Mongabay.co.id

Habis Rumput Laut, Terbitlah Pantai Pandawa

 

Desa Kutuh, Badung, Bali yang gersang kini menjadi rute plesiran di Bali selatan. Pihak desa membuka akses ke pantai di pesisir Samudera Hindia dengan memotong bukit kapur.

Proyek yang dimulai 1995 ini menunjukkan hasil belasan tahun kemudian. Pada 2012, desa meluncurkan Pandawa Beach Festival sebagai tanda diresmikannya obyek wisata baru yang sebelumnya dibuatkan nama generik oleh turis, Secret Beach ini. Membelah bukit, mengais dolar. Demikian semangat yang dipompa untuk meniupkan harapan.

Tujuh tahun kemudian, perubahan kawasan pantai terus terjadi. Mesin pengeruk tak pernah rehat. Demikian juga pembangunan usaha turisme di bebukitan kapur. Hotel dan villa bertengger bak jamur di musim hujan, di atas bebukitan untuk mendapat pemandangan laut lepas.

baca : Jejak Abrasi di Kuta, Hilangnya Bekas Pelabuhan di Pantai Jerman

 

Anak-anak bermain kejar-kejaran dengan ombak di tepi Pantai Pandawa, Badung, Bali yang berombak besar. Foto: Luh De Suriyani/Mongabay Indonesia.

 

Aneka fasilitas tambahan terus dibangun, misalnya panggung pertunjukan tari Kecak dan taman buatan untuk selfie di sejumlah titik. Aji mumpung. Mumpung sedang populer.

Melesatnya popularitas Pantai Pandawa juga terdongkrak oleh lokasinya yang strategis. Jika berkendara, jalurnya searah ke Garuda Wisnu Kencana, Pandawa, kemudian Nusa Dua. Dalam satu hari, juga bisa mengakses beberapa pantai di Uluwatu, Jimbaran, dan Kuta.

Jalan desa Kutuh yang sempit kemudian jauh lebih lebar ketika mulai masuk kawasan proyek pemotongan bukit. Jelang gerbang loket tiket, dari gerbang sudah terlihat bagaimana bebukitan ini terbelah oleh jalan mulus aspal. Warnanya kontras, hitam, biru, dan putihnya bukit batu kapur.

Di kanan kiri bukit sudah terbangun hotel megah. Investasi memang tak mau menunggu kesempatan hilang. Sejumlah papan terpancang menandakan tanah bukit ini sudah dimiliki oleh sejumlah perusahaan.

Ketika bukit sudah tersibak, terhamparlah pemandangan laut biru lazuardi dan hijau toska dari kejauhan. Ombak menggulung dan menghempas di karang.

baca juga : Mendendangkan Slank di Tepi Campuhan

 

Penjaja jasa kano dan jaket pelampung menunggu turis di area bermain kano yang relatif tenang dan dangkal di tepi Pantai Pandawa, Badung, Bali. Foto: Luh De Suriyani/Mongabay Indonesia

 

Bus-bus besar dengan rombongan turis berjalan perlahan karena jalan terus menurun cukup terjal. Di sebelah kiri bebukitan, ada goa-goa buatan berisi patung figur wayang Panca Pandawa. Lima sekawan dalam epos Mahabharata ini diletakkan berjejer. Mulai dari Dewi Kunti, Dharma Wangsa, Arjuna, Bima, Nakula dan Sahadewa. Kendaraan dilarang berhenti karena tikungan dan medan menurun tajam. Pengendara berjalan lambat sambil memotret patung-patung berukuran besar ini.

Sampai di kawasan pantai, pengelola sudah mengantisipasi dengan menyediakan parkir luas untuk bus-bus panjang. Para supir bisa mengarahkan turis di sejumlah titik. Sebuah mercusuar nampak terlihat megah di antara warung, restoran, dan sarana lainnya. Pantai Pandawa terlihat makin padat bangunan, dan ditata parsial.

Selain pantai landai, berpasir putih, dan karang-karangnya, Pantai Pandawa beruntung mendapat atraksi paragliding di Bukit Timbis. Belasan paraglider dengan alatnya yang berwana warni menyemarakkan langit dan laut yang dijadikan area penghobi paralayang ini.

Seorang ibu yang sedang menjaga warungnya adalah mantan petani rumput laut di Desa Kutuh. Ia kangen dengan hamparan rumput laut yang kini hilang. “Hasil panen makin buruk,” ingatnya. Warungnya masih menggunakan bilah-bilah bambu pondokan petani rumput laut. Bambu adalah bahan yang sesuai di pantai, karena tak memerlukan besi yang mudah berkarat karena air dan angin laut.

menarik dibaca : Waspada Terjangan ‘Air Mata Setan’ di Nusa Lembongan

 

Patung Panca Pandawa berjejer di goa-goa buatan di tebing Pantai Pandawa, Badung, Bali. Foto: Luh De Suriyani/Mongabay Indonesia.

