Mongabay.co.id

Penetapan Geopark, Pemerintah Harus Lebih Baik Mengelola Gunung Rinjani

Kawasan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat (NTB) akhirnya ditetapkan menjadi geopark dunia dalam sidang Unesco Executive Board, di Paris, Perancis, Kamis (12/4/2018).

Direktur Conservation Strategy Fund (CSF) Indonesia, Mubariq Ahmad melihat positif penetapan tersebut. “Hal itu merupakan pengakuan bahwa Gunung Rinjani itu spesial dan punya daya tarik khusus secara keilmuan geologi,” kata Mubariq yang dihubungi Mongabay-Indonesia pada Selasa (19/4/2018).

Kawasan Gunung Rinjani menurutnya istimewa berbeda dengan gunung yang lain di Indonesia karena masih aktif pergerakan geologinya. “Seperti living formation of geoform, Gunung Rinjani masih terjadi pembntukan, seperti makin tingginya gunung baru. Dari segi geological sains pasti menarik,” katanya.

baca : Mongabay Travel : Rinjani dan Mimpi Taman Bumi

 

Panorama Gunung Rinjani. Foto : rinjaninationalpark.com

 

Selain statusnya merupakan taman nasional, penetapan Gunung Rinjani menjadi geopark dunia juga bakal berdampak untuk menarik wisatawan berkunjung.

Disisi yang lain, lanjut Mubariq, penetapan geopark itu juga menjadi pressure bagi pemerintah untuk mengelola kawasan tersebut lebih baik lagi. Karena tidak hanya aspek geologis, kawasan Gunung Rinjani juga tentu mempunyai fungsi ekosistem dan keanekaragaman hayati yang perlu dijaga.

“Birokrat cenderung melihat penetapan status ini sebagai beban tambahan kerja,” katanya.

Penetapan status geopark, katanya, juga bisa menjadi daya tarik untuk mendatangkan pendanaan. “Meski penetapan status oleh Unesco ini tidak serta merta mendatangkan uang untuk penambahan biaya pengelolaan. Seperti banyak hal, misalnya Ramsar site dan heritage site, Unesco tidak serta merta memberi dana. Semua status Unesco tidak otomotis mendatangkan pendanaan, karena Unesco merupakan organisasi UN yang paling miksin dan tidak bisa mendatangan uang,” jelas Mubariq.

baca : Mongabay Travel : Air Terjun Kembar Tiu Teja, Semburat Pelangi Lombok Utara

 

Lebatnya hutan di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani terlihat dari bukit di Pusuk Sembalun. Foto Tommy Apriando

 

Tuan Rumah Pertemuan

Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, Kawasan Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB), akhirnya ditetapkan menjadi geopark dunia. “Alhamdulillah sudah sudah ditetapkan pada sidang Unesco Executive Board kemarin di Paris. Geopark Rinjani kini resmi sebagai anggota baru Unesco Global Geopark,” kata General Manager Geopark Rinjani, Chairul Mahsul, pada Jumat (13/4) dalam siaran pers Kementerian Pariwisata

Chairul mengatakan indikasi Gunung Rinjani akan menjadi Global Geopark sebenarnya telah terlihat, ketika NTB ditunjuk sebagai tuan rumah Asia Pasific Geopark Network Symposium, pertemuan seluruh anggota Geopark se-Asia Pasific pada 2019.

“Secara de facto, Gunung Rinjani sudah masuk menjadi geopark dunia sejak ditunjuknya NTB menjadi tuan rumah kegiatan Asia Pasific Geopark Network Symposium pada 2019. Namun pengumuman resminya dikeluarkan pada April 2018. Sedangkan penyerahan piagam sebagai anggota baru geopark dunia akan dilaksanakan di Italia, September 2018,” katanya.

Dengan status tersebut, kawasan Gunung Rinjani akan semakin dipromosikan ke masyarakat internasional, yang akan berimbas pada sektor pariwisata NTB.

