Mongabay.co.id

Ajakan Setop Makan Daging Anjing ala Alya Nurshabrina

Alya Nurshabrina, menunjukkan lukisan muralnya. Foto: Tommy Apriando/ Mongabay Indonesia

 

 

 

 

 

Alya Nurshabrina, mulai melukis tembok putih di sisi timur Jembatan Kewek, Kotabaru, Kota Yogyakarta, Rabu sore, akhir Januari lalu. Alya senang melukis.

Mural apa yang dibikin Miss Indonesia 2018 ini? Alya bikin mural setop makan daging anjing di Indonesia. Dia berharap, melalui lukisan mural, masyarakat lebih sadar dan bisa ikut peduli dan mendukung dengan membubuhkan tanda tapak tangan pada di lukisan ini.

Baca juga: Konsumsi Anjing Rawan Kena Rabies, Berikut Ini Temuan Lapangan

Alya dan keluarga pecinta satwa, terutama anjing dan kucing. Dia punya riwayat alergi bulu anjing. Meskipun begitu, cinta Alya kepada satwa, terutama anjing makin besar. Alya sering meletakkan makanan sisa di depan halaman rumah agar anjing tetangga berbadan kurus dapat makanan. Alya sudah anggap anjing-anjing liar sebagai keluarga. Dia merasa aneh, ada banyak orang makan daging anjing.

 Baca juga: Konsumsi Anjing Rawan Terkena Rabies, Berikut Ini Temuan Lapangan

Berawal dari itulah, Alya sangat mendukung gerakan setop makan anjing. “Itu kan jahat, anjing dieksploitasi bahkan diambil dagingnya,” katanya.

Pada, 31 Januari 2019, Alya bercerita kepada saya soal kepedulian terhadap satwa dan lingkungan. Pada 2017, dia berkesempatan berkenalan dengan aktivis Animal Friends Jogja, hingga ikut sosialisasi setop makan daging anjing. Awalnya, Alya tidak tahu soal marak konsumsi daging anjing di Indonesia.

Animal Friends Jogja (AFJ), komunitas yang aktif memerangi kekerasan satwa, termasuk anjing. AFJ juga aktif meminimalisasi angka pembunuhan dan konsumsi daging anjing dengan menyelamatkan anjing-anjing dari cengkeraman penjual tongseng asu di Jogja.

 

Alya Nurshabrina, Miss Indonesia 2018, dan Wakil Wali kota Yogyakarta Heroe, mengajak warga Jogja setop makan daging anjing. Foto: Tommy Apriando/ Mongabay Indonesia

 

Alya pernah melihat video proses pembunuhan anjing yang akan jadi tongseng asu di Jogja. Dia tak bisa menahan tangis. Bersama AFJ, diapun bikin konsep karya seni interaktif kampanye antidaging anjing.

“Saya membaca hasil riset AFJ, menonton video kekejaman pencurian dan pemotongan. Saya juga melihat evakuasi dan penggerebekan perdagangan daging anjing. Begitu kejam,” kata Alya.

Kala itu, dia belum Miss Indonesia, tetapi sudah terlibat mendukung kampanye Dog Meat Free Indonesia (DMFI) bersama artis lain. Lewat poster kampanye, dia bantu menyebarkan kepada teman-teman di Jakarta dan Bandung.

Pada 2018, Alya terpilih jadi Miss Indonesia, momentum ini dia gunakan terus menyebarkan kepedulian dan mengajak lebih banyak anak muda peduli gerakan ini. Di sela kesibukan, dia bahkan menyempatkan datang ke Yogyakarta, untuk mural dan kampanye setop makan daging anjing. Yogyakarta, salah satu daerah yang masih marak memperdagangan daging anjing.

Kedatangan Alya ke Jogja, karena pemerintah berkomitmen memberantas perdagangan daging anjing untuk konsumsi. Bahkan mendorong ada peraturan wali kota agar wabah rabies tak masuk Jogja.

Alya sempat kaget, Jogja banyak pecinta satwa, terutama anjing, namun banyak yang makan daging anjing. Dia yakin, orang-orang yang konsumsi anjing itu belum tahu, dalam sepiring daging, ada penyiksaan dan kekejaman.

“Selama kampanye setop makan daging anjing saya menemukan kalangan yang awalnya tidak tahu bahkan pernah konsumsi anjing, berhenti dan menyatakan menyesal.” Di Jakarta, katanya, banyak anjing dicuri, disiksa lalu dipotong.

 

Alya bikin mural, bagian kampanye setop makan daging anjing di Indonesia. Foto: Tommy Apriando/ Mongabay Indonesia

 

Dia terus mengajak warga, terutama anak muda ikut gerakan setop makan daging anjing. Dia mengajak anak muda lebih banyak cari tahu dampak kesehatan, maupun yang dialami anjing ketika dipotong. Alya sering posting poster dan video ajakan hentikan makan daging anjing.

Alya juga membaca dan tahu survei Dog Meet Free Indonesia bahwa masyarakat Indonesia yang mengonsumsi daging anjing sebesar 7%. Angka ini memberikan sumbangsih besar terhadap praktik penyiksaan anjing konsumsi dan berkontribusi besar terhadap penyebaran virus rabies di Indonesia.

Data Koalisi Dog Meet Free Indonesia menyebutkan, World Health Organisation (WHO) secara eksplisit menyorot perdagangan daging anjing sebagai faktor penyebab penyebaran rabies di Indonesia. Anjing bukan ternak hingga kesehatan tak terjamin. Juga tak ada status penyakit dan daftar vaksinasi yang sudah diterima anjing konsumsi.

Kepedulian Alya mengakampanyekan setop makan daging anjing tak hanya di Indonesia. Ketika ikut ajang Miss World, Alya bahkan tak mengira ada Miss Mesir yang juga mengkampanyekan setop makan daging anjing.

Artinya, kata Alya, kekejaman terhadap anjing terjadi di negara lain juga. Kala di karantina, Miss Mesir, membuat dukungan di sosial media bersama yang lain mengajak agar menghetikan makan daging anjing.

Pukul lima sore, gerimis turun dan hujan deras. Pembuatan mural setop, lanjut esok hari. Lepas makan siang, 31 Januari 2019, Alya kembali ke Jembatan Kewek, ingin bikin mural bersama seniman lain sebelum kembali ke Jakarta.

Konsep mural kampanye di Jembatan Kewek murni ide Alya. Dia menggabungkan inspirasi lukisan terdahulu dengan logo Dog Meat Free Indonesia. Di bawah mural ditulis ajakan “Silakan tempel jejak tanganmu di sini.”

 

Keterangan foto utama:     Alya Nurshabrina, menunjukkan lukisan muralnya. Foto: Tommy Apriando/ Mongabay Indonesia

 

Anjing-anjing dijagal tanpa pemeriksaan kesehatan, dan didistribusikan untuk konsumsi. Foto: Tommy Apriando/ Mongabay Indonesia

 

 

 

Exit mobile version