Mongabay.co.id

Titik Api Masih Bertebaran di Provinsi Prioritas Restorasi Gambut, Mengapa?

ILustrasi. Masyarakat Peduli Api Kecamatan Medang Kampai, Dumai, Riau, bekerja keras memadamkan api dan membasahi gambut bersama Manggala Agni, TNI, Polri, BPBD dan BNPB. Foto: dari Instagram Nazir Foead, Kepala BRG

 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memprediksi, puncak kemarau tahun ini pada Juli-September. Antisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terus berjalan, terlebih titik api (hotspot) mulai bermunculan, terutama di provinsi prioritas restorasi yang memang rawan kebakaran.

Simpul Jaringan Pantau Gambut merilis melalui sensor VIIRS terdeteksi 539 titik panas di provinsi restorasi gambut pada 17 Juli 2018. Riau (208), Sumatera Selatan (24), Jambi (31), Kalimantan Barat (155), Kalimantan Selatan (53), Kalimantan Tengah (66), Papua dan Papua Barat (2).

Meski demikian, Rabu (25/7/18), di laman pantaugambut.id titik api nol, meski sebelumnya Selasa (24/7/18) terjadi 380 titik api.

Anton P. Widjaja, Direktur Walhi Kalbar mengatakan, titik api di daerah prioritas restorasi gambut jadi test case bagi pemerintah. ”Walaupun komitmen pencegahan kebakaran dan restorasi lahan gambut dilakukan masif selama dua hingga tiga tahun terakhir, titik api menunjukkan belum ada dampak signifikan dari upaya itu,” katanya, juga bagian Simpul Jaringan Pantau Gambut.

Kalau tak ada rencana pencegahan komprehensif yang disiapkan, katanya, akan terjadi karhutla seperti tahun sebelumnya. Di mana, prioritas kerja hanya pada tingkat respon darurat, padamkan api dan menyatakan kondisi darurat agar APBD/APBN cair.

Kisworo Dwi Cahyono, Direktur Walhi Kalsel kembali mengingatkan,  pemerintah tak terlena di tengah tahun politik ini. Komitmen pemerintah menangani karhutla, menelaah ulang perizinan, penegakan hukum terutama terhadap perusahaan, pemulihan, dan pengakuan wilayah kelola rakyat serta menghormati dan mengakomodir kearifan lokal pun harus ditagih.

“Karhutla 2015 harus jadi sejarah sangat penting. Tahun ini, kita kembali mengajak publik tak lupa tragedi yang mengakibatkan pelanggaran hak lingkungan dan hak asasi manusia itu.”

Apa kata Nazir Foead, Kepala Badan Restorasi Gambut? Dia membenarkan,  kemunculan titik-titik api, meski kebakaran masih berada di permukaan gambut. Dia bilang, satu tahun restorasi hasilnya belum bisa terlihat nyata. ”Karena gambut sudah rusak parah bekas terbakar.”

 

Ancaman kebakaran belum usai. Meskipun titik api, sempat mereda, dan beberapa wilayah hujan, tetapi karhutla mesti tetap diwaspadai, terutama di Kalbar dan Papua. Foto: KLHK

 

Kondisi ini, katanya, menyebabkan penyimpanan air pun berkurang dan menurun. Belum lagi, saat kemarau tiba, air gambut menguap hingga permukaan jadi kering.

Dalam pelaksanaan restorasi terlihat lambat, katanya, BRG memprioritaskan pembasahan lahan bersama kelompok masyarakat. Berbeda dengan penimbunan kanal dilakukan melalui proses tawar menawar (bidding).

”Sedapat mungkin restorasi itu dilakukan masyarakat. Sekat dan sumur dilakukan kelompok masyarakat.”

Dengan melibatkan masyarakat, katanya, bisa menimbulkan rasa memiliki dan mampu merawat sekat kanal atau sumur bor yang mereka bangun. Kesiapan pokmas bekerja perlu waktu, katanya, mulai pendekatan ke masyarakat maupun kendala administrasi anggaran pemerintah.

“Kalau sudah dibangun sekat kanal dan sumur bor biasa kebakaran kecil dan cepat dipadamkan, dibandingkan belum ada intervensi kami,” katanya.

Pembangunan sekat kanal dan sumur bor pada areal restorasi pun tidak bisa langsung pada seluruh kesatuan hidrologi gambut (KHG) dalam satu tahun.

Kalau melihat dari alat pendeteksi tinggi muka air gambut, Sesame (sensory data transmission service assisted) secara keseluruhan kondisi kebasahan gambut masih baik. Bahkan, di Sumsel, ada areal dengan tinggi muka air sampai 20 cm alias sangat basah.

 

Realisasi kerja

Hingga kini, realisasi pembangunan infrastruktur pembasahan gambut sampai 2017, ada 5.900 sumur bor, 1.829 sekat kanal, dan 110 titik penimbunan kanal.

Rinciannya, Riau (400 sumur bor dan 309 sekat kanal), Jambi (114 sekat kanal), Sumsel (10 penimbunan kanal), Kalbar (100 sumur bor dan 200 sekat kanal). Lalu, Kalteng (5.275 sumur bor, 1.184 sekat kanal dan 100 penimbunan kanal), Kalimantan Selatan (125 sumur bor dan 22 sekat kanal)

Raffles B. Panjaitan, Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, mengatakan, penanganan karhutla secara terpadu, baik pemerintah pusat dan daerah, lintas kementerian maupun lembaga.

