Mongabay.co.id

Begini Cara Petani Buah di Lamongan Berbagi Keberkahan

 

Menyaksikan puluhan gunungan dari buah-buahan yang dibuat oleh warga membuat sebagian pengunjung antusias untuk mengabadikannya. Dengan menggunakan smartphone mereka tampak antusias berfoto dengan latar belakang gunungan buah-buahan setinggi sekitar tiga meter diatas mobil pikap. Ada juga yang berswafoto seraya memakan buah yang dibagikan secara gratis dalam kegiatan bertajuk “Festival Latukan Pesta Buah” di lapangan sepak bola Desa Latukan, Kecamatan Karanggeneng, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Minggu (03/11/2019).

Festival ini merupakan tahun kedua yang dihelat saat musim panen raya tiba, digagas oleh pemuda setempat yang ingin memperkenalkan kepada khalayak umum bahwa di desa Latukan yang terpencil juga memiliki hasil bumi yang melimpah, seperti buah semangka, melon, blewah, dan juga sunrise. Festival itu memang bertujuan mempromosikan hasil panen buah kepada masyarakat luas untuk meningkatkan penjualan dan pemasaran.

Tidak hanya pesta makan buah gratis, acara yang dimulai sejak pagi ini menyuguhkan berbagai rangkaian kegiatan. Sebelumnya, panitia memfasilitasi wisatawan yang datang berkunjung untuk membeli buah di lahan petani. Pengunjung yang datang berlainan desa maupun dari daerah lain bisa menikmati hasil kekayaan alam di desa ini dengan melihat hamparan sawah, memetik buah sendiri, dan berinteraksi langsung dengan para petani.

Selepas itu, pengunjung bisa menyaksikan atraksi arak-arakan pawai buah yang berasal dari sumbangan dan partisipasi warga setempat, “Ada 15 Gunungan yang diarak dengan menggunakan pikap, kemudian berhenti di lapangan, lalu diberikan secara gratis ke masyarakat yang datang berkunjung,” ujar Arif Nur Hidayat, selaku ketua pelaksana.

baca : Lahan Kritis Itu Kini jadi Kebun Buah dan Sedot Wisatawan

 

Masyarakat memenuhi acara Festival Latukan Pesta Buah dengan puluhan gunungan berbahan-buah di lapangan Desa Latukan, Kecamatan Karanggeneng, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Foto: Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia

 

Peserta bersiap membagi buah gratis kepada pengunjung saat acara Festival Latukan Pesta Buah, Karanggeneng, Lamongan, Jatim. Pada musim kemarau yang mungkin di daerah lain menjadi bencana panjang dan kekeringan. Bagi warga setempat, kemarau panjang ini menjadi berkah tersendiri. Foto: Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia

 

Ungkapan Rasa Syukur

Mendung yang bergelayut tidak menyurutkan antusias wisatawan datang berkunjung. Siang beranjak sore, ribuan wisatawan tumpah ruah di lapangan sepak bola meski gerimis tiba. Sambil menunggu pejabat yang akan datang, para pengunjung bisa mencicipi aneka buah semangka, melon, dan sunrise. Buah tersebut diambilkan oleh panitia dari gunungan setelah diarak, buah itu kemudian di potong-potong dan dibagikan ke pengunjung secara gratis. Di sudut lain, tampak puluhan stan memamerkan produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), ada juga yang menjual buah-buah unggul hasil panen petani desa setempat.

Keriuhan di stan makan buah gratis semakin menjadi tatkala pejabat sudah datang. Para pejabat kemudian membagikan buah dari gunungan itu dengan cara dilemparkan ke pengunjung. “Menarik, ini baru pertama kalinya saya datang ke pesta ini, sekalian memperkenalkan ke anak-anak hasil jerih payah petani,” kata Ismiatul Sholihah (39), pengunjung asal Bojonegoro, dia mengaku datang ke acara ini bersama keluarganya.

Perempuan dua anak ini berharap, tradisi seperti ini bisa terus dilestarikan. Kedepan, jangan sampai hilang. Sebagai perbaikan, untuk acara selanjutnya lebih memperhatikan sampah buah yang dibuang sembarangan, sehingga bisa menganggu pemandangan.

