Mongabay.co.id

Warga Coba Selamatkan Paus Pilot yang Terdampar di Pesisir Donggala. Bagaimana Akhirnya?

Seekor paus pilot sirip pendek atau short finned pilot whale (Globicephala macrorhynchus) terdampar di Pantai Tandaiyo, Desa Ogoamas II, Kecamatan Sojol Utara, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.

Terdamparnya paus itu sontak menarik perhatian warga setempat. Dalam sebuah video yang diunggah Ita Almahera di akun facebooknya Jumat (25/05/2018) pagi, terlihat usaha warga menyelamatkan sang paus dengan mengarahkan tubuhnya ke arah lautan.

Ukuran tubuh paus yang cukup besar menyulitkan evakuasi. Warga menggunakan balok kayu untuk mengungkit tubuh paus agar berbalik ke arah laut. Mereka berusaha membuat paus berukuran sekitar 4 meter ini tetap berada di dalam air.

baca : Asyik Mengikuti Makanan, Paus Ini masuk Ke Teluk Malala Tolitoli. Bagaimana Akhirnya?

 

Seekor Paus Pilot Sirip Pendek (Globicephala macrorhynchus) terdampar di Pantai Tandaiyo Ogoamas II, Kec. Sojol Utara, Kab. Donggala Sulawesi Tengah pada Jumat (25/05/2018). Foto : Ita Almahera/Mongabay Indonesia

 

Usaha tersebut berhasil. Paus berhasil kembali ke lautan yang agak dalam dan mulai menjauhi bibir Pantai Tandaiyo. Tarikan napas lega dan beberapa seruan terdengar dari warga.

Tetapi tak lama, paus itu kembali berenang ke daratan. Seruan senang warga tertahan berganti cemas. “Kandas moppi tue (masih kandas itu)”. Warga yang sebagian besarnya nelayan ini kembali berjibaku menggiring paus ke lautan. Kondisi tersebut terus berulang, megafauna ini tetap merapat ke bibir pantai kembali. Beberapa jam kemudian mamalia besar ini tidak selamat.

baca : Paus Pilot yang Mati Terdampar Itu Ditenggelamkan di Laut

 

Warga mencoba menyelamatkan seekor Paus Pilot Sirip Pendek (Globicephala macrorhynchus) yang terdampar di Pantai Tandaiyo Ogoamas II, Kec. Sojol Utara, Kab. Donggala Sulawesi Tengah pada Jumat (25/05/2018). Foto : Ita Almahera/Mongabay Indonesia

 

“Sudah sore pas saya pulang kerja lewat disitu, saya lihat banyak orang berkumpul dan saya ikut juga mau lihat, dan saya lihat ada paus, jadi saya foto-foto dan upload,” kata Sabiruddin, petugas PDAM Donggala.

Dari foto bangkai paus yang diunggah Sabiruddin pukul 16.43, tampak luka di sisi kanan tubuhnya dan pangkal ekor

Sabiruddin yang juga warga desa Ogoamas ini mengatakan baru pertama kalinya melihat paus masuk ke wilayah mereka. Saat sabiruddin mendekati dan melihatnya, mamalia besar ini sudah dalam kondisi tidak terselamatkan alias mati.

Warga kemudian menggiring dan menghanyutkan bangkai paus ke tengah laut. Menurutnya hal tersebut dilakukan karena warga tidak tahu bagaimana cara menguburkannya.

Desa Ogoamas II berhadapan dengan laut lepas Selat Makassar atau berada di jalur Laut Sulawesi yang juga merupakan jalur migrasi mamalia laut. Bulan Juni–Juli merupakan masa mamalia laut raksasa bermigrasi.

baca : Sedih! Dari 32 Paus Pilot yang Terdampar di Pantai Probolinggo, 10 Individu Mati

 

Seekor Paus Pilot Sirip Pendek (Globicephala macrorhynchus) terdampar di Pantai Tandaiyo Ogoamas II, Kec. Sojol Utara, Kab. Donggala Sulawesi Tengah pada Jumat (25/05/2018) akhirnya mati setelah coba diselamatkan oleh warga setempat. Foto : Sabiruddin/Mongabay Indonesia

 

Penyebab Terdampar

Kasus terdamparnya paus bukanlah kejadian pertama, tetapi untuk kasus mamalia jenis ini cukup mengundang keheranan Field Assistant and Research Dolphin Project, Amank Raga.

“Kalau melihat dari ciri-cirinya melalui foto dan video itu, paus ini dari jenis paus pilot sirip pendek. Yakin cuma 1 individu saja?” tanya Amank menanyakan jumlah paus yang terdampar saat dihubungi Mongabay.

Menurutnya, jenis mamalia laut satu ini memiliki potensi besar untuk terdampar massal.

Paus Pilot sirip pendek berkelompok dan berenang mengikuti pemimpinnya. Proses migrasinya juga acak, mengikuti persediaan pakan yang berlimpah seperti cumi, gurita dan sotong. Jika pakan bergerak ke daerah dangkal, mereka akan mengikutinya. Jenis ini juga termasuk yang paling rentan terhadap gangguan sonar, polusi suara dan dan seismik. Sistem navigasi mereka sangat sensitif dengan gangguan gelombang suara dibanding jenis paus lainnya.

