Mongabay.co.id

Seekor Paus Sperma Ditemukan di Perairan Alor NTT. Kelanjutannya?

Siang itu, Minggu (9/9/2018) beberapa nelayan dikejutkan dengan suatu penampakan putih besar yang mengambang di perairan Desa Pante Deere, Kecamatan Kabola, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Setelah didekati nelayan, penampakan putih besar itu ternyata adalah seekor paus sperma (Physeter macrocephalus) yang telah mati mengambang dengan kondisi kode 4 dan sudah berbau.

Nelayan kemudian melaporkan hal tersebut kepada Kepala Desa Pante Deere, dan Pokmaswas Cinta Lingkungan Pante Deere di daratan. Yang kemudian dilanjukan dilaporkan kepada Dinas Perikanan Pemkab Alor dan Polairud Polres Alor.

“Paus terdampar di pantai Desa Pante Deere, sekitar pukul 15.30 WITA, kemudian difoto dan diunggah ke media sosial pukul 17 WITA,” kata Kepala Seksi Program dan Evaluasi Balai Pengelolaan Sumber daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar, Permana Yudiarso yang dihubungi Mongabay-Indonesia pada Selasa (11/10/2018).

baca : Tiga Hiu Paus Terdampar Lalu Mati di NTT

 

Seekor paus sperma mati dan mengambang di perairan Desa Pante Deere, Kecamatan Kabola, Kabupaten Alor, NTT, Minggu (9/9/2018). Foto : Tim Gabungan BPSPL Denpasar/Dinas Perikanan Pemkab Alor/WWF-Indonesia/BBKSDA NTT/Mongabay Indonesia

 

Seekor paus sperma mati membusuk (kode 4) di perairan Desa Pante Deere, Kecamatan Kabola, Kabupaten Alor, NTT, Minggu (9/9/2018). Foto : Tim Gabungan BPSPL Denpasar/Dinas Perikanan Pemkab Alor/WWF-Indonesia/BBKSDA NTT/Mongabay Indonesia

 

Tim dari Dinas Perikanan Pemkab Alor, jelas Permana, kemudian datang ke lokasi pada sekitar pukul 19.00 WITA dan melakukan pengukuran dan mengambil foto lengkap bangkai dan gigi paus malang itu.

Hasil pengukuran menunjukkan paus berukuran panjang 9,4 meter, lebar badan 5 meter dan panjang sirip 1,6 meter. Dengan kondisi tubuh sudah tidak ada ekor, gigi sudah habis diambil masyarakat, ada pendarahan di bagian pangkal ekor bawah dan bagian bawah perut.

Juga terdapat luka sobekan di bagian bawah perut berbentuk U, diduga sobekan dari benda tajam. Sisi kanan tubuh paus menghitam, rangka bagian mulut bawah sudah patah dan badan sudah membusuk (kode 4)

Tim juga melakukan dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai perlindungan paus, larangan pemanfaatan bagian derifat dan bagian tubuh. Namun sayang, jelas Permana, masyarakat setempat telah terlanjur mengambil bagian tubuh paus berupa gigi.

baca : Empatpuluh Lima Ekor Paus Pilot Whale Mati Terdampar di NTT

 

Seekor paus sperma mati membusuk (kode 4) di perairan Desa Pante Deere, Kecamatan Kabola, Kabupaten Alor, NTT, Minggu (9/9/2018). Foto : Tim Gabungan BPSPL Denpasar/Dinas Perikanan Pemkab Alor/WWF-Indonesia/BBKSDA NTT/Mongabay Indonesia

 

Seekor paus sperma mati membusuk (kode 4) dan ada luka di bagian bawah di perairan Desa Pante Deere, Kecamatan Kabola, Kabupaten Alor, NTT, Minggu (9/9/2018). Foto : Tim Gabungan BPSPL Denpasar/Dinas Perikanan Pemkab Alor/WWF-Indonesia/BBKSDA NTT/Mongabay Indonesia

 

BPSPL Denpasar yang wilayah kerjanya meliputi NTT dan NTB mengirimkan tim pada Senin pagi ke Desa Pante Dere, jelas Permana, dan melakukan koordinasi dengan Balai BKSDA NTT seksi Konservasi Wilayah IV Kab. Alor, WWF-Indonesia Lesser Sunda site Alor, dan pihak terkait.

“Dari koordinasi, tim pada awalnya ingin menenggelamkan bangkai paus di perairan yang agak jauh dari Desa Pante Deere, tetapi masyarakat minta bangkai dikubur agar tulang belulang nantinya bisa diambil lagi dan akan dipajang di museum untuk edukasi,” kata Permana.

Selain itu, bila bangkai ditenggelamkan, ada ketakutan dari masyarakat bangkai akan terbawa arus ke selatan atau mengarah ke Selat Ombai.

Warga desa meminta bangkai segera dikuburkan karena mengeluhkan bau paus yang sangat menyengat dan dikhawatirkan menimbulkan penyakit.

“Tim berkoordinasi dengan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Pemkab Alor dan Dinas Pekerjaan Umum untuk memohon dukungan peralatan dan mendapatkan truk tronton pengangkut ekskavator. Dan berkoordinasi dengan Kepala Bandara Mali Alor utk memohon dukungan ekskavator,” jelas Permana.

Sekitar pukul 16.00 WITA, ekskavator datang dan mulai melakukan penguburan terhadap bangkai paus di pesisir pantai. Kedalaman kuburan sekitar 3 meter di belakang garis pantai yang aman dari pasang surut. Proses penggalian selesai sekitar pukul 17.30 WITA.

menarik dibaca : Lima Paus Biru Terdampar di Teluk Waienga NTT, Tiga Berhasil Dilepaskan, Satu Ekor Mati

 

Proses penguburan seekor paus sperma di perairan Desa Pante Deere, Kecamatan Kabola, Kabupaten Alor, NTT, Minggu (9/9/2018). Foto : Tim Gabungan BPSPL Denpasar/Dinas Perikanan Pemkab Alor/WWF-Indonesia/BBKSDA NTT/Mongabay Indonesia

 

Permana menjelaskan perairan di Kecamatan Kabola, termasuk Selat Ombai dan Laut Sawtu merupakan perlintasan megafauna laut seperti paus, hiu paus, paus sperma dan paus biru. “Sekitar tahun 2015-2016, kami lihat dan menemui beberapa satwa itu,” katanya.

Sebagian perairan Laut Sawu ditetapkan sebagai Taman Nasional Perairan (TNP) oleh Menteri Kelautan dan Perikanan sejak 2014. Kawasan ini memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, dengan luasan lebih dari 3 juta hektar, mencakup 10 kabupaten di NTT dengan 22 spesies mamalia laut yang terdiri dari 14 spesies paus dan 7 spesies lumba-lumba serta 1 spesies dugong (Ped-Soede, 2002 dan Khan, 2005).

baca : Adakah Paus dan Lumba-lumba di Perairan Laut Sawu NTT?

 

Exit mobile version