Menyaksikan supermoon atau bulan lebih dekat dengan bumi, merupakan keindahan tersendiri. Namun begitu, tidak semua masyarakat di Indonesia bisa melihatnya, karena di beberapa daerah bulan tidak terlihat sempurna, tertutup awan.
Astronom menuturkan, supermoon terjadi karena orbit bulan mengelilingi bumi berbentuk elips sehingga jarak bumi dan bulan tidak sama setiap waktu. Ada saat bumi dan bulan berjauhan atau apogee, dan pada suatu ketika akan berdekatan atau perigee.
Fenomena supermoon yang terjadi 14 November ini, begitu istimewa karena merupakan supermoon terbesar kedua sejak 68 tahun lalu.

Bila jarak bulan dan bumi rata-rata 384.000 kilometer, maka saat supermoon 14 November 2016, jaraknya hanya 356.500 kilometer. Sementara, pada tahun 1948, jarak bulan lebih dekat lagi dengan bumi yaitu 356.461 kilometer.
Astronom juga menjelaskan, pada 2034 nanti, jarak bumi dengan bulan bakal makin dekat, sekitar 356.448 kilometer. Artinya, penampakan bulan di langit akan lebih besar dan lebih terang, fenomena alam yang menakjubkan.

Di Banda Aceh, saat bulan purnama muncul, hujan mengguyur Ibu Kota Provinsi Aceh. Beberapa daerah di pantai barat dan selatan Aceh pun tidak beruntung menyaksingan pemandangan indah itu karena guyuran hujan atau awan tebal menyelimuti langit.
Sekitar pukul 20.00 WIB, awan mulai menghilang dan bulan terlihat dengan jelas. Momen inilah yang ditunggu masyarakat untuk melihat langsung bulan di langit dan sebagian lagi mengabadikannya dengan kamera.
