Mongabay.co.id

Satwa Laut Sering Mati Terdampar di Pesisir Pantai Maluku, Ada Apa?

Satwa laut, paus biru dengan bobot panjang 9.0 meter dan lingkaran tubuh empat meter, mati terdampar di pesisir Pantai Kampung Baru, Desa Jikumerasa, Kecamatan Lilialy, Kabupaten Buru, Maluku. Foto: Nurdin Tubaka/ Mongabay Indonesia

 

 

Seekor paus  terdampar, di Pantai Kampung Baru, Desa Jikumeras, Kecamatan Lilialy, Kabupaten Buru, Maluku, tepatnya, pada Kamis (11/1/19). Saat ditemukan paus sudah mati membusuk (kode 4).

Sebelumnya, warga Ambon digemparkan dengan ikan mola-mola yang  terdampar mati di Pantai Waihaong, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon.

Ikan mola-mola sepanjang 2,5 meter itu, pertama kali ditemukan Syahril, nelayan Ambon. Kemudian beberapa warga, memotong-motong mola-mola dan membuang ke laut.

Baca juga: Paus Mati di Teluk Wondama, yang Terdampar di Fakfak pun Tak Selamat

Selain mola-mola, warga juga menemukan satu lumba-lumba mati terdampar di Negeri Seith, Kecamatan Leihitu, Maluku Tengah, akhir 2018. Pada 2017, satwa laut raksasa menyerupai paus baleen juga mati terdampar, di Pantai Dusun Hulung, Desa Iha, Kecamatan Huamual, Kabupaten Seram Bagian Barat.

Maluku, menjadi salah satu wilayah di Indonesia, yang sering kedapatan berbagai jenis satwa laut atau mamalia laut terdampar. Hingga kini, belum ada yang tahu penyebab pasti mereka terdampar.

Sekitar 90%, wilayah Maluku merupakan lautan, hingga tak heran jika provinsi ini sebagai jalur migrasi mamalia laut di Indonesia, yang melintasi Laut Banda dan menuju Raja Ampat.

Baca juga: Terdampar di Pantai Batu Lobang, Paus Sikat Penuh Luka Tak Tertolong

Menurut data yang dikumpul WWF-Indonesia, Whale Stranding Indonesia, dan Loka Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (LPSPL) Sorong, sebanyak 13 kejadian mamalia laut terdampar di Maluku, sejak 2013. Semua satwa dalam keadaan mati.

Dari laman WWF-Indonesia, mengatakan, hasil kajian terhadap mamalia laut terdampar, penyebabnya antara lain karena faktor sakit, usia tua, dimangsa predator, cuaca buruk, disorientasi, ditangkap langsung, terjerat jaring nelayan, kualitas air laut buruk, dan lain-lain.

Baca juga: Lumba-lumba Mati Terdampar di Pantai Seith

Putu Liza Mustika, Koordinator Whale Stranding Indonesia, dihubungi Mongabay, Selasa (29/1/19), membenarkan data 13 satwa laut terdampar itu tetapi hanya berdasarkan laporan.

“Kami benar-benar sukarela, mungkin ada kejadian yang belum kami masukkan. Tiga tahun belakangan, sering mamalia laut terdampar di Pantai Maluku. Data website kami itu report-based, jadi kalo ada yang report, ya kami catat. Kalau ada kejadian tapi tidak tercatat, ya terlewati,” katanya.

Dia bilang, kesadaran warga melaporkan peristiwa satwa laut terdampar juga baru beberapa tahun belakangan, sekitar 2013.

Direktur Cetacean Sirenian Indonesia ini juga bilang, sejauh ini belum mendapat informasi detil soal paus terdampar di Pantai Kampung Baru, Desa Jikumerasa. Untuk mengetahui penyebab satwa terdampar, katanya, perlu nekropsi.

Secara umum, Liza membenarkan pernyataan WWF-Indonesia, yang menyebut berbagai penyebab satwa laut terdampar itu.

“Idealnya, investigasi terhadap kejadian mamalia laut terdampar oleh tim penanganan juga melibatkan peneliti dan dokter hewan. Hingga penyebab mamalia laut terdampar dapat dipastikan,” katanya.