“Di seluruh dunia ini ada ratusan Unesco Global Geopark. Dengan masuknya Gunung Rinjani menjadi Unesco Global Geopark tentu menjadi ajang promosi yang efektif terutama bagi sektor kepariwisataan NTB. Tentunya, akan semakin banyak wisatawan internasional yang tertarik untuk berkunjung Gunung Rinjani,” ujarnya.

baca : Ada Apa Dengan Adat Sembalun di Lereng Rinjani? (Bagian I)

 

Air Terjun Sindang Gila di Taman Nasional Gunung Rinjani. Foto: Asep Ayat

 

Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Muhammad Faozal menyambut gembira penetapan tersebut, setelah diperjuangkan Pemprov NTB sejak 2013.

“Ini merupakan hal positif. Kawasan Gunung Rinjani akan makin mendunia. Imbasnya adalah peningkatan kunjungan wisata. Kalau sudah begitu porter, masyarakat yang punya homestay, kuliner, transport semuanya hidup, dan timbulkan efek domino yang luar biasa,” ujar Faozal.

Sedangkan Menteri Pariwisata Arief merasa senang dan hal ini membuktikan semakin banyak pengakuan dunia yang mampir ke Indonesia, semakin menaikkan pamor Indonesia. Penetapan ini juga akan meningkatkan kunjungan wisatawan yang akan meningkatkan perekonomian NTB.

Arief mencontohkan China yang berhasil mengembangkan Yuntaishan Geopark semula tahun 2000 dikunjungi 200 ribu wisatawan, meningkat menjadi 1,25 juta wisatawan dengan perolehan devisa sebesar US$90 juta pada 2004, setelah dua tahun bergabung dengan GGN UNESCO.

“Begitu pula Jeju Island Geopark di Korea Selatan tahun 2011 dikunjungi 7 juta wisatawan. Saya yakin Kawasan Gunung Rinjani bakal makin nge-hits lagi” kata Menpar Arief.

 

Batu Kodok di kawasan Ciletuh Geopark, Jabar. Foto : Ronald Agusta/ciletuhpalabuhanratugeopark.org

 

Geopark Ciletuh

Selain Gunung Rinjani, Geopark Ciletuh, Palabuhanratu, juga resmi mendapatkan predikat sebagai Unesco Global Geopark, bersama dengan 12 geopark dari 11 negara.

“Semua negara menyetujui kawasan Ciletuh,Palabuhanratu, sebagai UGG,” ujar Dana Budiman, General Manager Badan Pengelola Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, Sabtu (14/4).

Dengan status tersebut, Ciletuh bakal menjadi destinasi wisata dunia. “Potensinya juga sangat besar. Keindahan alamnya lengkap. Ada landscape, gunung, air terjun, sawah, ladang, dan berujung di muara sungai ke laut. Karena itu harus cepat dikembangkan, agar bisa menghidupkan ekonomi masyarakatnya,” ujar Dana.

Geopark Ciletuh juga dikelilingi hamparan alluvial dengan batuan unik dan pemandangan yang indah. Selain itu, ada juga punya pantai yang keren.

Menariknya, Geopark Ciletuh juga punya ombak yang disukai surfer-surfer dunia. Tengok saja Pantai Cimaja. Pantai itu sering terpilih sebagai lokasi lomba Surfing berskala internasional.

Menteri Pariwisata Arief Yahya dari awal sudah yakin Geopark Ciletuh akan ditetapkan sebagai Unesco Global Geopark (UGG). “Rumus destinasi kelas dunia adalah atraction, access, dan tourism resource. Saya lihat Geopark Ciletuh-Palabuhanratu sudah memiliki itu dan kita harapkan akan menjadi UGG,” katanya.

Tiga unsur yang harus dipenuhi agar menjadi UGG yaitu geodiversity, biodiversity, dan culture diversity, semua sudah ada di geopark ini. “Saya lihat sudah ada semua di sini. Saya sudah melihat dan menikmati Ujung Genteng. Sungguh luar biasa. Ini kepingan surga karunia Tuhan,” tambahnya.

 

Exit mobile version