Mongabay.co.id

Aksi Profauna Kampanyekan Penyelamatan Lutung Jawa

 

“Stop Perdagangan Lutung Jawa”. Begitu tulisan dalam baliho yang dibentangkan beberapa orang aktivis Protection of Forest and Fauna (Profauna) di Car Free Day (CFD) jalan Ijen, Kota Malang, Jawa Timur, Minggu pagi (15/12/2019). Tidak hanya baliho, sebagian dari mereka juga membawa poster bertuliskan “Save Lutung Jawa”.

Aksi mereka ini lantas menjadi perhatian bagi para pengunjung yang melintas di jalan yang dibangun oleh seorang arsitek asal Belanda, Herman Thomas Karsten ini.

Tidak seperti masa aksi pada umumnya yang kampanyenya diiringi dengan orasi atau teaterikal. Para peserta aksi ini hanya berjalan kaki sambil membagikan stiker. Kadang berhenti di titik keramaian. Sesekali koordinator aksi melayani beberapa pengunjung yang ingin tahu informasi lebih.

baca : Lutung Jawa Ini Siap Dilepasliarkan di Hutan Coban Talun Jatim

 

Para relawan dan aktivis Profauna diantara para pengunjung Car Free Day Kota Malang saat aksi kampanye penyelamatan lutung jawa. Foto: Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia

 

Kampanye penyelamatan lutung jawa diikuti puluhan relawan, dengan membentangkan spanduk bertuliskan “Stop Perdagangan Lutung Jawa”. Foto: Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia

 

Seorang dengan menggunakan kostum boneka lutung jawa berada di depan rombongan masa aksi. Tanganya melambai, bersikap ramah ke para pejalan kaki. Jelmaan satwa bernama latin Trachypithecus auratus bergerak aktif. Kadang berada dalam barisan rombongan, kadang juga terpisah sambil membagikan stiker bertuliskan “Stop Perdagangan Lutung Jawa”.

Setiap menjumpai anak kecil boneka lutung jawa ini mencoba untuk berinteraksi dengan mengajak berjabat tangan, kemudian mengajak “tos”. Meski beberapa anak terlihat ketakutan dan berlari. Namun, tidak sedikit pula yang merasa nyaman ketika didekati. Beberapa justru malah mengajak untuk berfoto.

 

Kampanye Edukasi

Qurrotia’in (41) salah satu pengunjung mengaku cukup senang dengan adanya kampanye yang didominasi oleh anak-anak muda ini. Karena baginya, ini sangat penting sebagai sarana edukasi bagi masyarakat secara umum, utamanya siswa-siswinya yang hadir di CFD. Dia sangat apresiasi. Apalagi sekarang ini banyak hewan di Indonesia keberadaanya sudah semakin langka.

Untuk itu, dia berharap acara seperti ini bisa terus dilakukan agar masyarakat bisa semakin aware. “Paling tidak murid saya akhirnya bisa tahu hewan ini lho ada. Karena saat ngajar, murid saya pernah bertanya lutung jawa ini seperti apa ya, bu?,” Cerita perempuan yang profesinya guru ini. Kebetulan di CFD ada kegiatan kampanye lutung jawa, jadi bisa membantu rasa penasaran dan rasa ingin tahu muridnya.

baca juga : Lutung Jawa Terus Terancam Perburuan dan Perdagangan

 

Seorang relawan membawa poster bertuliskan “SAVE LUTUNG JAWA” berada diantara para pengunjung yang melintas di Car Free Day Kota Malang. Foto: Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia

 

Pengunjung lain, Zainal Arifin (64), cukup kagum dengan gerakan sosial yang dilakukan oleh puluhan anak-anak muda ini. Diantara kebanyakan pengunjung lainnya Zainal menilai saat ini tidak banyak anak muda yang mau meluangkan waktunya untuk kebaikan.

Sedangkan para relawan ini masih mau terlibat memperhatikan hal-hal kecil seperti satwa yang tentunya merupakan salah satu aset bagi negara. Sepanjang dia melewati jalan Ijen yang menjadi pusat perhatian dia yaitu aksi kampanye ini. “Saya awalnya sedikit kurang tau nama lutung jawa. Tahunya ya budeng, kera itu aja. Begitu ada kampanye ini akhirnya bisa terbuka” ungkap dia.

