Mongabay.co.id

Indahnya Super Snow Moon, Purnama Paling Besar dan Terang

 

Sepanjang Selasa (19/02/2019) malam, telah terjadi fenomena bulan yang cukup menarik, yang disebut super snow moon.

Berbeda dengan supermoon yang terlihat sebelumnya, yaitu pada 21 Januari 2019 lalu, supermoon   kali ini mungkin yang terbesar dan terterang di tahun 2019.  Ini terjadi karena Bulan berada pada jarak terdekatnya dengan perigee (titik terdekat bulan ke Bumi dalam orbit bulanannya), yaitu  356.761 kilometer.

Itu berarti 15% lebih besar dan 30% lebih terang dari biasanya.

baca :  Supermoon, Saat Bulan Tampak Lebih Besar dari Biasanya

 

Fenomena bulan super snow moon yang terjadi Selasa (19/02/2019) malam. Purnama bulan ini menjadi yang paling terang dan paling besar selama 2019. Foto : Anton Wisuda/Mongabay Indonesia

 

Ukuran  supermoon   ini, sebetulnya jika dilihat tanpa menggunakan teropong, tampak sama saja dengan supermoon  yang lainya, atau bahkan bulan-bulan purnama lainnya.

Supermoon  berikutnya dipastikan akan kembali menghiasi langit pada 21 Maret mendatang. Bedanya, jarak bulan dengan perigee mencapai 360.000 kilometer.

Menurut National Aeronautics and Space Administration (NASA) Amerika, istilah ‘bulan salju’ adalah nama bersejarah yang diberikan pada bulan purnama kedua di musim dingin oleh suku-suku asli Amerika, karena salju turun sepanjang tahun ini. Hujan salju lebat juga merupakan alasan untuk nama alternatifnya – bulan kelaparan, karena kurangnya ketersediaan makanan.

Beberapa nama lainnya adalah bulan es dan bulan badai. Ini dikuatkan dengan terjadinya banyak badai salju di banyak daerah Amerika beberapa waktu menjelang terjadinya super snow moon   ini.

baca juga :  Fenomena Tiga Supermoon Ternyata Berpengaruh Kepada Aktivitas Satwa Laut. Seperti Apa?

 

Fenomena bulan super snow moon atau bulan salju yang terjadi Selasa (19/02/2019) malam. Foto : Anton Wisuda/Mongabay Indonesia

 

Hadi Saputra, Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Bogor mengatakan dinamakan super snow moon   karena warnanya yang putih seperti salju jika dilihat dari bumi. Dan ini berbeda dengan purnama lainnya yang berwarna agak kekuningan. Warna ini tergantung dari jarak dan kecerahan langit waktu terjadinya supermoon  ini

Seperti pada purnama yang lainnya pula, super snow moon  juga berpengaruh kepada pasang surutnya air laut. Sehingga, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat yang ditinggal di kawasan pesisir waspada, karena fenomena ini berpotensi mempengaruhi pasang maksimum air laut di pesisir utara Jakarta, pesisir utara Jawa Barat, pesisir utara Jawa Tengah, pesisir utara Jawa Timur, dan pesisir Kalimantan Barat.

Pasang maksimum dapat berdampak pada terganggunya transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, aktivitas petani garam dan perikanan darat, serta kegiatan bongkar-muat di Pelabuhan.

menarik dibaca :  Foto : Begini Uniknya Micro Blood Moon Terlama yang Terjadi Seabad Sekali

 

Fenomena bulan super snow moon yang terjadi Selasa (19/02/2019) malam. Purnama bulan ini menjadi yang paling terang dan paling besar selama 2019. Foto : Anton Wisuda/Mongabay Indonesia

 

Exit mobile version