Mongabay.co.id

Riset Menyimpulkan Intrusi Air Laut Meluas di Pesisir Bali, Dimana Saja?

 

Apa akibatnya jika air tanah tercemar air laut?

Air tak layak dikonsumsi, tanaman sekitarnya bisa mati, dan turunnya muka tanah. Penelitian terakhir menyatakan sebagian pesisir Bali sudah mengalami intrusi air laut. Terutama di kawasan wisata.

Penelitian Bali Water Protection (BWP) pada 2018 ini dirilis oleh Yayasan IDEP Selaras Alam dan Politeknik Negeri Bali (PNB) pada Jumat (15/02/2019). Mengambil sampel 260 titik sumur dalam dan dangkal dengan titik terjauh dari pantai 400 meter di seluruh kabupaten kecuali Kota Denpasar dan Bangli. Selain itu juga pengeboran tanah untuk menguji jenis lapisan tanah, muka air tanah, dan potensi air bersih di Bali.

Hasil penelitian menunjukkan semua Kabupaten yang menjadi lokasi survei, kualitas airnya tidak ada yang memenuhi baku mutu sesuai dengan SK Menteri Kesehatan No.907/MENKES/SK/VII/2002, karena kandungan klor dan kesadahan.

Daerah-daerah dengan kategori Tidak Layak untuk hasil pengujian klor terdapat di Kabupaten Badung, Tabanan, Jembrana, Buleleng dan Karangasem. Artinya ditempat-tempat tertentu di kelima Kabupaten tersebut telah terjadi intrusi air laut .

baca :  Bali Terancam Krisis Air, Mengapa?

 

Peneliti Bali Water Protection mempresentasikan hasil penelitiannya tentang meluasnya intrusi air laut di Bali. Foto: Luh De Suriyani/Mongabay Indonesia

 

Membandingkan dengan Laporan KLHS Bali 2010, Kabupaten Tabanan dan Karangasem tak dicantumkan sebagai daerah yang mengalami intrusi air laut. Artinya, hasil penelitian oleh BWP menunjukkan bahwa daerah intrusi telah meluas. Sementara dari hasil penelitian BWP terlihat bahwa Kabupaten Gianyar tidak mengalami intrusi sedangkan dalam Laporan KLHS 2010, Kabupaten Gianyar termasuk daerah yang mengalami intrusi.

“Eksplorasi air tanah tinggi sehingga terjadi penurunan muka air tanah,” ujar Suryanegara Dwipa, Kepala Peneliti dari Jurusan Teknik Sipil PNB. Pengambilan sampel di daerah wisata karena kecurigaan tingginya eksplorasi air bawah tanah.

Wayan Wiraga, peneliti lainnya dari PNB memberi gambaran intrusi air laut terjadi karena air tanah banyak tersedot, maka terisi air laut.

Penelitian tak bisa membandingkan penurunan muka air tanah dulu dan sekarang karena tidak ada data pembanding. Hanya kondisi saat ini. “Kami yakin ada penurunan muka air tanah, tapi kita tak punya data pembanding,” ujarnya soal ketaktersediaan data dari pemerintah.

Ade Andreawan, mantan Direktur Eksekutif Yayasan IDEP yang melakukan program BWP menyebut keterbukaan informasi instansi pemerintah masih jadi kendala. “Ada 24 lembaga yang memiliki tupoksi terkait air, namun sangat sulit mengakses data,” keluhnya.

baca juga :  Isi Ulang Air Tanah Atasi Krisis Air Bali, Benarkah?

 

Petani perlu air untuk menyirami dan mengairi tanaman. Namun, di Denpasar Utara, mereka mulai mengalami kesulitan air. Foto: Luh De Suryani/Mongabay Indonesia

 

Peneliti merekomendasikan daerah-daerah yang cocok membuat sumur imbuhan sebagai solusi penurunan muka air tanah dan intrusi air laut ini. Sumur imbuhan adalah strategi menyuntikkan air ke tanah dengan cepat untuk mengisi akuiver. Saat ini program BWP sudah membuat 13 sumur imbuhan.

Secara umum Bali diklaim surplus air, namun ini dari kelebihan air di musim penghujan bukan air tanah. Namun kelebihan air hujan ini tidak dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air di musim kemarau. Kelebihan air di musim penghujan hanya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pertanian saja dan bukan berupa air baku yang layak untuk dikonsumsi. Sehingga pada kenyataannya, musim penghujan maupun musim kemarau, Bali mengalami kekurangan pasokan air baku.

Pada kesempatan yang sama, Asana Viebeke, pengusaha properti yang membangun sejumlah villa ini membagi pengalamannya ketika mengalami intrusi air laut. Salah satu villa dibangun sekitar 200 meter dari pantai, sumur bor dibuat kedalaman 60 meter dan pada 20 tahun lalu, airnya masih sangat bersih. “Dua tahun lalu mulai airnya pahit, asin, tumbuhan sekitarnya mati,” urainya.