”Paradigmanya pencegahan dan monitoring, untuk ground check dan sinergitas terpadu dengan multistakeholder.

Berdasarkan data KLHK, luas karhutla hingga Juni 2018 ada 45.000 hektar, paling besar Kalimantan Barat 5.100 hektar di lahan gambut dan 2.500 hektar lahan mineral dan Riau 5.200 hektar gambut dan 300 hektar mineral.

”Kebanyakan terjadi di perkebunan kecil dan lahan masyarakat.”

 

Kebakaran gambut di Medang Kampai, Riau. Foto: dokumen warga/ Mongabay Indonesia

 

Antisipasi karhutla saat Asian Games

Sumatera Selatan jadi titik fokus penting penanganan karhutla karena ada pesta olahraga Asian Games 18 Agustus ini. Pada 25 Juli 2018, Moeldoko, Kepala Staf Kepresidenan rapat persiapan pemantauan karhutla 2018.

Dia meminta, pemerintah daerah, KLHK, Polri, TNI, BIN, BMKG, BNPB, Kementerian Perhubungan dan instansi terkait bekerja keras menanggulangi karhutla.

”Saya mengusulkan hujan buatan efektif minggu ini dan minggu depan,” katanya dalam siaran pers, seraya bilang, dengan harapan bisa mencegah agar titik api tak meluas karena lahan gambut lembab.

BRG pun merencanakan, bikin 200 sumur bor di enam desa sekitar Stadion Jakabaring, Palembang, sebelumnya rawan terbakar, tepatnya di Ogan Komering Illir.

Perencanaan kerja 2018 ini pun dipercepat sebagai langkah antisipasi karhutla saat Asian Games 2018 dengan masing-masing desa bisa dibangun hingga 50 sumur bor.

”Fokus lokasi kita yang bisa berdampak Asian Games. Analisis angin, enam desa di OKI diperkirakan potensial menimbulkan asap sampai ke Jakabaring. Sudah mulai dibangun sumur bornya,” kata Alue Dohong, Deputi Konstruksi, Operasi dan Pemeliharaan BRG.

Pembuatan sumur bor di Desa Bakung, Desa Kuro dan Desa Pulau Betung sejak tiga hari lalu. Ketiga desa ini akuifer (lapisan bawah tanah yang mengandung air dan dapat mengalirkan air) berkisar 20-30 meter. Desain sumur bor berbeda dengan tiga desa lain yang akuifer sampai 80-100 meter hingga perlu hasil analisis geolistrik untuk desain sumur bor dari Badan Geologi.

BRG pun mendapat penugasan membangun 120 sumur bor di kawasan konservasi rawan terbakar. Begitu juga penimbunan 18 sekat kanal di Suaka Margasatwa Padang Sugihan berkoordinasi BKSDA dan Dinas Lingkungan Hidup Sumsel.

Pada mata anggaran 2017, BRG bersama BKSDA dan dinas terkait telah menimbun kanal pada 10 titik lokasi sama dan revegetasi lahan 50 hektar. Ada enam paket kegiatan ekonomi dalam peningkatan taraf ekonomi masyarakat sekitar gambut.

Raffles mengatakan, persiapan Asian Games 2018, KLHK telah membentuk Posko Satuan Tugas (Posko Satgas) penanganan karhutla dari tingkat desa hingga provinsi.

“Koordinasi berjenjang dan setiap kejadian kebakaran di lapangan dapat segera dilaporkan dan ditangani sebelum meluas.”

Pada tahapan deteksi dini, KLHK setiap hari memantau hotspot, baik sebaran asap dan kondisi pencemaran udara (ISPU). Untuk deteksi dini, pada tingkat lapangan tindak lanjut dengan pengecekan hotspot pada wilayah-wilayah prioritas dan tingkat kepercayaan tinggi.

“Harapan kami di Sumsel penanggulangan karhutla dapat berlangsung pasca Asian Games,” kata M. Hairul Sobri, Direktur Walhi Sumsel.

Dia bilang, penyelesaian karhutla oleh pemerintah masih belum meneyntuh persoalan. ”Karena lemah penegakan hukum terhadap perusahaan,” katanya.

Selama ini, pengawasan karhutla pemerintah masih menitikberatkan masyarakat lokal sebagai pelaku. Padahal, kata Hairul, seharusnya perusahaan yang memiliki lahan luas dan banyak menimbulkan titik api di dalam konsesi mereka.

 

Catatan: Informasi dari Tim Pantau Gambut,  Rabu (1/8/18), soal sebaran titik panas di website pantaugambut.id, kala penulis lakukan pengecekan titik api, ternyata, hari itu sistem sedang bermasalah. Hingga  yang muncul angka ‘0.”  Sekarang, sistem sudah diperbaiki.

Data sebaran titik panas di pantaugambut.id diperbarui sekali setiap hari dan menggunakan data FIRMS (Fire Information for Resource Management System) dari sensor visible infrared imaging radiometer suite (VIIRS) dengan resolusi spasial 375 meter.

 

***

 

Keterangan foto utama: Masyarakat Peduli Api Kecamatan Medang Kampai, Dumai, Riau, bekerja keras memadamkan api dan membasahi gambut bersama Manggala Agni, TNI, Polri, BPBD dan BNPB. Foto: dari Instagram Nazir Foead, Kepala BRG

 

Kebakaran hutan dan lahan di Dumai, Riau. Foto: dari Instagram Haris Gunawan, Deputi BRG

 

Pantauan titik api melalui VIIRS per 17 Juli 2018.

 

 

 

Exit mobile version