Mongabay.co.id

Cinta Mati Belalang Sembah Jantan untuk Pasangannya

 

Namanya belalang sentadu atau lebih dikenal dengan sebutan belalang sembah. Dalam Bahasa Inggris julukannya    praying mantis   karena sikap tubuhnya yang sering terlihat seperti berdoa. Dalam Bahasa Jawa, ia dinamai walang kekek yang sering digunakan untuk permainan meramal nasib. Sementara bagi masyarakat Karo, belalang ini dijadikan petunjuk keberuntungan sebagai petunjuk arah bila tersesat di hutan.

Belalang ini ada di sekitar kita. Cirinya memiliki tiga pasang kaki. Dua pasang di bagian belakang digunakan untuk berjalan, sementara sepasang bagian depan difungsikan untuk menangkap mangsa. Diperkirakan, ada sekitar 2.300 spesies yang masuk dalam keluarga Mantidae ini di seluruh dunia, baik yang hidup di iklim tropis maupun subtropis.

Untuk ukuran, Bolbe pygmaea   merupakan   jenis terkecil yang ditemukan para peneliti, sekitar 1 cm panjang tubuhnya. Sedangkan yang terbesar adalah Ischnomantis gigas,   sepanjang 17 cm di wilayah Sahel, Afrika Selatan.

 

Belalang sembah merupakan serangga yang tersebar luas di Bumi. Foto: Ayat S Karokaro/Mongabay Indonesia

 

Meski terlihat jinak, pastikan Anda tidak terkecoh penampilannya. Berdasarkan publikasi The Wilson Journal of Ornithology edisi Juni 2017, serangga ini memiliki kebiasaan memakan otak burung hidup-hidup, jenis kolibri, menggunakan kedua kaki depannya yang kuat. Bahkan, serangga karnivora ini mampu memangsa binatang yang secara ukuran melebihi tubuhnya seperti katak atau kadal.

Meski begitu, secara umum belalang sembah lebih tertarik pada jangkrik, kupu-kupu, lebah, dan serangga kecil, sebagaimana diungkap peneliti dari Swiss dan Amerika dalam laporan berjudul “Bird Predation By Praying Mantises: A Global Perspective” dikutip dari Phys.org.

 

Inilah cara belalang sembah menyerang burung hummingbird untuk memakan otaknya hidup-hidup. Kredit foto: Illinois, USA: “What’s That Bug?” oleh Randy Anderson via Phys.org

 

Hal unik lain dari belalang sembah adalah sang betina akan memakan kepala sang jantan usai keduanya kawin. “Proses alami ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan protein belalang betina yang akan bertelur, sekaligus bentuk pengorbanan cinta tiada tara sang jantan,” terang Mistar, Biodiversity Monitoring Unit, Yayasan Ekosistem Lestari (YEL), di Medan, Sumatera Utara, baru-baru ini.

Baca: Ada Kadal Merah Tak Berkaki dari Hutan Batang Toru? Berikut Video dan Foto-foto Penampakannya…

 

 

Belalang sembah memiliki tiga pasang kaki yang sepasang kaki depannya digunakan untuk menangkap mangsa. Foto: Ayat S Karokaro/Mongabay Indonesia

 

Kemampuan istimewa

Mistar mengatakan, belalang sembah memiliki kemampuan khusus selain mampu memutar kepalanya hingga 180 derajat. Jenis ini pun mampu beradaptasi dengan baik pada tempat yang dihinggapinya. Alias, bisa menyamar sebagaimana warna daun yang disinggahi. “Dia akan berevolusi mempertahankan keberlangsungan hidupnya.”

Belalang sembah akan ditemukan biasanya ada di areal terbuka. Hidupnya di hutan, namun yang paling menarik adalah serangga ini menyukai daun jambu. Di sini, belalang betina biasanya bertelur dan meletakkannya di tempat aman. Tempat yang dipastikan asupan makanan dan proteinnya cukup.

“Belalang betina akan menghasilkan kantung busa ukuran besar. Jika ingin melihat jumlah telurnya harus dibuka, jumlahnya hingga ratusan butir telur.”

Baca juga: Foto: Satwa Liar Penjaga Ekosistem Danau Toba

 

Belalang sembah jantan akan dimakan kepalanya oleh sang betina setelah keduanya kawin. Foto: Ayat S Karokaro/Mongabay Indonesia

 

Telur-telur itu menetas sekitar sekitar lima bulan, setelah belalang sembah jantan mati dimakan sang betina. Larva akan terbuka dalam kurun waktu empat minggu. “Jika dianggap sebagai hama mungkin oleh petani jambu saja. Namun, karena serangga ini tidak memilki kemampuan terbang, maka bukan dianggap pengganggu serius,” jelasnya.

 

 

Ancaman tertinggi kehidupan serangga ini adalah terganggunya habitat. Selain itu, belalang sembah juga terkadang diseludupkan dalam bentuk telur. Dia ditempatkan di areal kering beserta daun jambu yang cukup, menunggu untuk selanjutnya menetas. “Jepang dan Tiongkok sebagai negara yang tertarik satwa ini,” urai Mistar yang merupakan salah satu penemu spesies kadal merah tanpa kaki di hutan Batang Toru ini.

Untuk populasi, selama masih ada hutan jumlahnya akan stabil. Selanjutnya, penelitian terkait keberadaan dan hal spesifik belalang sembah harus dilakukan agar terpantau selalu perkembangannya. “Di Indonesia, belum ada yang fokus meriset belalang sembah ini. Di Malaysia, sudah ada buku panduan lapangan dan literaturnya,” tandasnya.

 

 

 

Exit mobile version