Senada dengan Qurrotia’in, pria ini juga berharap kampanye seperti ini terus dilakukan agar selalu mendapatkan perhatian bagi banyak kalangan, baik itu pemerintah, akademisi maupun masyarakat pada umumnya.

Zainal juga berpesan kepada para relawan agar tidak putus asa, walau yang terlibat hanya sedikit sekali pun. “Tugas seperti ini memang berat, tiada pamrih. Tidak semua orang peka melihat sesuatu yang tidak benar. Dibutuhkan kesadaran dan hati yang terketuk melihat kepunahan,” imbuhnya.

perlu dibaca : Kisah Si Ojan, Lutung Jawa Yang Sebatangkara

 

Pengunjung berfoto dengan boneka lutung jawa di Car Free Day Kota Malang. Foto: Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia

 

Terancam Punah

Primata, khususnya seperti lutung jawa masih marak diperdagangkan baik secara online maupun langsung. Koordinator aksi, Erik Yanuar menjelaskan kampanye ini dilakukan untuk mengajak masyarakat agar lebih peduli dengan keberadaan satwa endemik, seperti lutung jawa. Sebelum mereka memang benar-benar punah.

Harapanya dari aksi ini masyarakat jadi lebih tahu tentang status satwa berekor panjang ini. Dengan demikian, masyarakat diharapkan bisa melaporkan ke pihak terkait ketika mengetahui ada perdagangan satwa. Lanjut Erik, saat berkampanye masyarakat juga sangat antusias. Bahkan sebagian dari mereka ada yang bertanya mengapa lutung jawa harus dilindungi. Dia menjelaskan banyak faktor yang mengancam keberadaan spesies ini.

Pertama karena perburuan yang semakin marak. Selain itu, perdagangan masih terus terjadi. Ditambah juga dengan kondisi deforestasi hutan semakin meluas. Artinya habitat satwa yang bernama Javan Langur ini semakin terganggu karena ulah manusia.

menarik dibaca : Mengembalikan Malang Selatan Sebagai Habitatnya Lutung Jawa

 

Seorang aktivis Profauna dengan kostum boneka lutung jawa berfoto dengan seorang anak saat kampanye penyelamatan lutung jawa di Car Free Day (CFD) di jalan ijen, Kota Malang, Jawa Timur, Minggu pagi (15/12). Foto: Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia

 

Untuk itu, perlu dukungan masyarakat, tidak bisa jika hanya satu atau dua orang saja yang melakukan aksi. Jadi perlu dilakukan bersama-sama. Selain kampanye turun jalan, aksi lain yang dilakukan oleh Profauna yaitu melakukan edukasi ke sekolah-sekolah, baik itu ditingkat Sekolah Dasar (SD) maupun perguruan tinggi. Selain di dunia pendidikan, edukasi juga dilakukan ke masyarakat melalui komunitas maupun organisasi, seperti ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan juga organisasi kepemudaan seperti Karang Taruna. “Di Malang selatan, kita juga pernah masuk ke gereja berdiskusi tentang lutung jawa, atau secara umum juga berdiskusi tentang pelestarian hutannya,” kata Erik.

Alfianti Shinta, salah satu relawan aksi mengaku sangat berkesan mengikuti kampanye penyelamatan lutung jawa ini, apalagi ini baru pertama kali dia ikut. Mahasiswi Biologi Universitas Brawijaya (UB) Malang ini merasa senang karena bisa ikut terlibat memberikan informasi ke masyarakat tentang pentingnya satwa, salah satunya seperti lutung jawa. Selain itu badanya juga lebih seger karena baginya kampanye ini sama dengan berolahraga, mengikuti long mars dengan membawa poster dan spanduk.

Sementara itu, Iwan Kurniawan, Project Manager Javan Langur Center (JLC) menjelaskan populasi lutung jawa pada habitat aslinya saat ini menurun sebesar 30%. Penurunan populasi itu berlangsung dalam kurun waktu 36 tahun terakhir, atau selama tiga generasi. Padahal, lanjut dia spesies ini sejak tahun 1999 sudah dimasukkan sebagai satwa yang dilindungi. Lutung jawa masuk kategori konvensi perdagangan Internasional tumbuhan dan satwa liar (CITES) dalam appendix II kategori Vulnerable (rentan).

 

Eko Kalbu (30), salah satu aktivis Profauna mencopot kostum boneka lutung jawa usai melakukan kampanye di Car Free Day Kota Malang. Foto: Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia

 

Exit mobile version