Mongabay.co.id

Pariwisata Menjanjikan, Pulau Gebe Tak Perlu Tambang (Bagian 4)

Mencari kerang. Anak anak Gebe sibuk mencari kerang di antara terumbu karang di Desa Sanaf Kacepi. Foto: Mahmud Ichi/ Mongabay Indonesia

 

Langit Gebe,  hari itu begitu cerah. Cuaca panas. Angin laut bertiup dari arah Pulau Gag,  Raja Ampat, bikin gerah. Meskipun begitu, cuaca panas seakan lenyap begitu saja kala menyusuri dan menyaksikan keindahan pasir putih dan air laut nan biru. Tampak beberapa keluarga juga menikmati pantai tak jauh dari Kampung Sanafi  dan Umera ini.

Baca juga: Kala Perusahaan Tambang Silih Berganti Eksploitasi Pulau Gebe (Bagian 1)

Di Pantai Sanafi, sebagian warga memancing ikan, ada juga yang bersantai di bawah pepohonan rindang.

”Beginilah kebiasaan warga. Jika ada waktu senggang terutama   Minggu,  mereka ke pantai,  sambil membawa pancing dan bahan makanan seperti pisang dan singkong untuk dibakar lalu makan dengan ikan,” kata Haidar Hi Husen, warga Sanafi.

Keindahan alam, pantai dan laut tak hanya di sekitar Desa Sanafi. Di Desa Umera,  tepatnya di ujung  selatan Pulau Gebe juga memiliki  pemandangan alam pantai dan bawah laut yang memukau.

 

Warga Gebe, liburan di pantai Gebe. Foto: Mahmud Ichi/ Mongabay Indonesia

 

Di Umera,   salah satu  desa di ujung  selatan  Gebe, misal,  selain memiliki potensi  wsata alam  pantai menarik,  juga  kekayaan bawah laut yang masih asli dengan beragam pesona. Kawasan ini, belum tergali baik.

Baca juga: Hutan Sagu di Pulau Gebe Terancam Tambang (Bagian 3)

Beberapa penyelam di laut  Tanjung Umera  bilang, kalau daerah ini terumbu karang cukup indah. Ia juga tempat bermain lumba-lumba.

”Kami sudah beberapa kali menyelam, alam bawah laut cukup indah,” kata Nurhalis, penyelam asal Tidore yang sudah beberapa kali menyelam di Tanjung Umera ini.

Di Pulau Fofao,   depan Gebe juga memiliki potensi wisata dan pemandangan tak kalah menarik. Di pulau ini ada hutan mangrove padat dengan terumbu karang dan ikan ikan karang masih banyak. Tak ayal, warga pun jadikan sekitar pulau ini destinasi memancing.

“Pulau Fofao ini spot memancing,” kata  Abdullah Masuara, petugas Bea Cukai Ternate yang bertugas di Gebe.

Menurut dia,  Fofao paling menarik sebagai tempat wisata terutama yang hobi memancing.   Sedang di sepanjang pantai utara ke selatan Gebe,  ketika  air laut surut bisa lihat terumbu karang menghampar di tepi pantai. “Ini kenikmatan yang tak terkira.”

Di  pulau  ini,  juga bisa menyaksikan  hamparan pasir putih dengan lautan yang bersih. “Ini sebenarnya gambaran sebagian tempat di Gebe   belum ada eksploitasi. Pemandangan alam memesona  ini  bisa dinikmati  siapa saja yang mengunjungi Gebe,” kata Faisal S,  pemuda  Desa Sanaf Kacepi.

Pulau ini tak jauh dari Raja Ampat,  Kepulauan Papua. Hanya perlu 2,5 jam dengan speedboat dari Gebe.  Ia dekat dengan Pulau Wayak, yang terkenal di Raja Ampat.

 

Kawasan Obolie yang setelah ditinggalkan PT Antam kini dikeruk lagi oleh PT FBLN. Foto: Mahmud Ichi/ Mongabay Indonesia

 

Bicara kondisi alam dan bawah laut juga tak berbeda jauh. Ada sebagian orang  menyebut Raja  Ampat adalah sepotong  surga yang  diciptakan Tuhan dan jatuh ke bumi. Begitu pula Pulau Gebe, biasa orang menyebut, Gebe adalah sepotong surga yang hanyut dari Raja Ampat.

Keindahan alam ini,   katanya, kalau dikembangkan bisa jadi sumber pendapatan  masyarakat dan daerah. “Harapan  kita semua pihak bisa berpikir mengembangkan pariwisata Pulau Gebe,” kata Nurhayati Rais, tokoh perempuan Gebe.

Dia bilang, pengembangan pariwisata perlu segera,  apalagi Gebe sudah memiliki sarana pendukung lumayan dari peninggalan perusahaan tambang negara, PT Aneka Tambang (Antam) ketika angkat kaki dari Gebe.

Ada lapangan terbang, pelabuhan laut, lapangan golf,  perumahan mewah milik petinggi Antam dan sarana  lain.

Menurut dia,  potensi ini  harus didorong agar pendapatan warga meningkat. Dengan begitu, katanya,  warga tak mengharapkan  tambang sebagai sumber pendapatan. Apalagi aset-aset itu, katanya, telah diserahkan Antam kepada Pemerintah Gebe.

Beberapa tempat yang memiliki potensi  wisata  perlu dikembangkan  terutama pemandangan alam dan keindahan bawah laut.

Pulau Gebe, salah satu pulau kecil, di antara Pulau Halmahera dan Papua. Saat ini, di Pulau Gebe ada sembilam IUP. Dari Izin ini nyaris menguasai habis lahan di pulau ini.

 

Pantai Umera, berpasir putih nan cantik. Foto: Mahmud Ichi/ Mongabay Indonesia

 

Muhlis, Sekdes Umera berharap, besar ke pemerintah segera  mengambil langkah mengembangkan  potensi selain tambang.

Bagi dia,  potensi pariwisata cukup menjanjikan mulai dari pemandangan pantai bawah laut dan lain-lain. “Potensi wisata banyak tetapi belum disentuh pemerintah.”

Syarif Nurdin, Kepala Dinas Pariwisata Halmahera Tengah mengatakan, saat ini pemerintah daerah fokus pengembangan potensi wisata  di Weda dan sebagian Patani.

Dia bilang, ada beberapa zona prioritas pengembangan, tetapi  belum masuk Gebe. Padahal, dia menyadari kalau Gebe  bisa satu rangkaian dengan Raja Ampat.  “Pengembangan destinasi wisata perlu dukungan dana. Sangat tergantung anggaran pemerintah,” katanya.

Anggaran untuk wisata 2018 ini, katanya,  baru ada dana  alokasi khusus (DAK) Rp2,3 miliar dengan rencana bangun dua tempat wisata di Weda.

“Mungkin 2019 baru rencanakan pengelolaan potensi wisata Gebe,” katanya, seraya bilang, Gebe sudah banyak fasilitas hingga lebih mudah menata.

Jadi, bagaimana masa depan Gebe? (Selesai)

 

Keterangan foto utama:    Mencari kerang. Anak anak Gebe sibuk mencari kerang di antara terumbu karang di Desa Sanaf Kacepi. Foto: Mahmud Ichi/ Mongabay Indonesia

 

Terumbu karang_ Kondisi terumbu karang di sebagian desa di Gebe kini sangat memprihatinkan. Foto: Mahmud Ichi/ Mongabay Indonesia

 

Exit mobile version