Mongabay.co.id

Hebatnya Lebah Madu, Bisa Pecahkan Soal Matematika

 

 

Tahun lalu, sekelompok peneliti di Australia melaporkan bahwa lebah madu memahami konsep “nol.” Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh kelompok yang sama menegaskan kembali bila lebah madu juga dapat melakukan penambahan dan pengurangan dasar matematika.

Riset keren ini telah dipublikasikan dalam Jurnal Science Advances edisi 6 Februari 2019, volume 5. Judulnya “Numerical cognition in honeybees enables addition and subtraction.”

Baca: Menyusul Temuan di Maluku Utara, Lebah Raksasa Perlu Perlindungan

 

Lebah madu yang memiliki kecerdasan seperti manusia yaitu mengerti matematika. Sumber: Wikimedia Commons/Keila, Northwestern Estonia/CC BY-SA 4.0/Free to share

 

Beberapa dekade sebelumnya, para ilmuwan berpikir bahwa kecerdasan matematika seperti itu hanya dimiliki manusia dan beberapa primata lain. Dalam perkembangannya, para peneliti terkesima karena, lumba-lumba pun dapat memahami apa artinya nol dan Alex yang merupakan nama burung beo [dan bahkan beberapa laba-laba] dapat menjawab soal aritmatika dasar itu.

Temuan ini sekaligus mempertanyakan, “Ada sesuatu yang istimewa tentang otak manusia,” terang penulis senior studi ini, Adrian Dyer, profesor di Universitas RMIT, Melbourne, Australia, sebagaimana dikutip dari Live Science.

Baca: Foto Makro: Pesona Lebah dan Perspektif Kita Memandang

 

Lebah madu yang memiliki otak fleksibel mempelajari keterampilan baru. Suber: Wikimedia Commons/Jon Sullivan/Domain umum/Free to share

 

Datanglah lebah madu

Otak lebah madu diperkirakan kurang dari 1 juta neuron, jauh bila dibandingkan otak manusia yang mencapai 86 miliar neuron. “Lebah memiliki otak yang sangat kecil dan arsitekturnya sangat berbeda dengan kita,” lanjut Dyer. Namun, jenis serangga ini ternyata melakukan tugas luar biasa yang sebelumnya dianggap hanya mungkin dilakukan manusia.

Pada penelitian ini, Dyer dan timnya merekrut 14 individu “siswa lebah madu.” Lebah-lebah yang mencari makanan ringan itu, akan memasuki kotak labirin berbentuk Y, mereka akan melihat dari satu hingga lima bentuk berwarna biru atau kuning. Lebah memiliki pilihan untuk terbang ke kiri atau kanan labirin, yang satu sisi mengandung satu elemen lebih banyak dan lainnya lebih sedikit.

Para peneliti ingin siswa-siswa ini menyelesaikan tugas tertentu. Jika bentuknya biru, lebah harus menambahkan elemen, dan jika kuning, harus mengurangi. Para peneliti menghadiahi air gula jika pilihan lebah benar dan dan menghukum dengan memberi larutan kina yang pahit, jika melakukan kesalahan.

Setelah 4 hingga 7 jam pelatihan, para peneliti mengulangi tantangan ini tanpa memberikan hadiah atau hukuman. Hasilnya, dalam dua tes penjumlahan dan dua pengurangan, lebah memilih jawaban benar 60 hingga 75 persen dari waktu yang telah ditentukan.

Mengapa lebah madu mengerti matematika?

Menurut Dyer, satu kemungkinan lebah mengerti matematika karena mampu mengembangkan kemampuannya saat memproses banyak informasi di lingkungannya ketika beralih dari satu bunga ke bunga lain. Saat mengumpulkan serbuk sari dan nektar. “Alasan lainnya, mereka memiliki banyak “neuroplastisitas,” yang berarti koneksi baru dapat dengan mudah berkembang di antara neuron dalam otak lebah.”

Dengan kata lain, lebah biasanya tidak melakukan operasi matematika, tetapi otaknya cukup fleksibel mempelajari keterampilan baru. “Mirip bagaimana manusia mempelajari kubus rubik atau memahami instrumen,” jelasnya.

Dyer menambahkan, jika Anda melihat buku teks, itu akan menunjukkan bahwa anak-anak sekitar usia 4 atau 5 tahun dapat belajar bagaimana melakukan tingkat matematika yang sama. Tetapi itu tidak berarti anak-anak tidak bisa mempelajarinya lebih awal; saat itulah mereka biasanya diajarkan di sekolah.

Jadi, jika lebah dapat menambah dan mengurangi 1 dari angka yang ada, dapatkah mereka melampaui itu, dan melakukan operasi matematika serial, seperti 2 ditambah 1 ditambah 1?

Dyer berupaya, akan meneliti lebih jauh. Tentunya, “siswa lebah madu” pun akan memiliki pekerjaan lebih banyak di kelas.

 

Kotak eksperimen lebah madu memecahkan soal matematika. Sumber: Jurnal Science Advances, 6 Februari 2019, volume: 5/open-access article

 

Lebah [bee] berbeda dengan tawon [wasp]. Mengutip laman LIPI, lebah menghasilkan madu sementara tawon predator [pemangsa] bersifat parasitoid tanpa menghasilkan madu. Lebah menyengat untuk mempertahankan diri dari gangguan sementara sengatan tawon berfungsi sebagai alat berburu mangsa.

Lebah madu bisa diternakkan atau dipelihara, sementara tawon merupakan pemangsa alami yang agresif. Koloni lebah madu memiliki populasi lebih dari 75.000 ekor sementara koloni tawon sekitar 10.000 ekor. Pastinya, keduanya berasal dari anggota serangga Hymenoptera. [Berbagai sumber]

 

 

Exit mobile version