Mongabay.co.id

Asian Games, Riau Perpanjang Status Siaga Darurat Karhutla

Kebakaran hutan pada 20 Februari 2018 lalu di Riau. Karhutla tak hanya sebabkan kerusakan lingkungan juga membahayakan kesehatan warga. Foto: BNPB/ Mongabay Indonesia

Pada Jumat (25/5/18), Satgas Siagas Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Riau, rapat evaluasi penanganan bencana karhutla 2018, di Posko Komando Utama Kompleks Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru. Menyambut gawe pesta olahraga dunia, Asian Games, pada Agustus-September ini, status siaga darurat karhutla Riau diperpanjang,  1 Juni-30 November 2018.

Edwar Sanger, Kepala BPBD Riau, pemimpin rapat hari itu mengatakan, Intinya, tim terus patroli terpadu tiap hari. Mengingat, Juni ini, Riau akan pemilihan gubernur dan Bupati Indragiri Hilir.

“Agustus juga akan ada Asian Games di Palembang. Riau turut mendukung kegiatan ini. Kita tidak ingin ada asap di Riau,” katanya.

Dia menyampaikan, data hotspot Januari-Mei 283 titik. Paling banyak muncul di Pelalawan 81 titik, disusul Kepulauan Meranti (67), Rokan Hilir (31), Bengkalis (29), Indragiri Hilir (20), Siak (18 titik, Dumai (15), Indragiri Hulu (12), Rokan Hulu (5), Kampar (4), Kuansing (1). Hanya Pekanbaru nihil.

Lahan terbakar selama 2018, 1.870,96 hektar. Kepulauan Meranti paling luas, 896,61 hektar, Bengkalis 345,5 hektar dan Indragiri Hulu 128,5 hektar.

Dibandingkan tahun lalu rentang waktu sama, pada 2018, areal terbakar naik lebih 50%. Meski begitu, kata Edwar, mereka belum menerima laporan masyarakat yang terkena dampak asap bahkan tak ada gangguan penerbangan.

Satgas terus patroli dengan helikopter dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan satu heli dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Perusahaan Sinar Mas dan Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) turut sumbang heli.

Selain patroli, katanya, heli jenis Superpuma dan Kamov itu juga dipakai untuk water bombing.

Kebutuhan helikopter masih kurang. Edwar akan mengusulkan penambahan heli termasuk peralatan lain untuk Satgas Karhutla.

Pemadaman lewat udara di bawah komando TNI AU Roesmin Nurjadin juga dibantu dengan 10 pesawat. Ada yang dipakai untuk pengamatan, water bombing dan satu pesawat untuk pencarian dan penyelamatan. Sinar Mas turut menyumbang tiga pesawat lagi buat bom air dari udara.

Jajang, Tim Satgas Udara, mengatakan, satu bulan terakhir ini mereka berjibaku memadamkan api di Rokan Hilir. Mereka kesulitan karena beberapa lokasi terbakar tak ada embung dan kanal hingga sulit air.

“Beberapa posko juga minim peralatan,” katanya. TNI AU kadang memantau hotspot di sela-sela latihan di udara.

Kesulitan memadamkan api selama ini juga dialami Tim Satgas Darat. Mereka kesulitan menjangkau lokasi karena kurang ketersediaan angkutan.

Patar Sitorus Tim Satgas Darat dari Korem 031 Wirabima, mengatakan, mereka juga akan dibantu kendaraan dari RAPP, Sinar Mas dan SKK Migas.

“Kendala kami juga di logistik. Pernah pula kami dikasih makan sama camat di lokasi. Kalau tak ada, pakai duit gaji kami,” kata Patar.

Dia mengusulkan, perlu ada pasukan cadangan menggerakkan helikopter bila api meluas dan membumbung tinggi yang menyulitkan tim satgas darat. Setelah itu, perlu memaksimalkan penegakan hukum.

Pengalaman mereka, ketika memadamkan api selalu bertemu dengan orang meskipun itu di tengah hutan. “Setiap ada kebakaran selalu ada orangnya.”

Endry, dari Polda Riau, mengatakan, mereka menindak 81 kasus kebakaran sejak Januari sampai Mei. Baru tujuh kasus dalam penyidikan dan empat berkas lengkap. “Semua perorangan. Tak ada korporasi.”

Pemadaman lewat darat juga dibantu Manggala Agni. Mereka patroli terpadu di 65 posko tersebar di Riau. Memantau 200 desa yang tergolong rawan kebakaran. Mendata embung dan sekat kanal. Posko mereka aktif 24 jam. Tiap posko ada enam orang.

Manggala Agni Koordinator Wilayah Riau juga sudah bentuk lima kelompok pemadam api di lima kabupaten. Mereka memberikan materi penanggulangan kebakaran.

Mereka juga kerap datang ke sekolah dan rumah atau pondok yang ada dalam hutan guna sosialisasi larangan membakar.

Hal sama dilakukan Polda Riau. Mereka rutin penyuluhan ke masyarakat dan bikin maklumat berisi ancaman pidana bagi pembakar hutan dan lahan.

