Mongabay.co.id

Cerita Adaptasi Ekstrim Kambing Pulau Bungin

Kambing adalah binatang pemamah biak dan pemakan rumput (daun-daunan), berkuku genap, mempunyai tanduk yang bergeronggang. Dan biasanya dipelihara sebagai hewan ternak untuk diambil daging, susu, atau kadang-kadang bulunya.

Sedangkan arti kambing ternak (Capra aegagrus hircus) menurut Wikipedia adalah salah satu subspesies kambing yang dipelihara atau dijinakkan dari kambing liar Asia Barat Daya dan Eropa Timur. Kambing merupakan anggota dari keluarga Bovidae dan bersaudara dengan dengan biri-biri karena keduanya tergolong dalam sub famili Caprinae.

Terdapat lebih 300 jenis kambing yang berbeda-beda. Kambing adalah salah satu di antara spesies yang paling lama diternakkan, yaitu untuk susu, daging, bulu, dan kulit di seluruh dunia. Waktu aktif mencari makannya siang maupun malam hari. Makanan utamanya adalah rumput-rumputan dan dedaunan.

Tetapi di Pulau Bungin, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, arti atau terjemahan tentang kambing yang merupakan hewan herbivora, atau pemakan tumbuh-tumbuhan dan dedaunan tidak berlaku lagi.

baca :  Kambing Hutan Sumatera, Penakluk Lereng Terjal yang Tak Kenal Lelah

 

Pulau Bungin, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat dengan penduduk yang sangat padat dan luas pulau yang sempit. Foto : Anton Wisuda/Mongabay Indonesia

 

Karena tidak ada rumput di Pulau Bungin yang sempit dan padat penduduk, warga membawakan makanan kambing dari luar pulau. Foto : Anton Wisuda/Mongabay Indonesia

 

Di pulau yang mayoritas bersuku Bajo dan mempunyai luas 12 ha, kambing-kambing yang jumlahnya sangat banyak ini (meski tidak ada pendataan resmi jumlah kambing), telah beradaptasi,untuk menyesuaikan diri dengan alam Pulau Bungin yang cukup ekstrem dengan kepadatan penghuninya dan sangat minimnya tanaman yang dapat tumbuh di pulau ini.

Adaptasinya dengan memakan sampah, yang memang banyak terdapat di Pulau Bungin, seperti kertas dan plastik.

Sampah yang merupakan salah satu masalah besar di Pulau Bungin, rupanya sudah menjadi makanan yang cukup lezat bagi para kambing di sana. Dan apabila kita mendatangi Pulau Bungin, pemandangan kambing makan kertas, bungkus rokok atau pun plastik sudah bukanlah hal yang aneh lagi.

baca juga :  Erupsi Sinabung, Warga Temukan Kambing Hutan Sumatera Langka

 

Kambing di Pulau Bungin, Sumbawa, NTB diberi makan warga setempat degan pakan yang didatangkan dari luar pulau. Foto : Anton Wisuda/Mongabay Indonesia

 

Kambing Pulau Bungin, Sumbawa, NTB yang hidup diantara sampah dan beradaptasi memakan sampah. Foto : Anton Wisuda/Mongabay Indonesia

 

Jika hendak diberi makan dedaunan, warga Bungin harus mencarinya di luar Pulau.

Kambing-kambing Pulau Bungin mempunyai postur yang tidak segemuk kambing-kambing di Pulau Jawa. Walaupun beberapa diantaranya mempunyai perut yang buncit. Menurut orang Pulau Bungin, perut kambing yang buncit itu berisi sampah-sampah yang tidak bisa dicerna oleh system pencernaan kambing Pulau Bungin. Dan memang ada di satu masa, ketika ada sebuah hajatan, dan orang-orang membelah isi perut kambing, ada ditemukan sampah-sampah plastik bercampur dengan kotoran lainnya.

