Mongabay.co.id

Titik Api Bermunculan di SM Padang Sugihan Sebokor, Palembang Waspada

 

 

Sejumlah titik api mulai ditemukan di wilayah Suaka Margasatwa Padang Sugihan Sebokor, di Kabupaten Banyuasin dan Ogan Komering Ilir [OKI], Sumatera Selatan. SM Padang Sugihan Sebokor merupakan rumah bagi 42 individu gajah jinak dan liar.

“Minggu kemarin ditemukan 12 hotspot, tapi Senin tidak terdekteksi lagi,” kata Adio Syafri dari Hutan Kita Institut [HaKI], Senin [09/9/2019].

Adanya titik api di wilayah SM Padang Sugihan Sebokor dibenarkan Yusuf Bahtimi, peneliti CIFOR. “Ya, berdasarkan pantauan tim kami pada Minggu, dari wilayah perbatasan SM Padang Sugihan Sebokor yakni Desa Perigi Talangnangka, Kabupaten OKI, terlihat adanya kepulan asap yang diperkirakan dari SM Padang Sugihan Sebokor.”

Belajar dari kebakaran hutan sebelumnya, seperti 2015 lalu, kabut asap tebal akan melanda Palembang jika SM Padang Sugihan Sebokor terbakar. “Posisi SM Padang Sugihan Sebokor di timur dan tenggara Palembang. Selama musim kemarau ini, angin berhembus dari tenggara, sehingga asap terbawa ke Palembang,” katanya.

Baca: Mungkinkah, Bentang Alam Suaka Margasatwa Padang Sugihan Sebokor Diselamatkan?

 

Sejumlah titik api terpantau di lahan gambut yang masuk kawasan SM Padang Sugihan Sebokor, berbatasan dengan lahan gambut yang dikelola masyarakat Desa Perigi Talangnangka, Kabupaten OKI, Sumatera Selatan. Foto: CIFOR

 

“Seperti kebakaran di Muara Medak di Kabupaten Musi Banyuasin, yang asapnya dirasakan masyarakat Kota Jambi. Sebab, Muara Medak di tenggara Jambi,” lanjut peneliti yang sejak 2015 melakukan riset lahan gambut di Sumatera Selatan.

Kabut asap dirasakan mulai mengganggu warga Palembang, pada Minggu [08/9/2019] malam hingga Senin [09/9/2019] dini hari. Para pengendara sepeda motor merasakan perih di mata jika tidak menggunakan kacamata.

Yusuf berharap, ada upaya ketat mencegah kebakaran yang luas di kawasan SM Padang Sugihan Sebokor. “Jika kawasan ini terbakar, sulit dipadamkan, selain lahan gambutnya luas, aksesnya juga sulit. Palembang pun akan berkabut asap yang menyebabkan banyak kerugian, termasuk keselamatan gajah yang hidup di kawasan konservasi tersebut,” katanya.

Baca: Gajah di Pesisir Timur Sumsel Tetap Berkembang Meski Habitatnya Terancam

 

Kanal di lahan pertanian di Desa Perigi Talangnangka, Kabupaten OKI, Sumatera Selatan, yang selama musim penghujan airnya luber, tapi ketika kemarau kering. Foto: CIFOR

 

Kawasan SM Padang Sugihan Sebokor pertama kali ditetapkan pemerintah melalui Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor 004/Kpts-II/1983 tanggal 19 April 183 seluas 75 ribu hektar, yang sebelumnya direncanakan untuk lokasi transmigran. Lokasi ini eks HPH PT. Wijaya Murni dan Daya Penca.

Pada 2014, berdasarkan SK Menteri KLHK No.454/MENLHK/SETJEN/PLA.2/6/2016 luasnya menjadi 88.148,05 hektar. Sebelum ditetapkan sebagai suaka margasatwa, sekitar 232 individu gajah liar terkurung di area transmigran Sugihan tersebut.

 

Topan [belakang] dan Tulus [depan], gajah sumatera yang hidup di SM Padang Sugihan Sebokor. Foto: Nopri Ismi/Mongabay Indonesia

 

Ada 18 desa yang berbatasan langsung dengan SM Padang Sugihan Sebokor. Di Kabupaten Banyuasin antara lain Desa Sebokor, Karang Anyar, Margo Mulyo, Purwodadi, Sumber Makmur, Sidomulyo, Air Gading, Tirto Raharjo, Desa Baru, Suka Pindah, Siju, dan Plaju Sialang. Sementara di Kabupaten Ogan Komering Ilir [OKI] ada Desa Perigi Talangnangka, Rambai, Air Rumbai, Bukit Batu, Deling. dan Riding.

Jika setiap desa, rata-rata berpenduduk empat ribu jiwa, diperkirakan sekitar 72 ribu jiwa berpotensi mengakses kawasan SM Padang Sugihan Sebokor. Sementara, perusahaan yang dekat dengan lokasi kawasan konservasi tersebut, selain perusahaan sawit, ada HTI dan PT. OKI Pulp & Papers Mills.

Baca juga: Pesisir Timur Sumatera Selatan Kian Berkembang, Bagaimana Nasib Gajah?

 

Peta Suaka Margasatwa Padang Sugihan Sebokor di antara konsesi HTI, perkebunan sawit, dan lahan pertanian masyarakat. Peta: Forum DAS Sumsel

 

Titik api meningkat

Sampai hari ini, sekitar 2.000 hektar lahan terbakar di berbagai wilayah di Sumatera Selatan. Upaya pemadaman dilakukan baik darat maupun udara menggunakan enam helikopter. Sementara, jumlah titik api hingga Senin [09/9/2019] yang terpantau BPBD Sumatera Selatan sekitar 371 titik api, seperti diberitakan sejumlah media massa di Palembang.

“Jika beberapa hari ke depan hujan tidak turun di lahan gambut Sumatera Selatan, potensi kebakaran besar sangat mungkin terjadi. Kabut asap tebal melanda Palembang. Jadi, pengawasan aktivitas pertanian dan perkebunan di lahan gambut harus dilakukan. Sehingga, benar-benar bebas pembakaran lahan sekecil apa pun, sebab api kecil cepat meluas di lahan gambut dengan kondisi kering sekarang,” papar Yusuf.

 

 

Exit mobile version