Dikarenakan tingkat kerentanannya sangat tinggi inilah yang menjadi penyebab paus jenis ini memiliki potensi tinggi untuk terdampar massal apabila pemimpin kawanannya terkena gangguan sonar tersebut, jelas Amank.

baca : Empatpuluh Lima Ekor Paus Pilot Whale Mati Terdampar di NTT

 

Seekor Paus Pilot Sirip Pendek (Globicephala macrorhynchus) terdampar di Pantai Tandaiyo Ogoamas II, Kec. Sojol Utara, Kab. Donggala Sulawesi Tengah pada Jumat (25/05/2018) akhirnya mati setelah coba diselamatkan oleh warga setempat. Foto : Sabiruddin/Mongabay Indonesia

 

Selain itu, ada 3 faktor yang menjadi penyebab mengapa megafauna ini bisa terdampar dan mati :

  1. Kelaparan karena cidera, luka atau penyakit. Kondisi ini menyebabkan stress dan bisa berimplikasi pada lamanya proses penyembuhan luka, cidera dan penyakit. Hal ini juga memperlemah sistem imun tubuhnya dan mempermudah penyakit lain menjangkiti.
  2. Biasanya penyakit yang menjadi stranded antara lain parasit dalam syaraf atau virus.
  3. Cuaca ekstrim. Mengingat bulan-bulan ini rentan gelombang tinggi, sehingga paus ini terpisah dari kelompoknya dan mengalami kelelahan yang hebat. Hal ini juga memicu disorientasi sonar pada sistem navigasi paus.

“Dari video ini, kelihatan kalau paus ini sudah capek dan disorientasi sonar. Berenang di air dangkal juga membuat fisik paus makin payah karena gravitasi yang makin berat,” ungkapnya lagi.

Sedangkan luka pada bagian sisi kanan tubuh dan pangkal ekor paus pilot, menurut Amank, kemungkinan luka baru akibat gesekan karang atau congkelan kayu oleh warga.

baca : Menyedihkan, Lumba-Lumba Mati Teriris-iris di Karangasem Bali

 

Video yang diunggah Ita Almahera di akun facebooknya memperlihatkan warga yang berusaha menyelamatkan seekor Paus Pilot Sirip Pendek (Globicephala macrorhynchus).

 

Cara Penanganan

Amank mengapresiasi inisiatif warga menangani paus terdampar hidup. “Dengan kondisi terdampar dan masih hidup memang harus segera dibalik posisinya menghadap ke laut lagi. Kemudian jangan buru-buru paksa release (lepas), buatkan lubang seukuran tubuhnya dengan kepala dan lubang pernapasannya tidak terendam air. Hal ini guna memudahkan paus ambil napas dalam proses recovery. Sesudah dirasa kondisinya membaik dan tenaganya pulih, baru dirilis,” jelasnya.

Saat melepaskannya tidak hanya melepasnya di pinggir, tapi harus diantar ketengah, bisa digiring dengan perahu atau berenang di sisi kanan–kiri, untuk mencegah paus kembali ke daratan. “Catatan juga, jangan pakai kayu buat nyongkel tubuhnya,” tambahnya.

 

Terhambat komunikasi

Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar Satker Palu, Andi Syahruddin ketika dikonfirmasi Mongabay mengatakan pihaknya langsung berkoordinasi dan mencari informasi ketika mengetahui ada paus terdampar.

Dia juga mengapresiasi usah awarga mengevakusi paus ke lautan. “Cuma caranya menggunakan balok kayu untuk mencongkel itu tidak benar, bisa luka nanti,” katanya menyesalkan.

Koordinasi dan komunikasi oleh BPSPL Satker Palu tidak membuahkan hasil karena di wilayah lokasi terdampar tidak ada petugas maupun Pokmaswas (Kelompok Masyarakat Pengawas).

“Kami sudah mencoba menghubungi kepala desa setempat cuma tidak direspon. Beruntung ada informasi yang saya terima dari warga disana, pausnya sudah mati dan sudah dihanyutkan oleh warga,” katanya.

 

Seekor Paus Pilot Sirip Pendek (Globicephala macrorhynchus) terdampar di Pantai Tandaiyo Ogoamas II, Kec. Sojol Utara, Kab. Donggala Sulawesi Tengah pada Jumat (25/05/2018) akhirnya mati setelah coba diselamatkan oleh warga setempat. Foto : Sabiruddin/Mongabay Indonesia

 

Padahal, menurutnya lagi, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pemda setempat terutama dengan daerah-daerah yang dianggap merupakan jalur migrasi dari biota laut ini untuk segera memberikan informasi ketika ada kejadian terdampar.

Pihaknya juga melakukan sosialisasi secara langsung kepada masyarakat untuk penanganan mamalia laut terdampar. Selain itu, pamflet, brosur dan media sosial juga turut menjadi sarana komunikasi menyampaikan informasi tersebut.

Dia juga mengakui apa yang dilakukan ini belum menyentuh masyarakat pesisir secara keseluruhan.

Dalam catatan BPSPL Satker Palu, ini kasus ke tiga paus terdampar sejak Januari 2018. Dalam kurun waktu 2015-2018, sudah ada 15 kasus mamalia laut terdampar dalam wilayah kerja mereka.

Sampai saat ini pihaknya terus memantau keberadaan bangkai paus tersebut akan terdampar dimana.

 

Exit mobile version