Mongabay.co.id

Foto: Gagang Bayam Timur, Si Burung Migran Berkaki Panjang

 

Paruhnya tidak berhenti mematuk ke dalam air berlumpur. Polanya seperti orang sedang menanam jagung menggunakan alat penancap tanah. Kaki panjangnya terus melangkah, sesekali beradu cepat dengan kawannya. Kemudian terbang sebentar, lalu kembali lagi mematuk-matuk untuk mendapatkan mangsa. Suaranya terus mengeras, bersama liukan langkah kaki panjangnya. Dia gagang bayam timur, si burung migran seperti halnya seorang model yang sedang berjalan di catwalk.

Burung dengan nama latin Himantopus leuchocepalus ini ciri-cirinya mempunyai dua warna dalam tubuh, yaitu hitam dan putih. Memiliki panjang tubuh 37 cm. Kaki panjangnya berwarna merah muda. Sayap dan tengkunya berwarna hitam. Sementara itu, untuk kepala dan tubuhnya berwarna putih.

baca : Burung Migran yang Pasti Datang ke Tanjung Panjang

 

Burung gagang bayam timur saat mencari mangsa di tambak garam. Burung ini mempunyai nama latin Himantopus leuchocepalus. Foto: Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia

 

Burung ini baru bisa dibedakan antara jantan dan betina ketika dewasa, dilihat dari paruhnya. Foto: Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia

 

Burung ini antara jantan dan betina itu baru bisa dibedakan saat dewasa, hal itu dapat dilihat dari paruhnya. Burung betina mempunyai paruh agak membengkok keatas, dan ukuran kepalanya relatif lebih kecil dibandingkan dengan yang jantan.

Sedangkan, saat muda gagang bayam timur ini mempunyai ciri-ciri di warna kepalanya yang abu-abu, dan warna punggung agak kecoklatan.

Burung gagang bayam timur atau white headed stilt, yang masuk dalam famili Recurvirostridae. Menurut etimologi, nama genusnya yaitu Himantopus, yang bermula dari bahasa Yunani, yaitu himant (tali) dan pous (kaki). Sementara itu, nama spesiesnya leucochepalus yang berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu leuco, memiliki arti putih dan cephal mempunyai arti kepala.

baca juga : Menanti Kunjungan Burung Migran di Danau Limboto

 

Burung gagang bayam timur merupakan unggas yang lebih sering datang ke kawasan rawa-rawa payau atau air tawar. Foto: Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia

 

Pola sebaranya beragam di berbagai negara, diantaranya adalah Australia, Filipina, Selandia Baru, dan Indonesia. Foto: Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia

 

Lingkungan

Pola sebaranya beragam di berbagai negara, diantaranya adalah Australia, Filipina, Selandia Baru, begitu juga dengan Indonesia. Status konservasinya menurut International Union for Conservation of Nature and Natural Resource (IUCN), sebuah organisasi Internasional yang didedikasikan untuk konservasi sumber daya alam, spesies ini memiliki status beresiko rendah (Least Concern), atau tidak memenuhi kategori kritis, maupun mendekati terancam punah.

Burung gagang bayam timur merupakan unggas yang lebih sering datang ke kawasan rawa-rawa payau atau air tawar, seperti di tambak ikan, garam, muara sungai dan laut, mangrove, gosong pasir, danau yang dangkal, maupun sawah.

Umumnya, saat mencari makan burung ini biasa ditempat berlumpur yang merupakan ekosistem produktif karena memiliki peran sebagai sumber zat hara. Sehingga, lumpur merupakan tempat yang penting bagi makhluk hidup, salah satunya yaitu burung air gagang bayam timur.

menarik dibaca : Foto: Cantiknya Burung Migran

 

Memangsa jenis hewan invertebrata atau averbrata kecil seperti udang maupun ikan kecil. Foto: Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia

 

Spesies ini memiliki status beresiko rendah (Least Concern), atau tidak memenuhi kategori kritis, maupun mendekati terancam punah. Foto: Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia

 

Karakter hidupnya berpasangan ataupun dalam kelompok yang kecil antara lima sampai puluhan. Memangsa jenis hewan invertebrata atau averbrata kecil, yaitu hewan yang tidak memiliki tulang belakang seperti udang maupun ikan kecil.

Jika bertelur, burung gagang bayam timur ini sebelumnya membuat sarang yang dibuat dari seresah, kemudian ditaruh diatas tumpukan lumpur. Memiliki telor berwarna hijau muda kemerahan, jumlahnya santara 3-4 butir dalam sekali berbiak. Masa berkembangbiak antara bulan mei sampai dengan bulan agustus. Disaat musim dingin, untuk bertahan hidup mereka bermigrasi ke Sulawesi, Sunda Besar hingga Filipina.

 

Burung Air Migran

Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Seloliman, Trawas, Mojokerto, dalam jurnal “Mengenal Satwa Migran” mengkategorikan burung gagang bayam timur termasuk burung yang bermigrasi ke Indonesia, merupakan jenis burung air yang secara ekologis keberadaanya tergantung pada lahan basah (wetland).

Menurut catatanya, jumlah burung air yang ada di seluruh dunia tercatat 32 famili yang terdiri dari 833 jenis, dan Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah jenis burung air tertinggi di dunia.

Secara terperinci burung air yang ada di Indonesia ini digolongkan menjadi 184 jenis di dalam 20 famili, diantaranya adalah jenis Scolocidae dan Charadriidae.

Di dunia ini, terdapat 214 jenis burung air migran, dan tidak kurang dari 126 jenis burung air migran ini bermigrasi melintas antara daerah Jawa dan Bali, akan tetapi mereka ini tidak berkembang biak pada daerah itu.

Dari sejumlah jenis tersebut, 46 jenis diantaranya dapat dijumpai di Pulau Jawa. Terutama jenis burung Scolopidae atau pelatuk dan Charadridae atau trulik.

baca juga : Burung Air Makin Terancam, Ini Penyebabnya…

 

Ciri-cirinya mempunyai dua warna dalam tubuh, yaitu hitam dan putih. Memiliki panjang tubuh 37 cm. Foto: Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia

 

Memiliki telor berwarna hijau muda kemerahan, jumlahnya santara 3-4 butir dalam sekali berbiak. Foto: Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia

 

Pulau Jawa dan Bali, menurut catatan yang diterbitkan pada tahun 2007 itu penghuni terbanyak burung air ini adalah burung famili Scolopacidae dan Charadriidae, mempunyai jumlah jenis yang banyak dan tersebar luas. Semua anggota famili ini mempunyai kaki panjang, sayap meruncing dan paruh ramping memanjang. Paruhnya ini yang digunakan untuk mencari mangsa ke dalam lumpur, seperti cacing dan inverbrata kecil yang tersembunyi.

Kebanyakan merupakan jenis pengembara. Disebutkanya, ada 35 jenis burung famili Scolopacidae dan 16 jenis burung famili Charadriidae yang sudah pasti tercatat di Sunda Besar.

 

Exit mobile version