 

Kebakaran gambut di Medang Kampai, Riau. Foto: dokumen warga/ Mongabay Indonesia

 

 

Juni-Agustus puncak kemarau

Berdasarkan analisis cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, Riau akan memasuki musim puncak kemarau Juni sampai Agustus.

Sukisno Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Syarif Kasim II, mengatakan, situasi masih batas normal karena tak ada La-Nina dan El-Nino.

“La-Nina sudang berakhir April lalu.”

Informasi Sukisno dalam rapat evaluasi pagi itu persis yang disampaikan Marzuki,  Kasi Data dan Informasi BMKG Pekanbaru,  dua hari lalu. Dia bilang, kekeringan akan terjadi hingga awal September.

Meski begitu, hujan masih terjadi dengan intensitas ringan hingga sedang walau tak berlangsung lama. Hujan tak merata di seluruh wilayah.

Berdasarkan pantauan dinamika atmosfir itu, katanya,  masih batas normal. Curah hujan pada kisaran 85 mm-115 mm perdetik. “Tapi kita tetap pantau pengaruh global, regional maupun lokal,” kata Marzuki.

Suhu di Riau rentang Juni hingga September mencapai 34-35 derajat. Bila ada gangguan seperti kebakaran hutan suhu akan 36 derajat. Bila asap kebakaran makin tebal dan menutupi matahari, sinar tidak akan tembus ke permukaan dan sulit terjadi penguapan. Akibatnya,  makin sulit hujan.

“Meskipun suhu tidak begitu panas karena tertutup asap,” ucap Marzuki.

Suhu normal di Riau,  sebenarnya 32 atau 33 derajat, meningkat hanya karena kemarau atau tak ada hujan.

Sementara, pola angin bergerak dari selatan ke barat. Sukisno bilang, ia bisa berbelok ke utara dan timur.

Kecepatan angin masih dalam batas normal, 5-10 knot. Bila terjadi kebakaran kecepatan bisa naik karena tekanan udara di area kebakaran berkurang atau rendah. Bisa lebih 15 knot.

“Itu bisa diukur lagi dengan anemometer.”

Secara historis angin di Riau, tidak akan mengarah ke Palembang. Bila terjadi kebakaran, asap bergerak ke Sumatera Utara bahkan ke Selat Malaka.

Selain menimbulkan kebakaran, musim kemarau akan menyulitkan air terutama di wilayah pesisir yang berharap air bersih dari hujan. Sedang aktivitas di laut, katanya,  masih normal karena musim kemarau jarang terjadi cuaca buruk, berbeda kala musim hujan.

Sementara, data indeks standar pencemaran udara (ISPU) yang disampaikan Dayat dari Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Sumatera, pagi sebelum rapat evaluasi masih dalam kondisi baik. Hanya di Kecamatan Minas, Siak, kondisi sedang karena konsentrasi lebih dari 50.

Edwar bilang, kualitas udara di Minas mungkin karena partikel-partikel yang keluar dari cerobong asap pabrik. Di sana banyak pabrik sawit.

Tahun ini, pertama kali Riau, menetapkan status siaga darurat sejak 19 Februari dan berakhir di penghujung Mei nanti. Enam kabupaten masih status sama yakni, Indragiri Hilir, Bengkalis, Pelalawan, Indragiri Hulu, Rokan Hilir dan Dumai.

“Dua kabupaten menetapkan status siaga darurat sudah cukup jadi alasan perpanjang status siaga darurat di Riau,” kata Edwar.

Edwar dan Satgas Karhutla Riau tak ingin momen pilkada dan Asian Games terganggu. “Indonesia sebagai tuan rumah tak ingin malu. Jangan sampai peserta itu pulang karena asap sampai ke Palembang,” ucap Jajang.

Segala kendala di lapangan dan kekurangan peralatan juga akan disampaikan pada pemerintah daerah dan pusat.

Hasil evaluasi pagi itu, kata Edwar,  langkah awal untuk mengusulkan perpanjangan status siaga ke Plt Gubernur Riau,  yang punya kewenangan menetapkan itu.

Tiga hari setelah rapat evaluasi Satgas Karhutla, Ahmad Hijazi Sekda Riau mewakili Plt Gubernur Riau, membacakan perpanjangan status siaga darurat di Menara Lancang Kuning Kompleks Kantor Gubernur Riau.

Hijazi mengulang alasan satgas untuk perpanjangan status siaga darurat. “Pemerintah Riau turut mendukung Asian Games.”

 

 

Dukungan pelaku usaha

Mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) harus dilakukan semua pihak, tak terkecuali pelaku swasta. Di Sumatera, kalangan pebisnis berkomitmen agar Asian Games berlangsung lancar, dengan menjaga konsesi mereka tak terbakar.

Seperti dinyatakan Asia Pulp and Paper (APP), Sinar Mas Group. Mereka sebutkan memperkuat manajemen penanggulangan kebakaran terintegrasi dan program Desa Makmur Peduli Api (DMPA).

“Periode itu musim kemarau. Karena itu, jadi sebuah pertaruhan besar bagi bangsa Indonesia bagaimana selain menyukseskan Asian Games itu. Juga bagaimana kita bisa menjaga atau mencegah bencana kebakaran,” kata Suhendra Wiriadinata, Direktur APP Sinar Mas,  baru-baru ini.