 

Warga kerumuni ikan mola-mola sepanjang 2.5 meter yang terdampar di Pantai Waihaong, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Maluku. Foto: Nurdin Tubaka/ Mongabay Indonesia

 

Sudah dikuburkan

Informasi dihimpun Mongabay, paus yang terdampar di Pantai Kampung Baru, awalnya ditemukan anak-anak yang sedang main dan berenang di pantai. Mereka mengira bongkahan kayu besar, setelah didekati, ternyata satwa laut. “Anak-anak lalu melapor ke orangtua mereka,” kata Syam, warga Buru.

Orangtua lalu mengecek ke lokasi. Mereka pun mendokumentasikan dan menyebar ke sosial media, hingga wartawan meneruskan ke Loka PSPL Sorong Satker Ambon, Minggu (13/1/19).

Rivan Bessy, warga Jikumerasa sebut, paus ditemukan sekitar tiga hari lalu sudah mati dan berubah warna. “Saat ditemukan sudah mengeluarkan bau busuk,”katanya.

Kompol. Bachri Hehanussa, Wakil Kepala Resort (Wakapolres) Pulau Buru, yang dihubungi Mongabay, Minggu (13/1/19) mengatakan, bersama sejumlah personil ikut memantau paus yang mati terdampar.

“Kita dapat informasi dari masyarakat, ada ikan besar mati terdampar di pesisir Pantai Kampung Baru, Desa Jikumerasa. Bersama beberapa personil langsung turun pantau, memang ada paus mati. Kami juga dokumentasi.”

Setelah diteliti, paus diidentifikasi sebagai paus biru berukuran badan 9 meter, panjang dari moncong ke anus 6,20 meter, moncong ke pangkal sirip samping dua meter. Lingkaran tubuh melalui pangkal akhir sirip samping empat meter.

Informasi lapangan, paus sudah dikubur di Kampung Baru, Desa Jikumerasa, sejak Senin (14/1/19), gunakan alat berat oleh para pihak.

“Kita sudah tangani mencegah pencemaran langsung,” kata Wiwik Handayani, Penanggungjawab Loka Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (PSPL) Sorong Satker Ambon, kepada Mongabay, Jumat (18/1/19).

Dia mengatakan, tak tahu penyebab pasti paus terdampar. Dalam rilis, Wiwik bilang, Minggu (13/1/19) sekira pukul 23.37 waktu setempat, Loka PSPL Sorong Satker Ambon, mendapat informasi terusan dari wartawan soal laporan singkat dari anggota kepolisian yang telah mengecek lokasi.

“Polairud, Polda dan Basarnas turut ke lapangan dan menyimpulkan, setelah melihat kondisi pantai yang sedang surut dan berkarang, opsi penenggelaman tidak mungkin dilakukan,” katanya.

Antisipasi pencemaran dan dampak buruk, Bupati Buru mengirim alat berat milik Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Tim gabungan beberapa instansi pun menuju lokasi untuk penanganan.

Muchtar Amin Ahmad, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku, mengatakan, berdasarkan hasil identifikasi, mamalia laut terdampar itu mati lantaran faktor usia.

“Hasil identifikasi menyebut paus mati karena faktor usia,”katanya, seraya menyebut tim penanganan bangkai paus terdiri dari petugas BKSDA Maluku Resort Buru, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Basarnas Maluku Pos Buru, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), dan Polisi Air.

***

Keterangan foto utama:    Seekor paus dengan panjang 9.0 meter dan lingkaran tubuh empat meter, mati terdampar di pesisir Pantai Kampung Baru, Desa Jikumerasa, Kecamatan Lilialy, Kabupaten Buru, Maluku. Foto: Nurdin Tubaka/ Mongabay Indonesia

 

Wiwik Handayani, Penanggungjawab Loka PSPL Sorong Satker Ambon, sosialisasi dan diskusi soal cara penanganan paus, di pesisir Pantai Kampung Baru, Desa Jikumerasa, Kabupaten Buru. Sumber. Foto: BKSDA Maluku

 

Exit mobile version