Oleh tukang sumur bor, ia disarankan membuat sumur baru dengan kedalaman dangkal sekitar 15 meter untuk menghindari intrusi air laut. Air memang terasa lebih segar namun berisiko mengandung bakteri E.coli, penyebab diare. Karena itu ia risau, makin banyak akomodasi yang menggunakan mesin reverse osmosis (RO) untuk memurnikan air. Ia juga pernah ditawari dan menolak karena limbah salin dari penyaringan mesin akan mencemari sekitar.

Viebeke melalui organisasi sosialnya, I am An Angel, membuat kampanye penyelamatan air dengan mengundang peneliti dan membuat program edukasi.

baca juga :  Krisis Air Mengancam, Ini Ragam Cara Panen Air Hujan

 

Sebuah keluarga mencari pasokan air saat air PDAM macet di Jimbaran, Bali. Saat ini pulau Bali menghadapi krisis air karena berbagai faktor. Foto : Luh De Suriyani/Mongabay Indonesia

 

Penelitian ini menawarkan sejumlah rekomendasi untuk mencegah krisis air bersih di Bali. Di antaranya perusahan yang melakukan ekplorasi air tanah diharuskan membuat beberapa sumur imbuhan dengan kapasitas imbuhan berbanding lurus dengan jumlah air yang diambil, sebagai kompensasi terhadap pemanfaatan air tanah.

Sesegera mungkin melakukan tindakan untuk menahan laju intrusi air laut agar tidak masuk lebih jauh lagi kedalam wilayah daratan. Upaya khusus untuk mengembalikan keberadaan air tanah tidak hanya pada daerah yang mengalami intrusi air laut namun juga pada daerah-daerah imbuhan dengan cara memasukkan air permukaan secara sengaja ke dalam tanah yang salah satunya melalui pembuatan sumur-sumur imbuhan.

Pemanfaatan air tanah perlu dikelola karena ketersediaannya terbatas dan adanya kecenderungan untuk menjadikan air tanah sebagai andalan untuk memenuhi kebutuhan air pada saat musim kemarau. Walaupun air tanah merupakan sumber daya alam yang terbarukan, namun pada kondisi tertentu dimana laju pengambilan lebih besar dari laju pembentukannya, maka air tanah menjadi terbatas.

Melarang pemanfaatan air tanah untuk keperluan industri pada daerah-daerah dengan kategori imbuhan utama dan membatasi pemanfaatannya hanya untuk memenuhi kebutuhan domestik. “Hentikan izin eksplorasi air tanah pada daerah yang telah mengalami intrusi,” ujar Wiraga soal izin sumur bor.

Melakukan penghijauan pada daerah konservasi, memperbanyak membangun embung, bendung dan bangunan penampung air lainnya pada daerah-daerah imbuhan. Untuk menampung kelebihan air pada saat musim hujan, dan pemenuhan saat musim kemarau. Sekaligus sebagai bagian dari upaya konservasi meresapkan air tanah untuk menambah cadangan air tanah.

Pembatasan eksplorasi air tanah dengan meningkatkan pajak air tanah, sekaligus mendorong optimalisasi penggunaan air permukaan sebagai air baku untuk memenuhi kebutuhan air.

menarik dibaca :  Cara Ini Lebih Efektif Menyimpan Air ke Tanah Dibanding Biopori

 

Pemerintah diminta lebih memanfaatkan air permukaan dan mengurangi sumur bor terutama di area intrusi air laut agar pemulihan air tanah bisa lebih cepat. Foto: Luh De Suriyani/Mongabay Indonesia

 

Rekomendasi lainnya adalah bila ada sumur-sumur PDAM yang berada di daerah instrusi dihentikan operasinya, dialihkan pada daerah yang jauh dari daerah intrusi.

Sebelum terbentuknya otorita pengelolaan air tanah berbasis cadangan air tanah (CAT), maka permanfatan air tanah harus dibawah kendali PDAM, tidak boleh dikendalikan oleh swasta sebagai pemilik sumur, dengan pengawasan yang ketat terhadap jumlah air yang boleh dimanfaatkan.

Data terkait pemanfaatan dan ketersediaan air tanah diminta bersifat terbuka dan dijadikan konsumsi publik sehingga ada kontrol masyarakat terhadap pemanfaatan air tanah.

Mengatasi masalah air tanah tidak cukup dari kalangan akademisi dan LSM, tetapi harus ada gebrakan dari pengambil kebijakan berupa gerakan menabung air tanah yang diprakarsai oleh pemerintah, baik tingkat propinsi maupun kabupaten, dengan membuat regulasi yang mencantumkan keharusan bagi setiap pemohon IMB untuk membuat sumur imbuhan di pekarangan rumahnya.

Dan perlu dilakukan penelitian yang lebih mendetail, komprehensif dan berkelanjutan tentang kualitas dan kuantitas air tanah.

 

Exit mobile version