Mata dunia, katanya, tertuju ke Indonesia karena even olahraga kedua terbesar di dunia setelah Olimpiade. “Kami sebagai bagian komponen bangsa, terlebih ada operasional kami cukup besar di Sumsel, maka berkomitmen menyukseskan acara ini,” katanya.

Dia mengatakan, dukungan APP-Sinar Mas menyukseskan Asian Games 2018, tak hanya melalui dukungan sebagai mitra resmi, juga kontribusi mencegah karhutla.

APP-Sinar Mas juga kerjasama dengan Pemprov Jakarta dalam merenovasi fasilitas dan tempat latihan olahraga. Di Palembang, perusahaan ini juga ada sumbang bangun Jakabaring Bowling Center.

Mengenai Asian Games, kala musim kemarau, mereka memiliki dua program besar untuk pencegahan kebakaran, yakni menerapkan integrated fire management system dengan mengembangkan berbagai sistem, perlengkapan, maupun personil. Perusahaan investasi ke berbagai fasilitas ini sekitar US$100 juta, baik perangkat lunak maupun keras termasuk peningkatan kemampuan personil.

Ada juga investasi tambahan pencegahan dan penanggulangan kebakaran khusus persiapan dan selama Asian Games, sepanjang Mei-Oktober 2018, senilai US$3,8 juta.

Begitu juga diungkapkan APRIL Group. Mohammad Agung Laksamana, Corporate Affairs Director APRIL Group mengatakan, pencegahan kebakaran sudah jadi komitmen perusahaan. Pemantauan kebakaran pun berbasis NASA, CCTV, menara pantau maupun UAV.

Konsesi APRIL Group berada di Riau. Karena kekhawatiran sebagian pihak kalau Riau terjadi kebakaran hutan dan lahan, asap sampai ke Sumsel dan mengganggu performa para atlet.

“Kami melatih lebih 700 tim reaksi cepat yang tersertifikasi. Juga pelatihan kepada 54 kelompok siaga dan kontrol berbasis masyarakat (masyarakat peduli api-red),” katanya.

Biaya operasional tahunan penanganan kebakaran sekitar US$2 juta dan investasi peralatan pemadam kebakaran US$6 juta, terdiri dari helikopter, airboat, fire truck, dan ratusan pompa. “Kami juga membangun puluhan menara pengawasan api.”

Selain itu, perusahaan juga mempersiapkan beberapa langkah lagi antisipasi jelang musim kering 2018, seperti program desa bebas api. Ia meliputi masyarakat peduli api beranggotakan 80 desa di dekat area operasi perusahaan.

Program ini, fokus antisipasi  agar tak ada karhutla dan asap melalui sosialisasi ke sekolah-sekolah, ke masyarakat melalui pemutaran film. Juga sosialisasi melalui pemuka agama atau masyarakat dan monitor kondisi asap serta kesehatan.

Desa bebas api, katanya,  merupakan program komprehensif yang berupaya mengubah pola kebiasaan membuka pertanian dengan membakar ke penggunaan peralatan pertanian.

Agung mengatakan, APRIL memberikan bantuan kepada masyarakat yang membuka lahan tanpa bakar, seperti eskavator, peralatan pertanian, pupuk, dan pelatihan.

Perusahaan, katanya,  juga mengalokasikan peralatan pemotong rumput multi fungsi untuk 18 desa dan memberikan hand tractor pada sembilan desa.

“Kami juga sosialisasi dan berusaha meningkatkan pemahaman masyarakat terkait program desa bebas api. Ini dengan membuat papan pengumuman, spanduk, stiker, brosur sosialisasi dan lain-lain.”

Perusahaan, katanya, juga memasang perangkat pengukuran kualitas udara pada suatu daerah hingga dapat berikan informasi komprehensif.  Hingga kini, terpasang tujuh perangkat air monitoring di beberapa area, seperti Kerinci, Teluk Meranti, Tesso, Pulau Rangsang, Pulau Padang, Pulau Rupat dan Pasir Pangaraian. Patroli rutin bersama juga dilakukan.

“Dalam Asian Games ini, perusahaan turut berpartisipasi mensukseskan, melalui penyertaan strategis baik dalam penyelenggaraan kegiatan ataupun dukungan terhadap salah satu cabang olah raga yang dilombakan,” katanya.

Dia berharap, Asian Games bisa berjalan baik tanpa ada gangguan. “Perusahaan mendukung dan berharap penyelenggaraan berjalan dengan baik dan sukses tanpa ada hambatan.”

 

Foto utama: Kebakaran hutan pada 20 Februari lalu di Riau. Hingga awal pekan lalu, karhutla masih terjadi di beberapa kabupaten di Riau. Foto: BNPB/ Mongabay Indonesia

Presiden kala mengunjungi lahan terbakar di Sumsel pada 2015. Kala itu, Sumsel yang terparah terbakar hingga menyumbang kabut asap parah. Kualitas udara kala itu buruk dan berbahaya. Foto: Humas OKI

 

Exit mobile version