Arif Nur Hidayat yang juga Sekertaris Desa Lantuka menjelaskan festival panen buah itu diadakan karena ingin berbagi keberkahan dan rezeki kepada masyarakat. Pasalnya, pada musim kemarau yang mungkin di daerah lain menjadi bencana panjang dan kekeringan, bagi warga setempat kemarau panjang ini menjadi berkah tersendiri dengan panenan yang melimpah. “Lebih kurang ada 8 ton buah yang kami bagikan ke warga yang hadir,” ujarnya bangga.

Tercatat panen buah berasal dari 380 hektare lahan Desa Lantuka.. Jika tahun lalu, acaranya hanya festival makan buah gratis, untuk tahun ini ditambah dengan arak-arakan buah dari warga, agar menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang hadir.

baca juga : Hasanudin, Pelestari Pohon Buah Lokal yang Tak Kenal Lelah

 

Bupati Lamongan, Fadeli (tengah bertopi) membagikan buah ke pengunjung pada Festival Latukan Pesta Buah. Pemerintah setempat akan terus mengupayakan dengan memberikan bantuan untuk mencarikan jalan keluar permasalahan yang dihadapi petani. Foto: Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia

 

Pengunjung menangkap buah yang dibagikan secara gratis padaFestival Latukan Pesta Buah. Festival ini merupakan tahun kedua yang dihelat saat musim panen raya tiba. Foto: Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia

 

Petani Milenial

Dalam menyambut era industrialisasi 4.0, Rujito, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Lamongan mengapresiasi terselenggaranya Festival Buah ini. Kedepannya, pihaknya akan bekerjasama dengan Dinas Pariwisata agar destinasi wisata agro bisa tampil mempunyai nilai jual lebih tinggi.

Uniknya, petani Desa Lantuka lebih modern terhadap teknologi. “Sekarang ini petani mulai di dominasi oleh petani yang menuju milenial, artinya petani yang sudah tidak lagi gaptek,” ungkapnya.

Sedangkan Bupati Lamongan, Fadeli, menilai melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), produktivitas panen buah Desa Lantuka meningkat pesat mencapai ribuan ton dari tahun ke tahun. Sumber daya alam yang dimiliki juga bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, wisatanya bagus, pertaniannya bagus, termasuk panen semangka, bahkan bisa dikemas secara kreatif dan inovatif seperti festival tahun ini.

Fadeli mengatakan, dengan begitu dampaknya tidak hanya dirasakan oleh warga Lamongan saja. Tetapi juga desa-desa dari Kabupaten tetangga seperti Jombang, Tuban, Bojonegoro. “Acara seperti ini harapanya bisa terus memotivasi seluruh masyarakat yang ada di Lamongan. Kedepan semoga pertanianya bisa lebih baik lagi, lebih sempurna hasil pertanianya,” katanya.

perlu dibaca : Potensi Berlimpah, Presiden Minta Kembangkan Serius Buah Lokal

 

Pengunjung membeli buah dalam kegiatan “Festival Latukan Pesta Buah”. Tujuan diadakan Festival ini yaitu ingin berbagi keberkahan dan rezeki kepada warga lain yang datang berkunjung. Foto: Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia

 

Buah-buahan pada Festival Latukan Pesta Buah tersebut merupakan hasil dari petani desa Latukan. Dengan komoditas utamanya yaitu semangka, melon dan sunrise. Foto: Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia

 

Untuk itu, pemerintah akan terus berupaya memberikan bantuan dengan mencarikan jalan keluar permasalahan yang dihadapi petani, misalnya dengan menggandeng perusahaan sari buah ketika harga buah jatuh saat panen raya tiba.

“Tadi saya tanya, ini kekuatan buah berapa lama? Maksimal tiga minggu. Ini harus kita carikan jalan keluarnya. Bagaimana nanti bisa sampai tiga bulan,” pungkasnya.

Sementara, Totok Rudy Supriyanto, ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Lamongan menyebut, pada panen raya tahun ini, petani Desa Latukan mampu menghasilkan 5.600 ton dari berbagai jenis buah seperti semangka, melon, sumrise dan juga blewah di lahan seluas 280 hektare. Rata-rata per hektarnya menghasilkan Rp35 juta dari hasil produksi tahun ini.

 

Pengunjung menikmati buah yang dibagikan secara gratis pada acara Festival Latukan Pesta Buah. Foto: Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia

 

Exit mobile version