Mongabay.co.id

Gadis dan Monang Bersatu, Akankah Populasi Harimau Sumatera Bertambah?

 

Nama Gadis, harimau sumatera betina, yang sekarang berada di Barumun Nagari Wildlife Sanctuary (BNWS), sempat mencuat di awal November 2016. Saat itu, Gadis yang diselamatkan dari jerat pemburu dekat Taman Nasional Batang Gadis (TNBG), harus diamputasi kaki kanan depannya karena membusuk. Bagaimana kondisinya saat ini?

Kabar terbaru, Gadis semakin sehat dan tengah birahi. Siap untuk masa kawin. Tim dokter hewan BNWS yang memantau kondisinya, coba menyatukan Gadis dengan Monang. Monang adalah harimau sumatera jantan yang juga diselamatkan petugas saat kakinya terjerat di hutan Desa Parmonangan, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

Dokter Hewan Anhar Lubis, dari Vaterinary Society for Sumatran Wildlife Conservation (Vesswic), yang menangani kesehatan kedua satwa liar dilindungi ini, kepada Mongabay, Senin (8/10/2018) mengatakan, sudah terjadi perkawinan antara mereka.

Menurut Anhar, ada dugaan Gadis bunting. Namun, untuk memastikan positif, bulan depan akan dilakukan penyatuan lagi. Jika tidak terjadi pengulangan birahi, diyakini Gadis sudah mengandung saat perkawinan sebelumnya. Kebuntingan tidak lama, antara 96 hingga 106 hari mencapai kelahiran, jika dihitung sejak masa kawin.

“Perkembangbiakan harimau sama dengan kucing, cepat, tidak sulit. Semoga saja tidak terjadi gangguan reproduksi pada Gadis, dan kita harapkan dia sudah berisi,” jelasnya.

Baca: Berikut Ini Video Harimau Gadis, Hidup di Barumun dengan Tiga Kaki

 

Inilah Monang, harimau sumatera yang diselamatkan di Desa Parmonangan, Simalungun yang saat ini di berada BNWS (Barumun Nagari Wildlife Sanctuary). Foto: Ayat S Karokaro/Mongabay Indonesia

 

Lebih jauh dia menjelaskan, awanya masa birahi Gadis terjadi enam hari pada Mei 2018. Saat itu, Monang dan Gadis kawin. Selanjutnya, keduanya dipisahkan dan sebulan kemudian digabungkan kembali, untuk mengetahui apakah terjadi perulangan birahi atau tidak. Ternyata, tidak terjadi. Dua bulan berikutnya dilakukan penyatuan kembali. Namun tetap tidak ada tanda-tanda perulangan birahi yang mengarahkan dugaan Gadis memang mengandung.

“Mendeteksi marfologi kebuntingan Gadis agak sulit, harimau lima tahun ini tidak pernah mau masuk kandang kecil yang disiapkan untuk memantau kondisinya. Posisinya di kandang besar, sehingga tiga hari pengamatan visual secara dekat, tidak diketahui perubahan perutnya. Namun, hingga akhir Agustus 2018, Gadis tidak juga melahirkan,” jelasnya.

 

Gadis, harimau sumatera betina yang kaki kanan depannya diamputasi. Gadis saat ini tengah dipantau, apakah tengah mengandung atau tidak. Foto: Ayat S Karokaro/Mongabay Indonesia

 

Awal September, Gadis berulang birahi dan terjadi perkawinan dengan Monang. Atas dasar itu, perkawinan pertama dan kedua tidak terjadi pembuahan. “Saat diselamatkan dari jerat pemburu, Gadis masih muda sekali. Setahun di TNBG, tingkat stresnya masih tinggi dan beruntungan setelah dipindahkan ke Barumun dia mau kawin dengan Monang,” jelas Anhar yang ikut menangani penyembuhan kaki Gadis.

Sebelumnya Hotmauli Sianturi, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara (BBKSDA Sumut), ketika diwawancarai Metro TV di BNWS mengatakan, Gadis hamil. Namun, setelah dilakukan diagnosa oleh tim medis, ternyata belum, pasca-perkawinannya yang kedua dengan Monang.

Baca juga: Kisah Gadis, dengan Tiga Kaki Lanjutkan Hidup di Hutan Barumun

 

 

Pemangsa puncak

Kepala Balai Pengamanan dan Penegakkan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah Sumatera, Edward Sembiring mengatakan, harimau sumatera merupakan satwa kunci yang merupakan top predator atau pemangsa puncak.

Bisa dibayangkan, jika satwa ini hilang, maka yang di level dibawanya akan terjadi peningkatan populasi. Contohnya, babi hutan dan itu bisa menjadi hama bagi masyarakat. Ini fungsi penting yang paling terlihat.

“Harimau sangat penting di alam. Jangan sampai nasib harimau sumatera seperti harimau jawa, atau harimau bali yang punah.”

 

 

Edward mengatakan, pihaknya berusaha semaksimal mungkin mencegah dan menindak siapa saja yang memburu, membunuh, hingga memperdagangkan harimau sumatera. Tidak ada ampun, dan penindakan tersebut sudah dilakukan selama ini. Sudah beberapa kasus hingga pengadilan dan pelakunya dipenjara.

“Mari kita jaga, lindungi dan lestarikan harimau sumatera. Jangan rusak habitatnya di alam,” papar Edward.

 

 

Exit mobile version