari Australia yang pose tubuhnya mirip kalajengking berwarna cokelat, dan Heteropteryx dilatata dari Malaysia.

baca : Makhluk Aneh dari Kebumen Ini Membuat Kita Merinding

 

Seekor kumbang kepala naga yang dipamerkan dalam acara Agricultural Expo BEM Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Badung, Bali, pada Maret 2018. Foto: Luh De Suriyani/Mongabay Indonesia

Kemudian di kelompok mantis jenis yang dibawa para pemiliknya lebih banyak. Bentuknya juga sebagian seperti daun dan ranting dengan berbagai ukuran. Misalnya Mantis Deroplatys dessicata dan D. truncata dari Kalimantan seperti daun kering.

Dunia serangga memang lebih menarik jika kita tahu bagaimana kehidupan dan karakter mereka. Tak sekadar menganggap hama atau penyebab kesakitan.

Exit mobile version