Kambing-kambing Pulau Bungin juga merupakan turunan berbagai macam jenis kambing. Beradaptasi dan mutasi sedemikian rupa, sehingga sudah mempunyai sifat yang sangat berbeda dengan jenis kambing pada awalnya.

menarik dibaca : Sapi Doyan Makan Sampah, Apa Risiko bagi Pengkonsumsi?

 

Kambing Pulau Bungin yang beradaptasi memakan sampah seperti bungkus rokok. Foto : Anton Wisuda/Mongabay Indonesia

 

Karena tidak ada rumput, kambing Pulau Bungin beradaptasi memakan kertas seperti uang. Foto : Anton Wisuda/Mongabay Indonesia

 

Ada beberapa cerita dan fakta menarik yang cukup lucu yang Mongabay Indonesia dengar dari tetua adat Marsono dan tokoh pemuda Tison Sahabuddin tentang kambing-kambing di Pulau Bungin.

 

1. Pelaku kriminal utama

Walaupun tinggal di Bungin termasuk aman, karena masyarakat Bungin sangat menjunjung tinggi persaudaraan dan martabat , sehingga untuk melakukan tindakan kriminal seperti pencurian adalah hal yang sangat memalukan, mengingat juga antara orang yang satu dan yang lainnya sebagian besar terikat persaudaraan.

Tetapi masyarakat Bungin sangat berhati-hati dalam meletakan makanan atau barang-barangnya. Jika mereka lengah, maka tanpa ampun, kambing Pulau bungin akan memakannya. Makanan favorit si kambing adalah, rokok, kain jemuran, kertas dan masakan rumah.

baca : Paus ini ditemukan Mati Perut Penuh Dengan Sampah Plastik

 

Kambing Pulau Bungin, Sumbawa, NTB yang hidup diantara padatnya rumah dan penduduk. Foto : Anton Wisuda/Mongabay Indonesia

 

2. Menghebohkan perangkat desa dan membuat geram kepala desanya.

Beberapa tahun yang lalu, ada kejadian SK pengangkatan kepala Desa dilalap si Kambing Bungin, ini karena pegawai desa lupa menutup pintu ruangan tempat penyimpanan arsip. Alhasil untuk mendapatkan SK pengangkatan yang baru, kepala desa harus membuat berita acara bahwa SK pengangkatannya dimakan kambing.

3. Sangat menyukasi uang kertas, dalam arti sesungguhnya.

Kambing Pulau Bungin mungkin juga satu-satunya hewan di dunia yang sangat menyukai uang kertas, dalam arti sesungguhnya. Ini terbukti, ketika Mongabay Indonesia berkunjung ke Pulau Bungin, seorang rekan memberikan selembar uang pecahan 2000, dan tanpa ragu si kambing pun melahapnya dengan rakus.

 

Kambing Pulau Bungin yang beradaptasi memakan sampah seperti bungkus rokok. Foto : Anton Wisuda/Mongabay Indonesia

 

4. Perampas yang ulung

Banyak kejadian di pulau ini, balita-balita harus berebut permen dengan para kambing. Dan bapak-bapak yang kehilangan sebungkus rokok, karena diambil di samping tempat mereka tidur di balai-balai.

5. Pencuri makanan

Kambing Pulau Bungin terkenal sebagai pencuri makanan. Masyarakat pun harus memeriksa dengan seksama tempat menyimpan masakannya, karena apabila tidak, maka kambing-kambing akan mencari segala cara untuk masuk ke dalam rumah dan mencuri masakan yang ada di meja makan. Sekalipun itu daging atau ikan.

Dan karena hal itu pula, apabila kita melihat ada kambing yang dikalungi kayu panjang lehernya, itu berarti si kambing sudah menjadi tersangka utama untuk beberapa pencurian di dalam rumah. Atau menemukan kambing yang diikat kaki kanan depan dengan kaki kiri yang belakang, ini dimaksudkan agar kambing tidk bisa menaiki tangga dan masuk ke dalam rumah warga.

 

 

Exit mobile version