Mongabay.co.id

Pekerja HTI di Riau Tewas Kena Terkam Harimau

Di Medan Zoo, saat ini ada 9 individu harimau sumatera dan 6 individu harimau benggala. Foto: Ayat S Karokaro/Mongabay Indonesia

 

 

 

 

Konflik harimau dan manusia terjadi lagi. Kali ini, Muhammad Amri, seorang pekerja perusahaan hutan tanaman industri (HTI), PT Riau Indo Agro Palma (RIA), di Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Indragiri Hilir, Riau, tewas kena terkam harimau Sumatera, Kamis (23/5/19). Tiga hari sebelum itu, tak jauh dari tempat kejadian, pencari ikan juga dikejar si raja hutan.

Pagi itu, pekerja berusia 32 tahun ini, sedang panen akasia bersama tujuh rekan yang lain. Mereka bekerja berpencar. Sekira pukul 10.30 pagi, tujuh rekan kembali ke kamp untuk istirahat. Amri tak ada. Rekan kerja khawatir dan mulai mencari.

Baca juga: Harimau Terkam Buruh Kebun Sawit di Riau, Apa Kata Mereka?

Saat mencari pada pukul 11 siang, mereka melihat si belang tak jauh dari jasad Amri dengan kondisi telungkup. Laporan kepolisian menyebut, terdapat luka bagian tengkuk, leher, kepala bagian belakang dan mata sebelah kanan.

Suharyono, Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mengatakan, kalau melihat bekas gigitan dan luka Amri, dipastikan korban mati diterkam harimau.

“Istirahat (Amri) ndak ada. Dicari sama temannya. (Amri) ditemukan tertelungkup. Diduga (diterkam) dari belakang,” kata Suharyono, BBKSDA Riau, Jumat (24/5/19).

Jasad Amri Jumat kemarin dibawa langsung ke kampungnya di Sambas, Kalimantan Barat. Harimau di konsesi HTI milik Sinar Mas Group ini sudah terpantau sejak 1,5 bulan lalu.

 

Zona merah harimau sumatera yang sering terlihat warga di kanal 29 kebun sawit PT THIP, Senin (19/3/18). Foto: Zamzami./ Mongabay Indonesia

 

Suharyono sudah mendapat laporan bahkan sejumlah pekerja tak jarang melihat si belang. “(Harimau) sudah muncul bahkan sempat terekam video (karyawan) dan beberapa karyawan sudah melihat. Kami BKSDA bersama PT RIA sudah sosialisasi ke karyawan, tak boleh bekerja sendiri, atau memisah sendiri,” katanya.

Dalam sosialisasi itu, BKSDA juga memberi tindakan bagaimana cara mengadapi harimau kalau tiba-tiba berpapasan. Perusahaan juga memasang plang peringatan ada satwa liar.

Baca juga: Cerita Warga Dusun Sinar Danau yang Terteror Harimau (Bagian 1)

Meski sudah jatuh korban dalam konflik harimau dan manusia ini, BKSDA belum berencana mengevakuasi harimau. Suharyono bilang, sudah menempatkan tim di lokasi dan memantau terus keberadaan harimau.

“Tim kami ada (di sana), (ada) tim medis dan pengamanan. Kami memantau. Belum berencana mengambil tindakan evakuasi harimau. Itu memang daerah hidupnya. Harimau gak sendirian di sana. Ada beberapa di lanskap Kerumutan.”

Konsesi RIA berada dalam satu lanskap dengan kantong harimau di hutan gambut Suaka Margasatwa Kerumutan. Menurut data olahan Forum Harimau Kita 2018, lanskap Kerumutan sebagai habitat kecil dan berdasarkan bentang alam konservasi dan informasi hasil survei populasi terbaru periode 1998-2007 populasi antara 1,27-5,5 individu dalam radius 100 km persegi.

Masih di kecamatan dan lanskap sama, pada awal 2018, satu harimau bernama Bonita, mengamuk berbulan-bulan di konsesi sawit milik PT Tabung Haji Indo Plantations (THIP) di Dusun Sinar Danau. BKSDA dan sejumlah pihak berhasil menangkap dan mengevakuasi harimau itu setelah jatuh tiga warga tewas.

Rayo, Ketua RT di Dusun Sinar Danau, Kecamatan Pelangiran kepada Mongabay mengatakan, tiga hari sebelum kejadian di RIA, warga yang mencari ikan dengan memasang perangkap ikan seperti penilar di sekitar lokasi berpapasan dengan harimau. Dia dikejar hingga terdesak ke tepi kanal, bersyukur selamat setelah berhasil naik ke sampan.

Lokasi kejadian, katanya, di perbatasan antara dua konsesi yakni kebun akasia RIA, dan kebun sawit THIP. Sejak pertama kali harimau itu muncul 1,5 bulan lalu, warga kembali was-was kalau kejadian Bonita berulang.

 

Keterangan foto utama:Ilustrasi. Harimau Sumatera, makin terdesak. Ruang hidup mereka berubah jadi berbagai peruntukan, tak pelak, konflik harimau dan manusia pun terjadi, seperti kejadian di Riau, seorang pekerja HTI tewas kena terkam harimau. Lokasi itu memang bagian dari habitat harimau Sumatera. Foto: Ayat S Karokaro/ Mongabay Indonesia

 

Ratusan warga Pulau Muda, Pelalawan protes di pabrik sawit PT THIP terkait dengan teror harimau Sumatera, Senin (12/3/18). Foto: Facebook Rosli Buyung/Mongabay Indonesia

 

 

 

 

 

 

Exit mobile version