 

Sepasang turis perempuan tak henti-hentinya bereksplorasi dengan memotret diri bergantian, di balebengong, karang, pantai, dan lainnya. Payung-payung pantai berjejer untuk disewakan atau fasilitas dari restoran sekitar. Dorongan pariwisata massal membuat Pandawa harus membuka banyak lahan untuk tempat makan di pantai. Terutama melayani grup-grup turis dengan bus.

Sejumlah bendera merah dilarang berenang ditancapkan di titik dengan ombak besar dan pantai berpalung. Tak sedikit melanggar zona larangan ini dengan tetap masuk ke dalam laut. Anak-anak berkejaran dengan ombak sambil bermain pasir.

Titik aman berenang di area permainan kano karena pengelola pantai memasang krib penahan ombak. Puluhan penjaja jasa kano dan jaket pelampung aktif mendatangi turis. Di area ini terlihat banyak tim penyelamat Balawisata berjaga-jaga mengawasi ratusan orang di pantai.

I Wayan Kasim, Manajer Obyek Wisata Pantai Pandawa ini berkisah suka duka membelah bukit kapur sampai ganti empat kali kontraktor saking beratnya medan. Ia terlibat dalam proyek ini karena menjabat sebagai Ketua LPM sejak 2009, dan akan lengser pada 2020.

baca juga : Bahkan Obama pun Terpesona Istana Air Ini

 

Turis berpose di sejumlah titik, memburu yang paling ciamik di tepi Pantai Pandawa, Badung, Bali. Foto: Luh De Suriyani/Mongabay Indonesia

 

Perbekel atau pimpinan desa saat itu, I Nyoman Mesir, mengusulkan ide membuka bukit ini dalam Musrenbang tahun 1995, warga pun sepakat. “Tidak ada perencanaan kapan selesai, ternyata selesai dalam 12 tahun,” tutur Kasim, ditemui Sabtu (20/7/2019). Karena perjuangan Desa Kutuh membuka tebing, Mesir memberi usulan nama Pandawa karena mirip perjuangan Panca Pandawa saat dibuang ke hutan oleh Kurawa. Agar ada ikon, diletakkan patung-patung Pandawa dalam gua-gua buatan di tebing.

Desa membangun sarana pendukung pantai, mengaspal jalan, dan membuka area pinggir pantai sampai sekitar 2 kilometer. Memanfaatkan sekitar empat hektar lahan desa adat dan pelaba (aset) pura, tanah milik investor, dan pribadi. “Dulu warga sini menyebutnya Pantai Penjejekan,” sebut Kasim.

Ia mengisahkan, sebagian besar warga kategori miskin, susah beras dan air. Saat paceklik, warga mengolah ubi jalar yang mengandung racun. Ubi dicacah, dijemur, lalu diinjak saat air surut di laut agar racunnya hilang. Inilah ikhwal kata Penjejekan yang berasal dari kata jejek, bahasa Bali yang berarti injak.

Selain hasil kebun di lahan kering, hasil warga adalah dari ladang rumput laut. Namun kini tak terlihat lagi. Kasim mengatakan pihaknya ingin membangkitkan lagi rumput laut, bahkan hendak menggaji petaninya. Ia menyadari ladang rumput laut bisa jadi daya tarik di area ini. Namun tak berhasil merekrut warga untuk bertani rumput laut.

menarik dibaca : Ada Monyet Kegemukan Di Bali

 

Desa Kutuh membelah tebing, mengais dollar dari destinasi wisata Pantai Pandawa, Badung, Bali. Foto: Luh De Suriyani/Mongabay Indonesia.

 

Pantai ini pernah disebut turis dengan nama Secret Beach, karena saat itu sedikit yang tahu. Pada Maret 2016, Pemkab Badung ikut mengelola dengan mencetakkan tiket masuk dan membantu pengembangan fasilitas lain. Pemkab Badung mendapat 25% dari retribusi tiket. Pada Juli 2019, harga tiket domestik Rp8000/orang dan motor Rp2000.

Kasim mengakui pembangunan terus bertambah agar pantai tak monoton, namun belum ada master plan pengelolaan kawasan Pantai Pandawa. Kunjungan 2500-3000 orang per hari kecuali bulan puasa. Liburan sekolah melonjak jadi 5000, bahkan tahun baru lalu tercatat 27 ribu orang.

Jika dirata-ratakan tiap orang Rp10 ribu, dalam sehari pemasukan dari tiket masuk saja mencapai Rp50 juta jika pengunjung domestik 5000 orang. Inilah berkah alam untuk manusia. Kasim menyebut, Pandawa kini jadi bagian dari rute perjalanan plesiran rute Nusa Dua-GWK-Uluwatu. Obyek wisata yang memanfaatkan alam, pantai, bukit kapur, dan tebing.

Tantangannya pun alam. Pengelola harus bersiap dengan mitigasi bencana. Saat ini nampak papan petunjuk arah evakuasi jika ada peringatan bencana. “Kurang sirine tsunami, baru menggunakan pengeras suara untuk informasi penting,” kata Kasim. Saat gempa 5,8 SR Juli lalu, ia merasakan goncangan naik turun cukup keras karena Bali selatan paling dekat dengan titik gempa.

 

 

Exit mobile version